Sugeng Rawuh Teng Blog Kula "Dinazad"

Sabtu, 16 Mei 2015

Wanita Perkasaku


 
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan demi aku anakmu
Ibuku sayang, masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas Ibu...ibu...

Ingin kudekap dan menangis di pangkuanmu
Sampai ku tertidur bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa ku membalas, Ibu...ibu...
(by : Iwan Fals “Ibu”)

22 Desember adalah hari Mama. Hari di mana setiap orang memberikan sesuatu yang lebih spesial dari hari-hari biasanya. Dari hal yang mungkin paling kecil sampai dengan hal yang besar, misalkan dari hanya mengucapkan selamat hari Mama kepada Mama masing-masing, memberikan kado, memberi bunga, memberi perhatian yang lebih, mengambil alih semua tugas Mama pada hari itu sampai dengan hal yang lebih spesial lainnya.
Sejak aku tak bekerja dan hanya fokus pada kuliahku saja, dan Mama sudah semakin renta di usia yang lewat setengah abad, aku berjanji kepada diri sendiri untuk menggantikan Mama melaksanakan tugas-tugas kerumahtanggaan.
Namun, ternyata aku kalah kepada janji saya dan kalah dari semangat Mama. Saya tidak dapat memenuhi janji saya untuk menggantikan Mama menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga. Di sisi lain, aku menyaksikan diri Mama masih perkasa, bahkan lebih perkasa dibandingkan dengan yang dulu. Keluhan-keluhan sakit yang beliau rasakan tidak beliau tampakkan di hadapanku dan tetap beraktivias seperti biasanya.
Bulan ramadhan tahun lalu tepatnya tahun 2014, aku berjanji kepada diriku sendiri untuk menggantikan Mama menyediakan makan sahur untuk seluruh keluarga. Akan tetapi, ternyata aku selalu bangun saat makanan telah terhidang di meja pukul tiga dini hari. Mama telah lebih dahulu bangun saat aku masih terlelap dan berselimut. Mama langsung menyiapkan sahur bagi kami semua. Mama selalu menunggu agar semua keluarga makan terlebih dahulu, baru setelah semua selesai baru Mama bergegas untuk makan sahur. Di saat menunggu setiap anggota keluarga makan, Mama menyMamakkan diri dengan menyiapkan bahan dagangan yang akan beliau bawa ke pasar. Selepas sahur, biasanya Mama langsung membenahi peralatan bekas memasak dan makan, lalu mencucinya sekaligus dan di sinilah kesempatan ku untuk dapat sedikit membantu Mama. Setelah itu Mama, mengambil wudhu dan bergegas ke mushola untuk sholat subuh berjama’ah. Aku pun mengikuti Mama meski dengan rasa kantuk yang kadang masih menggelayuti. Setelah sholat subuh, aku biasanya kuliah subuh di Mushola Al-Khaeriyah. Terkadang jika terlalu mengantuk aku tidur kembali. Akan tetapi, Mama kembali menyingsingkan lengan baju, bersiap pergi ke pasar untuk berdagang tahu. Saat saya kembali, hanya tersisa pekerjaan membenahi dan membersihkan rumah serta halaman rumah, mencuci piring dan pakaian.
Mama, engkau wanita perkasaku!
Ketika pukul 09.00, Mama baru pulang dari pasar.  Setelah pulang dari pasar Mama hanya berhenti  dalam sedikit jeda, untuk membersihkan diri, sholat dhuha dan istirahat sejenak. Kemudian Mama kembali sMamak untuk mempersiapkan tahu yang akan digoreng untuk dijual esok harinya. Kemudian, setelah sore Mama mempersiapkan makanan untuk berbuka. Setelah selesai beliau berkutat lagi dengan baran dagangannya (menata dan memasukkan tahu-tahu yang telah digoreng ke dalam rak tahu agar tidak di makan tikus atau hewan lainnya), sampai maghrib menjelang.
Sedangkan aku?
Aktivitas rutin ku di pagi hari adalah membenahi rumah, menyapu halaman, mencuci piring, perkakas memasak dan mencuci pakaian. Aku memasak jika Mama tidak sempat melakukannya.
Selesai dengan pekerjaan rumah, saya mengisi waktu dengan berbagai kegiatan. Kadang aku juga ingin turun membatu Mama mengerjakan pekerjaannya. Namun aku tetap tak bisa seperti Mama.
Mama, engkau memang wanita perkasaku!
Sehabis berbuka, Mama langsung membenahi peralatan makan dengan atau tanpa bantuanku. Setelah semua beres, Mama kemudian berangkat ke mushola untuk sholat maghrib yang dilanjut dengan sholat isya dan tarawih.
Sepulang dari tarawih, barulah Mama beristirahat, terkadang juga mengisi waktu luang untuk membaca al-Qur’an. Jika Mama masih memiliki tenaga berlebih, kami sekeluarga bercengkrama, ngobrol tentang banyak hal atau bahkan berdiskusi kecil. Mama baru beristirahat saat malam mulai beranjak.
Mama, engkau sungguh wanita perkasaku!
Mama, masih banyak lagi hal lain yang dikerjakannya. Aktivitas-aktivitas tersebut masih ditambah lagi jika ada tetangga kita yang sedang hajatan ataupun terkena musibah. Mama pasti dengan ringan tangan ikut membantu. Mama rajin menghadiri acara yasinan, istighosah, takziah ataupun rewang.
Tahukah, apa yang aku pikirkan saat ini? Aku berharap, Mama layak mendapatkan semua kebaikan yang nilainya tak terhingga dari Allah. Aku berdoa semoga Allah menerima setiap sholat, senandung tasbih, takbir dan tahlil ibu yang menggema diantara pagi, siang, sore dan malam. Aku berharap Allah memberikan harga berlipat atas semua pengorbananmu. Aku meminta Allah mencatat dan menggandakan balasan untuk langkah-langkah ibu menuju mushola setiap waktunya meski dalam lelah dan letih.
Saya sungguh memohon, Allah memasukkan ibu dalam barisan orang-orang yang mendapatkan surga. Amiin.... Ibu, hanya doa ini yang dapat aku persembahkan untuk ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar