Sugeng Rawuh Teng Blog Kula "Dinazad"

Minggu, 10 Mei 2015

MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN EFISIENSI PENDIDIKAN

MAKALAH
MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN
EFISIENSI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu  : Hasan Hafied, M.SI.


Description: 3--STIT black-RALAT


Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan Semester 3 di STIT Pemalang
Tahun Akademik 2013/2014


Oleh : 
Dinazad       3120040


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PEMALANG
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Layaknya berbagai organisasi atau instansi lain, pendidikan juga memerlukan adanya manajemen untuk bisa mencapai tujuannya dan meningkatkan efektivitas dan efisiensinya.
Pada dasarnya, manajemen pendidikan bertujuan untuk menentukan, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi program kegiatan pendidikan.
Setiap organisasi tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan berbagai aktivitas dan sistem, yang salah satunya adalah manajemen. Dalam organisasi bisnis, dikenal manajemen pengiriman, manajemen perencanaan, manajemen operasi, manajemen pembelian, dan sebagainya. Sedangkan dalam manajemen pendidikan hanya digunakan satu jenis manajemen yang bertingkat, yaitu manajemen tertinggi dan terdepan.
Berhasil atau tidaknya suatu manajemen pendidikan juga berpengaruh terhadap efisiensi pendidikan yang ada pada suatu organisasi pendidikan. Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.         


B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka dalam makalah ini kami mencoba untuk membahas tentang konsep manajemen pendidikan dan konsep efisiensi pendidikan yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang telah direncanakan

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan.
  2. Untuk mengetahui tentang konsep manajemen pendidikan dalam suatu organisasi lembaga pendidikan.
  3. Untuk mengetahui tentang kosep efisiensi pendidikan dalam menciptakan SDM atau lulusan-lulusan yang berkualitas.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Manajemen Pendidikan
Jika ditinjau dari segi bahasa, manajemen berasal dari kata, “to manage” yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola.[1] Sedangkan secara terminologi, beberapa ahli mendefinisikan manajemen dengan pengertian yang berbeda-beda, diantaranya :
1.      Prof. Dr. A. Sanusi, SH.,MPA
Mengartikan manajemen sebagai suatu sistem perilaku manusia yang koperatif, yang dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus-menerus dan merupakan tindakan yang rasional. [2]
2.      Stoner dan Freeman
Mengemukakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.[3]
3.       Mary Parker Follet
Mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.[4]
Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat diartikan bahwa manajemen sebagai seni, ilmu, proses dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, sekaligus sebagai pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Mendefinisikan manajemen sebagai sebuah seni, mengandung arti bahwa hal itu adalah suatu kemampuan, keahlian, kemahiran, serta keterampilan pribadi dalam aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan manajemen yang diartikan sebagai suatu ilmu, merupakan akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasi dan diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum.[5]
Sedangkan manajemen yang diartikan sebagai suatu proses, adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan.
Definisi pendidikan, dalam bukunya Ngalim Purwanto mendefinisikan pendidikan sebagai segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.[6]
Menurut Driyarkara mengatakan bahwa pendidikan adalah memanusiakan manusia muda. Dalam Dictionary of Education dinyatakan bahwa pendidikan adalah (a) proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup, (b) proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.[7]
Dari berbagai definisi di atas maka dapat dijelaskan bahwa manajemen pendidikan adalah proses perecanaan, pengorganisasian, pengetahuan, dan pengendalian usaha-usaha personal pendidikan dalam mendayagunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan.

B.     Konsep Manajemen Pendidikan
a.       Manajemen pendidikan sebagai suatu proses atau sistem pengelolaan. Kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan bertujuan untuk keterlaksanaan proses belajar mengajar yang baik, yang mencakup :
1)      Program kurikulum yang meliputi administras kurikulum, metode peyampaian, sistem evaluasi, sistem bimbingan;
2)      Program keuangan
3)      Program pengadaan dan pemeliharaan fasilitas dan alat-alat pendidikan;
4)      Program pembiayaan;
5)      Program hubungan dengan masyarakat (Humas)[8]
b.      Manajemen pendidikan sebagai suatu proses atau sistem organisasi dan peningkatan kemanusiaan (human engineering) dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan. Suatu proses belajar mengajar yang relevan, efektif, dan efisien dapat terjadi bila dilengkapi dengan sarana yang terbentuk satu wadah organisasi dan ditunjang oleh :
1)      Kelompok pimpinan dan pelaksanaan
2)      Fasilitas dan alat pendidikan
3)      Program pendidikan dengan sistem pengelolaan yang mantap.[9]
c.       Pendekatan sistem dalam manajemen pendidikan sebagai akibat dari dianutnya pendekatan sistem dalam pendidikan. Sistem pendidikan adalah suatu kesatuan dari berbagai unsure yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan bergantung di dalam mengemban tugas untuk mencapai tujuan pada sistem tersebut.

C.    Tujuan Manajemen Pendidikan
Tujuan manajemen pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      Secara umum, bertujuan untuk menyusun suatu sistem pengelolaan yang meliputi :
a.       Administrasi dan organisasi kurikulum;
b.      Pengelolaan dan ketenagaan;
c.       Pengelolaan sarana dan prasarana;
d.      Pengelolaan pembiayaan;
e.       Pengelolaan media pendidikan;
f.       Pengelolaan hubungan dengan masyarakat.
2.      Secara khusus, bertujuan terciptanya sistem pengelolaan yang relevan, efektif, dan efisien.
3.      Lancarnya pengelolaan program pendidikan.
4.      Keterlaksanaan proses pembelajaran berdasarkan pendekatan cara belajar siswa aktif.[10]
D.    Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan
Sebagaimana fungsi manajemen pada umumnya, manajemen pendidikan juga memiliki fungsi yang sama, yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
1.      Perecanaan[11]
Fungsi perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu kelompok demi tercapainya tujuan yang telah digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan, termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi merumuskan bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu proses untuk menetapkan tujuan, menyedikan fasilitas dan lingkungan tertentu, dan mengidentifikasikan prasyarat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekaligus menetapkan cara yang efektif dan efisien dalam usaha membentuk manusia agar memiliki kompetensi individual dan sosial secara maksimal.
Di dalam perencanaan pendidikan, terdapat beberapa model, antara lain :
a.       Model Perencanaan Komprehensif
Digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, dan berfungsi sebagai patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik  kea rah tujuan-tujuan yang lebih luas.
b.      Model Target Setting
Diperlukan untuk melaksanakan proyeksi atau memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu, analisis demografis, memproyeksikan jumlah siswa terdaftar, dan kebutuhan tenaga kerja.
c.       Model Costing (Pembiayaan) dan Keefektifan Biaya
Digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam criteria efisien dan efektivitas ekonomi.
d.      Model PPBS (Planning, Programming dan Budgeting System)
Dalam bahasa Indonesia, model ini diartikan sebagai sistem perencanaan, penyusunan program, dan penganggaran (SP4). [12]
Untuk menerapkan metode ini harus memperhatikan masalah-masalah pokok pendidikan yaitu :
1)      Cara menentukan prioritas tujuan dan fungsi sistem pendidikan, serta sub sistemnya;
2)      Memilih cara yang terbaik dalam mencapai tujuan dan fungsi tersebut;
3)      Mencari perbandingan sumber daya yang dimiliki masyarakat yang bisa dialokasikan untuk pendidikan daripada untuk keperluan yang lain;
4)      Sistem pembiayaan pendidikan dilakukan dan didistribusikan ke masyarakat, dan siapa saja yang membiayai pendidikan; dan
5)      Cara mengalokasikan seluruh sumber daya pendidikan untuk masing-masing jenis dan komponen pendidikan.[13]
2.      Pengorganisasian[14]
Pengorganisasian adalah porses pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai  dengan kemampuannya, mengalokasikan sumber daya, dan mengkoordinasikannya demi efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
Dalam pengorganisasian terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
b.      Membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok
c.       Menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional dan efisien. Hal ini lazim disebut departementalisasi
d.      Menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis
e.       Melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan, serta meningkatkan efektivitas.

3.      Pengarahan (Directing)[15]
Ditujukan untuk membimbing bawahan agar menjadi pegawai (staf) yang mempunyai pengetahuan dan keahlian memadai, serta bisa bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi
Pada dasarnya, pengarahan berkaitan dengan beberapa  hal sebagai berikut:
a.       Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau berperilaku tertentu.
b.      Komunikasi
Komunikasi ialah proses penyampaian pesan dari seseorang atau kelompok kepada orang lain.
c.       Dinamika Kelompok
Dalam sebuah organisasi terdapat kelompok formal dan informal. Kelompok formal dibentuk untuk mengerjakan tugas-tugas yang diperlukan. Sedangkan kelompok informal terbentuk karena adanya kepentingan karyawan (interest group) dan persahabatan (friendship group).
d.      Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan hubungan antarmanusia. Dalam dunia pendidikan, kepemimpinan diemban oleh kepala sekolah
4.      Pengawasan[16]
Diperlukan untuk melihat dan mengevaluasi sejauh mana hasil yang telah tercapai. Secara umum, proses pengawasan atau pengendalian ini terdiri dari tiga tahap, sebagai berikut :
a.       Menetapkan standar-standar pelaksanaan pekerjaan
b.      Pengukuran hasil atau pelaksanaan pekerjaan
c.       Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standard rencana.
Hal-hal yang harus diperhatikan agar pengawasan pendidikan dapat berfungsi dengan efektif :
a.       Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang digunakan dalam sistem pendidikan.
b.      Standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan.
c.       Pengawasan disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan lembaga pendidikan
d.      Kuantitas pengawasan harus dibatasi.
e.       Sistem pengawasan harus dikemudikan dan dikontrol.
f.       Pengawasan hendaknya mengacu kepada tindakan perbaikan
g.      Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah.

E.     Konsep Efisiensi Pendidikan
         Kata efisiensi dapat bermakna penghematan, yaitu penghematan tenaga, hemat waktu dan hemat gerakan. Menurut Windham, dalam Ace Suryadi bahwa efisiensi adalah sebagai suatu keadaan yang menunjukkan bahwa tingkat keluaran secara optimal dapat dihasilkan dengan menggunakan komposisi masukan yang minimal atau memelihara suatu tingkat keluaran tertentu dengan tingkat masukan yang tidak berubah atau yang lebih rendah.[17]
Sedangkan menurut Nanang Fattah efisiensi adalah menggambarkan hubungan antara input dan output. Suatu sistem yang efisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber masukan. Efisensi juga dapat diberi makna sebagai proses kegiatan yang mampu melahirkan suasana : kondusif, menyenangkan, merangsang kreativitas, mendorong prestasi dan iklim yang sehat.[18]
Efisensi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Efisensi teknis menunjuk pada pencapaian tingkat atau kuantitas tertentu atau keluaran fisik sebagai produk dari kombinasi semua jenis dan tingkat masukan yang berbeda. Sedangkan efisiensi ekonomis menunjuk pada penempatan ukuran-ukuran kegunaan atau harga pada masukan yang digunakan dan keluaran yang dicapai.[19]
Menurut Nanang Fattah efisiensi pendidikan memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi.[20]
            Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
            Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relatif lebih randah jika kita bandingkan dengan negara lain yang tidak mengambil sistem free cost education. Namun mengapa kita menganggap pendidikan di Indonesia cukup mahal?
Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih, namun kita juga berbicara tentang properti pendukung seperti buku, dan berbicara tentang biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih. Di sekolah dasar negeri, memang benar jika sudah diberlakukan pembebasan biaya pengajaran, namun peserta didik tidak hanya itu saja, kebutuhan lainnya adalah buku teks pengajaran, alat tulis, seragam dan lain sebagainya.
Suatu program pendidikan yang efisien ialah yang mampu menciptakan keseimbangan antara sumber-sumber yang di butuhkan dan yang ada atau tersedia guna mengurangi hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, mutu pendidikan dapat dipahami sebagai kemampuan dari suatu sistem pendidikan untuk mengalokasikan sumber-sumber pendidikan secara adil sehingga setiap peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk mendayagunakan sumber-sumber pendidikan tersebut dan mencapai hasil yang optimal.
F.     Efisiensi Internal
            Dalam sistem pendidikan apabila memiliki efisiensi internal akan menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum.[21] Dengan input tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur efisiensi internal adalah sebagai berikut :
1.      Rata-rata lama belajar, seorang lulusan menggunakan waktu belajar dapat dilakukan dengan metode mencari statistik kohort (kelompok belajar). Hal tersebut dapat dihitung dengan cara jumlah waktu yang dihabiskan lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut.
2.      Input-Output Ratio, adalah perbandingan antara murid yang lulus dengan murid yang masuk dengan memperhatikan waktu yang seharusnya ditentukan untuk lulus, artinya dibandingkan antara tingkat masukan dengan tingkat keluaran.
            Berdasarkan hal-hal diatas, maka masukan pendidikan, proses pendidikan, hasil pendidikan dan lingkungan harus terus dikelola dan terbina secara optimal dengan memperoleh tingkat efisien yang tinggi. Konsep efisiensi Internal dikaitkan dengan perbandingan antara biaya input pendidikan dan efektivitasnya dalam mendukung hasil-hasil belajar. Aspek efisisensi internal dari suatu sekolah bukan hanya bergantung pada karakteristik administratif, melainkan pemberian rangsangan yang dapat memotivasi perilaku siswa, guru dan kepala sekolah.

G.    Efisensi Eksternal
            Efisiensi eksternal sering dihubungkan dengan metode cost benefit analysis, yaitu rasio antara keuntungan finasial sebagai hasil pendidikan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan.[22] Analisis efisiensi ekternal berguna untuk menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya pendidikan, juga merupakan pengakuan sosial terhadap lulusan atau hasil pendidikan.
            Secara konseptual efisiensi eksternal dikaitkan dengan analisis keuntungan atas investasi pendidikan dari pembentukan kemampuan, sikap, keterampilan. Dalam memeprhitungkan investasi tersebut ada dua hal yang penting, yaitu menghasilkan kemampuan yang memiliki nilai ekonomi dan nilai guna dari kemampuan.

H.    Analisis Keefektifan Biaya
            Teknik analisis ekonomi digunakan untuk menganalisis hubungan antara masukan dan luaran dalam pendidikan. Diantaranya adalah analisis kefektifan biaya yang dimaksudkan untuk membandingkan efisiensi beberapa alternatif usaha pendidikan untuk mencapai tujuan yang sama. Beberapa contoh mengenai analisis keefektifan biaya adalah sebagai berikut :
1.      Penelitian untuk mengetahui apakah lebih efektif secara pembiayaan jika sebuah balai penataran atau pelatihan merekrut dan mengangkat sendiri widyaiswara dibandingkan dengan menggunakan strategi outsourcing atau menggunakan tenaga ahli dari luar dengan pola kontrak dan sejenisnya.
2.      Penelitian untuk mengetahui apakah secara pembiayaan dan hasil yang dicapai, penggunaan metode mengajar untuk mata pelajaran tertentu dengan media pembelajaran yang tertentu pula lebih efektif dibandingkan dengan cara lain.
3.      Penelitian untuk mengetahui apakah secara ekonomis lebih efektif jika sekolah kejuruan memiliki bengkel yang lengkap untuk keperluan praktik anak didik sekaligus sebagai fungsi usaha dibandingkan dengan menggunakan pendekatan pendidikan sistem ganda.
            Penelitian yang disebutkan diatas dilakukan untuk membuktikan pilihan macam apa yang dapat melahirkan suatu lulusan secara efektif dengan pembiayaan dan pengorbanan sumber-sumber terendah. Luarannya dapat berupa skor ujian akhir, kemampuan mendemonstrasikan keterampilan dan waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
Menurut Nanang Fattah efisiensi biaya pendidikan hanya akan ditentukan oleh ketepatan didalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan yang dapat memacu pencapaian prestasi belajar siswa. Dengan demikian untuk mengetahui efisiensi biaya pendidikan bisaanya digunakan metode analisis keefektifan biaya yang memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap efektivitas pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar.[23]
            Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
            Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.
BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan
Konsep dasar manajemen yang merupakan ilmu sebagai suatu bidang pengetahuan yang mengatur suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang dilandasi dengan keahlian khusus. Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisaisan, pengerakkan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif.
Konsep dasar manajemen terdiri dari : manajemen sebagai ilmu; manajemen sebagai kiat / seni (art); dan manajemen sebagai profesi.
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaiman dapat meraih stendar hasil yang telah disepakati.
          Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
         
B.     Saran.
Manajemen pendidikan adalah ilmu yang diterapkan ke semua aspek sebagai tatanan didalam kehidpuan ini perlu diterapkan bukan hanya pada organisasi saja, melainkan individu juga harus mempunyai manajemen agar kehidupanya terarah dan teratur serta mencapai tujuan yang diinginkan dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA


Fattah, Nanang. 2009. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Fattah, Nanang. 2011. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Siswanto, Bedjo. 1990. Manajemen Modern. Bandung : Sinar Baru.
Suryadi, Ace. 1999. Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan. Jakarta : Balai Pustaka.
Ula, S. Shoimatul. 2013. Buku Pintar Teori-teori Manajemen Pendidian Efektif. Jogjakarta : Berlian.



[1] S. Shoimatul Ula, Buku Pintar Teori-teori Manajemen Pendidian Efektif, (Jogjakarta : Berlian, 2013), hlm. 7
[2] Bedjo Siswanto, Manajemen Modern, (Bandung : Sinar Baru, 1990), hlm. 3
[3] S. Shoimatul Ula, Op. Cit, hlm 9
[4] Ibid., hlm 10
[5] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 3
[6] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm 10.
[7] Nanang Fattah, Op. Cit., hlm. 4.
[8] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 78-79.
[9] Ibid, hlm. 79
[10] Ibid., hlm. 81.
[11] S. Shoimatul Ula, Op. Cit. hlm. 14
[12] Nanang Fattah, Op. Cit. hlm. 50-51.
[13] Ibid, hlm. 9.
[14] S. Shoimatul Ula, Op. Cit. hlm. 18.
[15] Ibid, hlm. 20.
[16] Ibid, hlm. 23.
[17] Ace Suryadi, Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan. (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), h1m. 10.
[18] Nanang Fattah, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 35.
[19] Ace Suryadi, Op. Cit. hlm. 111
[20] Nanang Fattah, Op.Cit. hlm. 35.
[21] Ibid.
[22] Ibid., hlm. 85.
[23]  Ibid. hlm. 35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar