PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu : Sugarno, M.SI.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Media Pembelajaran di STIT
Pemalang
Tahun Akademik 2014/2015
Disusun Oleh :
1. Siti Thohiroh 3120025
2. Dinazad 3120040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
TAHUN 2014/2015
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
A.
PENDAHULUAN
Media
merupakan komponen yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, dalam hal
ini media digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (komunikator/pendidik/media)
kepada penerima (komunikan/peserta didik) guna merangsang pikiran, perasaan,
perhatian ataupun kemauan peserta didik sehingga nantinya akan mendorong
terjadinya proses belajar. Media mengandung dan membawa pesan atau
informasi kepada penerimanya, pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa
berupa pesan sederhana dan bisa pula berupa media kompleks tetapi yang
terpenting adalah media dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan
kemampuan peserta didik sehingga peserta didik dapat aktif berpartisipasi dalam
proses pembelajaran.
Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan
hasil pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti
kebenarannya, yaitu bahwa pebelajar harus sebanyak-banyaknya harus berinteraksi
dengan sumber belajar. Tanpa
sumber belajar yang memadai sulit diharapkan dapat diwujudkan proses
pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal.
Dengan demikian penggunaan media sebagai sumber belajar dalam kegiatan
pembelajaran mempunyai arti yang sangat penting. Selain melengkapi, memelihara
dan memperkaya proses pembelajaran media berkedudukan untuk meningkatkan
kegiatan akademik pebelajar.
Dengan dimanfaatkannya media secara maksimal, pemahaman
tidak akan terbatas pada apa yang diperolehnya melalui kegiatan tatap muka
tetapi akan mampu menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan terutama yang sesuai
dengan bidang keahliannya.
Dalam makalah ini pemakalah akan mencoba memaparkan sedikit
tentang penggunaan media pembelajaran yang tentunya sangat bermanfaat bagi
proses kegiatan pembelajaran baik bagi pendidik maupun bagi peserta didik.
B.
PEMBAHASAN
Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. AECT
(1979) mengartikan media sebagai salah satu bentuk dan saluran untuk proses
transmisi informasi / pesan. Secara sederhana apa yang dimaksud dengan media
dapat dikelompokkan dalam dua pengertian. Pengertian pertama dikatakan bahwa
media adalah segala yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau memperjelas
pesan pembelajaran dan pengertian yang kedua adalah media yang dirancang
secara khusus untuk mencapai tujuan atau kompetensi pembelajaran tertentu.
Seorang pendidik
harus pandai memilih media yang nantinya akan digunakan untuk membantunya dalam
menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan
membuat hambatan atau gangguan yang terjadi dapat dihindari. Terdapat
banyak sekali hambatan atau gangguan yang terjadi dalam proses pembelajaran
seperti verbalisme, kekacauan penafsiran atau salah tafsir, pusat perhatian
yang kurang (bisa terjadi karena ada gangguan kesehatan atau penyampaian bahan
pelajaran yang membosankan), tidak ada tanggapan, keadaan fisik yang mengganggu
(bisa terjadi karena kurangnya ventilasi, pengaturan tempat duduk yang kurang
tepat atupun penggunaan media yang kurang tepat.[1]
1.
Landasan Penggunaan Media
Pembelajaran
Ada
beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan alat pembelajaran, antara lain:
landasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiri.
a.
Landasan Filosofis
Digunakannya berbagai jenis alat hasil tekonologi baru di
dalam kelas, dapat mengakibatkan proses pembelajaran yang kurang manusiawi
(karena anak dianggap seperti robot yang dapat belajar sendiri dengan mesin)
atau dehumanisasi. Tapi dengan adanya berbagai alat pembelajaran itu justru peserta
didik dapat mempunyai banyak pilihan yang lebih sesuai dengan karakteristik
pribadinya. Atau dengan kata lain peserta didik dihargai dengan harkat
kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat
sesuai dengan kemampuannya, jadi penerapan teknologi tidak berarti
dehumanisasi.
Sebenarnya perbedaan pendapat itu tidak perlu
muncul, yang penting bagaimana pandangan pendidik
terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran. Jika pendidik mengenggap peserta didik sebagai
manusia yang mempunyai karakter dan kemampuan yang berbeda, maka baik
menggunakan alat hasil teknologi atau tidak, proses pembelajran tetap dilakukan
dengan pendekatan humanisme.[2]
b.
Landasan Psikologis
Dari hasil kajian psikologis tentang proses
belajar yang terkait dengan penggunaan alat pembelajaran, dapat dikemukakan
antara lain hal-hal berikut:
1) Belajar adalah
proses kompleks dan unik
Belajar adalah proses kompleks dan unik maka dalam mengelola proses pembelajaran harus diusahakan dapat memberikan fasilitas belajar (juga media
dan metode pembelajaran) harus sesuai dengan perbedaan individual peserta didik.
2)
Persepsi
Persepsi adalah mengenal sesuatu melalui alat
indera. Orang akan memperoleh pengertian dan pemahaman tentang dunia luar
dengan jelas jika ia mengalami proses persepsi yang jelas juga. Hal-hal yang
mempengaruhi kejelasan persepsi antara lain ialah: keadaan alat indera (mata,
telinga, dsb), perhatian, minat, dan pengalaman, serta kejelasan objek yang
diamati.
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak lebih mudah
mempelajari hal yang konkret daripada hal-hal yang sifatnya abstrak. Sehingga
dalam penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan peserta didik.[3]
c.
Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran adalah proses yang kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis
masalah, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi dan mengelola
pemecahan maslah-maslah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai
tujuan dan terkontrol.[4]
d.
Landasan Empiris
Dalam landasan ini menekankan pada pemilihan dan
penggunaan alat belajar itu berdasarkan karakteristik orang yang belajar dan
alatnya. Hal ini didasarkan atas pengalaman yang dimana kita mengenal para
peserta didik itu bermacam-macam. Ada yang gaya belajarnya visual dan auditif
bahkan ada juga audio visual. Dari gaya belajar itulah kita dapat memahami
dalam pemilihan alat belajar.[5]
2. Alasan
Penggunaan Media Pembelajaran
Ada 2
alasan penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar, yaitu :
a. Alasan
yang pertama yaitu berkenaan dengan manfaat
media pengajaran itu sendiri, antara lain:
1) Pengajaran
lebih menarik perhatian peserta didik, sehingga menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan
pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan pembelajaran
dengan baik.
3) Metode
pengajaran akan bervariasi.
4) Peserta
didik dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
b. Alasan
kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir peserta didik. Dimulai dari taraf
berfikir konkret menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir
yang kompleks. Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Itulah beberapa
alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi keberhasilan dalam proses
belajar mengajar.
Menurut
Arif Sadiman terdapat beberapa alasan orang memilih media pembelajaran, yaitu :[6]
a. Demonstration
Media
dapat digunakan untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan,
cara mengoperasikan dll. Media berfungsi sebagai alat peraga pembelajaran.
b.
Familiarity
Karena
sudah terbiasa menggunkaan media tersebut dan merasa sudah menguasai.
c. Clarity
Ingin
memberikan gambaran/penjelasan yang lebih konkret.
d. Active Learning
Pendidik
dapat membuat peserta didik berperan aktif baik secara fisik, mental,
emosional.
Jadi, seorang pendidik sebagai pengguna harus dapat
memilih media yang tepat dengan kebutuhan pembelajran sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pembelajaran.
3.
Prinsip-Prinsip Penggunaan
Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran antara lain
sebagai berikut:
a.
Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai
bagian yang integral bukan hanya sebagai alat bantu saja.
b.
Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber
belajar yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam proses belajar
mengajar.
c.
Pendidik harus menguasai teknik-teknik dari suatu media
pembelajaran yang digunakan.
d.
Guru harus memperhitungkan untung-ruginya pemanfaatan
suatu media pembelajaran.
e.
Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara
sistematis.
f.
Guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan
memperlancar proses pembelajaran dan dapat merangsang peserta didik dalam
belajar.[7]
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam
memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a.
Harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
b.
Dapat dilihat dan didengar
c.
Dapat merespon peserta didik belajar
d.
Harus sesuai dengan kondisi individu peserta didik
e.
Sebagai perantara dalam proses pembelajaran peserta
didik.[8]
4. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media atau alat-alat modern di dalam pembelajaran bukan bermaksud mengganti
cara mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan membantu para pendidik dalam menyampaikan materi
atau informasi. Dengan menggunakan media diharapkan terjadi interaksi antara pendidik dengan peserta didik
secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan
tujuan. Sebenarnya tidak ada ketentuan kapan suatu media harus digunakan,
tetapi sangat disarankan bagi para pendidik untuk memilih dan menggunakan media dengan tepat.
Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah
membantu pendidik dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada peserta
didiknya, agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih
menyenangkan kepada peserta didik. Sedangkan secara khusus media pembelajaran
digunakan dengan tujuan:
a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi
sehingga merangsang minat peserta didik untuk belajar.
b. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang
teknologi
c.
Menciptakan situasi
belajar yang tidak mudah dilupakan oleh peserta didik
d.
Untuk mewujudkan situasi
belajar yang efektif
e.
Untuk memberikan motivasi
belajar kepada peserta didik.
Tujuan lain dari penggunaan media pembelajaran dapat pula
diperoleh dari kemampuan yang dimiliki media itu sendiri. Kemampuan tersebut
diantaranya adalah :
a.
Memperbesar benda yang
sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi lebih besar.
b.
Menyajikan benda atau
peristiwa yang jauh kehadapan peserta.
c.
Menyajikan peristiwa yang
kompleks, rumit, berlangsung dengan cepat atau sangat lambat menjadi sistematis
dan sederhana.
d.
Menampung sejumlah besar
peserta untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang sama.
e.
Menyajikan benda atau
peristiwa berbahaya ke hadapan peserta didik.
f.
Meningkatkan daya tarik
pelajaran dan perhatian peserta.
g.
Memberikan pengalaman langsung
kepada peserta didik tentang suatu kejadian atau peristiwa, sehingga menjadi
bagian dari pengalaman belajarnya.
h.
Meningkatkan sistematika pengajaran,
seringkali pendidik mengajar ngelantur kesana kemari tanpa target yang jelas.
Penggunaan
media bukan saja memberi manfaat bagi siswa, tetapi juga bagi guru sebagai
pengajar. Berikut ini adalah berbagai manfaat dari penggunaan media dalam
kegiatan pembelajaran, baik bagi siswa, bagi guru, maupun pihak-pihak lain yang
terlibat dalam kegiatan pengembangan pembelajaran.
Ada
beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan media pembelajaran antara
lain :
a)
Untuk memperlancar interaksi. Dalam hal ini keberadaan media merupakan
medium antara pesan dengan siswa, antara guru dengan siswa. Dengan demikian kehadiran
media akan meningkatkan kualitas interaksi, baik itu interaksi guru dengan
siswa , maupun interaksi siswa dengan siswa atau siswa dengan pesan, yang pada
gilirannya akan membantu siswa belajar secara optimal.
b)
Proses belajar menjadi lebih menarik. Dengan media pembelajaran dapat
membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang siswa untuk bereaksi terhadap
penjelasan guru, memungkinkan mereka menyentuk objek pelajaran, dan membantu
mengkongkritkan sesuatu yang abstrak
c) Pengelolaan pembelajaran lebih efektif
dan efisien. Dengan adanya media pembelajaran, guru dapat terbantu untuk
tidak perlu banyak menulis atau menggambar dipapan tulis. Gambar dan tulisan
yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui fasilitas komputer, atau guru dapat
memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekolah.
d) Meningkatkan kualitas belajar siswa.
Penggunaan media pembelajaran secara benar tidak hanya membuat proses
pembelajaran menjadi lebih efisien tetapi juga dapat membantu siswa menyerap
materi pelajaran lebih dalam dan utuh. Hal ini tentunya akan meningkatkan
kualitas belajar siswa secara menyeluruh.
e) Proses pembelajaran dapat dilakukan
dimana dan kapan saja sesuai dengan kondisi guru dan siswa.
f) Menimbulkan sikap positif siswa terhadap
proses pembelajaran. Penggunaan media yang dirancang sesuai dengan kebutuhan
belajar siswa dapat menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses
pembelajaran. Hal ini terjadi karena media dapat menyajikan pesan dengan
konkrit disertai dengan contoh-contoh yang dapat meyakinkan siswa akan kebenaran
suatu ilmu pengetahuan yang dipelajari.
5. Beberapa Aspek yang Harus
Diperhatikan saat Menggunakan Media Pembelajaran
Untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan media dalam
pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa hal agar bisa digunakan dengan
efektif sesuai dengan fungsinya, diantaranya sebagai berikut :[9]
a.
Gunakan alat dan bahan yang tidak membahayakan peserta
didik.
b.
Hindari penggunaan alat/bahan yang beresiko menimbulkan
kebakaran sehingga dapat membahayakan keselamatan peserta didik.
c.
Gunakan alat dan bahan yang mudah diperoleh di sekitar
sekolah atau tempat tinggal.
d.
Perhitungkan tingkat kerumitan media yang dikembangkan.
e.
Kembangkan media yang merangsang peserta didik berpikir
dan berbuat sehingga lebih berpusat pada peserta didik.
f.
Kembangkan dan gunakan media yang paling sesuai dengan KD
yang ingin dicapai.
6.
Alasan Kekhawatiran dalam
Penggunaan Media Pembelajaran
Beberapa alasan kenapa guru tidak menggunakan media
pembelajaran, yaitu:[10]
a.
Menggunakan media itu repot
b.
Media itu canggih dan mahal
c.
Guru tidak bisa menggunakan teknologi (gaptek)
d.
Media itu hiburan (membuat murid main-main, tidak
serius), sedangkan belajar itu serius
e.
Tidak tersedianya media pembelajaran di sekolah
f.
Kebiasaan mengajar dengan metode ceramah
g.
Kurangnya penghargaan dari atasan.
7.
Pengggunaan Media dalam
Pembelajaran
Penggunaan
media pembelajaran yang akan dibahas ini mengikuti
taksonomi Leshin dan kawan-kawan, antara lain:
a. Media Berbasis
Manusia
Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan
untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi secara tatap muka.
Biasanya media manusia digunakan melalui model bimbingan untuk mengarahkan dan
mempengaruhi proses pembelajaran terhadap hal-hal penting yang terjadi pada
lingkungan belajar.
Terdapat dua teknik efektif yang dirancang dalam media berbasis manusia, yaitu rancangan yang
berpusat pada masalah dan bertanya model
Socrates. Model pembelajaran yang berpusat pada masalah
(problem based learning)
merupakan model pembelajaran dengan cara menyajikan masalah yang kemudian didiskusikan
bersama dengan bimbingan guru agar permasalahan tersebut dapat dipecahkan oleh
peserta didik.[11]
Langkah-langkahnya
antara lain:[12]
1) Merumuskan
masalah yang relevan
2) Mengindentifikasi
pengetahuan dan keterampilan terkait untuk memecahkan masalah.
3) Ajarkan
mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan
untuk pemecahana masalah.
4) Tuntun
eksplorasi peserta didik.
5) Kembangkan
masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan.
6) Nilailah
pengetahuan peserta didik dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
Sistem sosial yang
mendukung dalam pelaksanaan model pembelajaran ini adalah kedekatan pendidik
dengan peserta didik dalam proses pembelajaran, interaksi sosial yang efektif,
dan latihan investigasi terhadap masalah kompleks.[13]
Adapun teknik bertanya
model Socrates penekanannya adalah pada penjelasan konsep-konsep dan
gagasan-gagasan melalui pertanya-pertanyaan pancingan. Dengan teknik ini
peserta didik dituntut untuk menemukan implikasi, konsekuensi, dan jalur
pemecahan. Langkah-langkah teknik ini adalah sebagai berikut:
1) Mengindifikasi pertanyaan
heuristik yang meminta peserta didik berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mensintesis pekerjaan atau tugas mereka.
2) Memulai dengan diskusi
dengan kelompok besar sebagai pembahasan eksplorasi, kemudia mengelompokan ke dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan yang muncul pada
pembahasan kelompok besar.
3) Menentukan
apakah peserta didik harus belajar bersama-sama dalam kelompok, perorangan, seorang demi seorang atau
secara bebas.[14]
b. Media
Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang
paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan
lembaran lepas. Teks bebasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan
pada saat merancang yaitu :
1) Konsistensi
2) Format
3) Organisasi
4) Daya tarik
5) Ukuran huruf, dan
Beberapa
cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks
adalah warna, huruf, dan kotak.
c. Media Berbasis
Visual
Media pembelajaran berbasis visual (image
atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar.
Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur
dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat peserta
didik dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia
nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang
bermakna dan peserta didik harus berinteraksi dengan visual (image) itu
untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa:
1) Gambar
representasi seperti gamabar lukisan atau foto yang menunjukan bagaimana
tampaknya suatu benda.
2) Diagram
yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi dan struktur isi materi.
3) Peta
yang menunjukan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi.
4) Grafik
seperti tabel, grafik dan bagan yang menyajikan gambaran atau kecenderungan
data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka.[16]
Menurut Arsyad, beberapa
prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis
visual adalah sebagai berikut :
1) Usahakan visual itu
sederhana mungkin dengan gambar garis, karton, bagan dan diagram
2) Digunakan untuk menekankan
informasi saran (yang terdapat teks)
3) Menggunakan grafik untuk
menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit
pelajaran untuk digunakan oleh peserta didik mengorganisasikan informasi.
4) Ulangi sajian visual dan
libatkan peserta didik untuk meningkatkan daya ingat.
5) Gunakan
gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep.
6) Hindari
visual yang tak-berimbang
7) Tekankan
kejelasan dan ketepatan dalam semua visual
8) Visual
yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.
9) Visual,
khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.
10) Unsur-unsur
pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari
unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi
11) Warna harus
digunakan secara realistis
12) Warna
dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan
komponen-komponen.[17]
d. Media Berbasis Audio Visual
Media pembelajaran berbasis audio-visual
merupakan penggabukan media visual dengan menggunakan suara (audio). Salah satu
pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan
naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan,
dan penelitian.
Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari
isi pelajaran yang kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan
dikatakan. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana
vidio menggambarkan materi pelajaran.
Menurut Djamarah, dkk yang dikutip oleh Rasimin, dkk
menyatakan bahwa sebagai alat bantu (media pembelajaran) dalam pendidikan dan
pengajaran, media audio-visual mempunyai sifat sebagai berikut :
1) Kemampuan untuk
meningkatkan persepsi
2) Kemampuan untuk
meningkatkan pengertian
3) Kemampuan untuk
meningkatkan transfer (pengalihan) belajar
4) Kemampuan untuk memberikan
penguatan
5) Kemampuan untuk
meningkatkan retensi (ingatan)[18]
e. Media
Berbasis Komputer
Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang
berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai
manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-Managed
Instruction (CMI). Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam
belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan,
atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction
(CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah
penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan
tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.
Secara umum, penggunaan komputer sebagai media
pembelajaran mengikuti proses pembelajaran berikut ini:
1) Merencnakan,
mengatur, mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran.
2) Mengevaluasi
peserta didik (tes)
3) Mengumpulkan
data mengenai peserta didik.
4) Malakukan
analisis statistik mengenai data pembelajaran.
5) Membuat
cacatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perorangan).[19]
C.
Kesimpulan
Media pembelajaran merupakan bagian
dari sumber pembelajaran. Secara umum manfaat penggunaan media dalam pembelajaran adalah
memperlancar interaksi guru dan siswa dengan maksud untuk membantu siswa
belajar secara optimal. Sedangkan secara khusus manfaat penggunaan media pembelajaran adalah
penyampain meteri pembelajaran dapat diseragamkan,proses pembelajaran akan
menjadi lebih menarik, interaktif, dan kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan serta peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif dan
produktif. Dengan adanya media proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih
efisien,tetapi juga membantu siswa menyerap materi ajar secara lebih mendalam
dan utuh.
Media dapat
digunakan sebagai sarana bagi guru untuk dapat menyampaikan materi pelajaran
menjadi lebih menarik, tidak hanya monoton, siswa tidak hanya diajak untuk berhayal
dan membayangkan saja tetapi siswa dapat melihat kenyataan misal dengan media
berbasis visual maupun audio-visual.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Ashar. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. 2005.
Kustandi, Cecep dan
Sutjipto, Bambang. Media
Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor : Ghalia Indonesia.
2011.
Mufarrokah, Anissatul. Strategi
Belajar Mengajar. Yogyakarta
: Teras. 2009.
Rasimin, dkk. Media
Pembelajaran : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Trust Media Publishing.
2012.
Sadiman, Arief S. Media
Pendidikan ,Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2008.
[2] Rasimin, dkk, Media Pembelajaran : Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta : Trust Media Publishing, 2012), hlm. 174.
[6] Arief Sadiman, Media Pendidikan ,Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2008), hlm. 89
[12] Cecep
Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011 ), hlm. 92.
[13] Rasimin, dkk, Op.Cit, hlm. 186.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar