“METODOLOGI
PENELITIAN”
Penulis : Drs.
Sumardi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D.
Jakarta
: PT. Remaja Rosda Karya, 2010
IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Metodologi Penelitian
Pengarang : Sumardi Suryabrata
Tahun Terbit : 2010.
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada
Tebal Halaman : 166 halaman
DAFTAR
ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
.......................................................................... 1
RELEVANSI METODOLOGI PENELITIAN
BAGI TENAGA PENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI .......... 1
HASRAT INGIN TAHU MANUSIA
............................................. 1
DUA PENDEKATAN UNTUK MEMPEROLEH KEBENARAN
TUGAS-TUGAS ILMU DAN PENELITIAN
................................ 2
BAB 2 : PROSES PENELITIAN : SUATU KERANGKA UMUM ....... 3
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
........................................ 3
BAB 3 : PENGEMBANGAN
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA 10
ORIENTASI .................................................................................... 10
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN .... 10
BAB 4 : BERBAGAI METODE DAN MACAM-MACAM
PENELITIAN.................................................................................. 13
ORIENTASI ..................................................................................... 13
BEBERAPA METODE DASAR
DAN RANCANGAN
PENELITIAN.................................................................................... 13
BAB 5 : RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL .................. 15
RANCANGAN-RANCANGAN PRA-ESKPERIMENTAL ......... 15
RANCANGAN-RANCANGAN
EKSPERIMENTAL-
SUNGGUHAN ................................................................................. 16
RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL – SEMU ... 17
BAB 6 : PERANAN STATISTIKA DAN KOMPUETR DALAM
PENELITIAN ................................................................................ 18
PERANAN STATISTIKA DALAM
PENELITIAN ...................... 18
KARAKTERISTIK KOMPUTER ................................................... 18
PERANAN KOMPUTER DALAM
PENELITIAN ....................... 19
BAB 1 : PENDAHULUAN
RELEVANSI METODOLOGI PENELITIAN BAGI TENAGA PENGAJAR DI PERGURUAN
TINGGI
Disamping mampu
dan terampil meneliti, tenaga pengajar di perguruan tinggi juga diharapkan
dapat menyisipkan metode-metode penelitian dan hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian dalam bidang yang diajarkan.
HASRAT INGIN TAHU MANUSIA
Secara alamiah
manusia mempunyai hasrat ingin tahu dan bertolak dari hasrat ingin tahu ini
manusia berusaha mendapatkan pengetahuan yang benar mengenai berbagai hal yang
dihadapinya.
DUA PENDEKATAN UNTUK MEMPEROLEH KEBENARAN
1.
Pendekatan Non-Ilmiah
Ada beberapa pendekatan non-ilmiah yang banyak digunakan,
yaitu :
a.
Aka Sehat (common sense)
Akal sehat dan
ilmu adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu keduanya
mengandung persamaan. Menurut Conant yang dikutip Kerlinger, akal sehat adalah
serangkaian konsep dan bagan konsep yang memuaskan untuk penggunaan praktis
bagi kemanusiaan. Konsep adalah kata yang menyatakan abstrak yang
digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus.
b.
Prasangka
Dengan akal
sehat orang cenderung ke arah pembuatan generalisasi yang terlalu luas, yang
lalu merupakan prasangka.
c.
Pendekatan Intuitif
Dalam
pendekatan intuitif orang menentukan “pendapat” mengenai sesuatu berdasarkan
atas “pengetahuan” yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang
tak disadari atau yang tidak diperkirakan terlebih dahulu. Dengan intuisi orang
memberikan penilaian tanpa didahului sesuatu renungan.
d.
Penemuan Kebutuhan dan Coba-Coba
Penemuan secara
kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti, serta tidak melalui
langkah-langkah yang sistematik dan terkendali (terkontrol). Penemuan coba-coba
diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau
pemecahan sesuatu masalah.
e.
Pendapat Otoritas Ilmiah dan Pikiran Kritis
Otoritas ilmiah
adalah orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi
atau mempunyai pengalaman kerja ilmiah yang cukup banyak. Namun
pendapat-pendapat tersebut tidak selamanya benar, akan benar jika
premis-premisnya juga benar.
2.
Pendekatan Ilmiah
Dengan pendekatan ilmiah orang berusaha untuk memperoleh
kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji
oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.
TUGAS-TUGAS ILMU DAN PENELITIAN
a.
Tugas mencandra atau mengadakan deskripsi (memerikan), bertugas
menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipersonalkannya.
b.
Tugas menerangkan (eksplanasi), bertugas menerapkan kondisi-kondisi
yang mendasari terjadinya peristiwa-peristiwa.
c.
Tugas menyusun teori, bertugas mencari dan merumuskan hukum-hukum atau
tata-tata mengenai hubungan antara kondisi yang satu dan kondisi yang lain atau
hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.
d.
Tugas prediksi, bertugas membuat prediksi (ramalan), estimasi, dan proyeksi
mengenai peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi atau gejala-gejala yang bakal
muncul.
e.
Tugas pengendalian, bertugas melakukan tindakan-tindakan guna mengendalikan
peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala.
BAB 2
PROSES PENELITIAN : SUATU KERANGKA UMUM
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan
pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan itu harus serasi dan saling mendukung satu sama
lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan
kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan. Ada-pun langkah-langkah penelitian
itu pada umumnya adalah sebagai tersebut di bawah ini:
1.
Identifikasi,
pemilihan, dan perumusan masalah;
2.
Penelaahan
kepustakaan;
3.
Penyusunan
hipotesis;
4.
Identifikasi,
klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variabel-variabel;
5.
Pemilihan
atau pengembangan alat pengambil data;
6.
Penyusunan
rancangan penelitian;
7.
Penentuan sampel;
8.
Pengumpulan
data;
9.
Pengolahan
dan analisis data;
10. Interpretasi hasil analisis;
11. Penyusunan laporan.
Kesebelas langkah tersebut berturut-turut
akan disajikan secara ringkas di sini, dengan menunjukkan hal-hal yang pokok
serta praktis.
1.
Identifikasi,
Pemilihan, dan Perumusan Masalah
Masalah atau permasalahan ada kalau ada
kesenjangan (gap) antara das Sollen dan das Sein; ada perbedaan antara
apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan
dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan, dan yang sejenis dengan
itu.
a.
Identifikasi Masalah
Masalah yang harus dipecahkan atau
dijawab melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup banyak, tinggallah si
peneliti mengidentifikasikannya, memilihnya, dan merumuskannya. Hal-hal yang dapat menjadi
sumber masalah, terutama adalah:
1)
bacaan,
terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian,
2)
seminar,
diskusi, dan lain-lain pertemuan ilmiah,
3)
pernyataan
pemegang otoritas,
4)
pengamatan
sepintas,
5)
pengalaman
pribadi, dan
6)
perasaan
intuitif.
b.
Pemilihan
Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum
merupakan jaminan bahwa masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti.
Biasanya, dalam usaha mengidentifikasikan atau menemukan masalah penelitian
diketemukan lebih dari satu masalah. Dari masalah-masalah tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu mana yang paling
layak dan sesuai untuk diteliti. Jika yang diketemukan sekiranya hanya satu masalah,
masalah tersebut juga harus dipertimbangkan layak dan tidaknya serta sesuai dan
tidaknya untuk diteliti. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah
sesuatu masalah layak dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari
dua arah, yaitu (1) dari arah masalahnya, dan (2) dari arah si calon peneliti.
c.
Perumusan
Masalah
Setelah masalah diidentifikasi,
dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan
menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan
masalah itu, namun dapat disarankan hal-hal berikut ini:
1)
masalah
hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya,
2)
rumusan
itu hendaklah padat dan jelas,
3)
rumusan
itu hendaklah memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna
menjawab pertanyaanpertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
2.
Penelaahan Kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan,
maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep,
generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi
penelitian yang akan dilakukan itu. Landasan ini perlu
ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba (trial and error). Untuk mendapatkan informasi
mengenai berbagai hal yang disebutkan di atas itu orang harus melakukan
penelaahan kepustakaan. Memang, pada umumnya lebih dari lima puluh persen
kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu sumber
bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.
Penyatuan hasil-hasil bacaan secara
kronologis dan kompilatif saja tidak cukup. Hasil-hasil itu harus diramu
berdasarkan suatu garis pemikiran yang konsisten. Garis pemikiran inilah yang
melandasi kesimpulan-kesimpulan teoretis yang menjadi dasar hipotesis
penelitian.
3.
Perumusan
Hi potesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji
secara empiris.
Bagaimana cara orang merumuskan hipotesis
itu tidak ada aturan umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:
a)
hipotesis
hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih;
b)
hipotesis
hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan;
c)
hipotesis
hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat;
d)
hipotesis
hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna
menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Suatu hal yang sering dipersoalkan dalam
hubungan dengan hipotesis ini ialah "Apakah setiap penelitian harus
mempunyai hipotesis?" Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat
"ya" dan dapat pula "tidak". Jika penelitian itu adalah
penelitian ilmiah seperti yang modelnya disajikan di sini, jawabnya
"ya". Dalam penelitian ilmiah komponen-komponen utama yang menuntun
langkah-langkah yang dilakukan adalah: Masalah—Hipotesis—Data—Hasil—Analisis—Kesimpulan.
Komponen-komponen itu dijalin secara serasi oleh teori tertentu, dan
penelitiannya dituntun secara tertib oleh metodologi tertentu.
Ada penelitian-penelitian yang komponennya
tidak seperti yang tersebut di atas itu, dan karenanya mungkin dilakukan tanpa
hipotesis. Penelitian deskriptif misalnya, tidak bertujuan menguji sesuatu
hipotesis, melainkan bertujuan membuat deskripsi mengenai hal yang diteliti.
Penelitian eksploratif biasanya bersifat deskriptil. Pada umumnya penelitian
eksploratif itu bertujuan untuk mendapatkan data dasar, yang diperlukan sebagai
pangkalan untuk penelitian lebih lanjut ataupun sebagai dasar untuk membuat sesuatu keputusan.
4.
Identifikasi,
Klasifikasi, dan Pemberian DefinisiVariabel-variabel
a.
Mengidendfikasikan
Variabel
Istilah variabel dapat diartikan
bermacam-macam. Dalam tulisan ini variabel diartikan sebagai segala sesuatu
yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel
penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau
gejala yang akan diteliti.
b.
Mengklasifikasikan
Variabel
Variabel-variabel yang telah
diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya
dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambil
data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk
diterapkan.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi, data
biasa digolongkan menjadi empat jenis, yaitu (a) data nominal, (b) data
ordinal, (c) data interval, clan (d) data ratio. Demikianlah pula variabel,
kalau dilihat dad segi ini biasa dibedakan dengan cara yang sama.
Secara bagan, saling hubungan tersebut
dapat disajikan sebagai berikut:


![]() |
|||
![]() |
|||
c.
Merumuskan Definisi Operasional
Variabel-variabel
Penyusunan definisi operasional ini perlu, karena
definisi operasional itu akan menunjukkan alat pengambil data mana yang cocok
untuk digunakan. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas
sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi).
5.
Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data
Alat pengambilan data (instrumen) menentukan kualitas data yang akan
dikumpulkan dan kualitas data menentukan kualitas penelitiannya. Karena itu
kita harus cermat dalam pengambilan data. Alat pengambilan data itu harus
memiliki reliabilitas dan validitas yang memadai.
6.
Penyusunan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian mana yang akan dipilih, ditentukan oleh
variabel-variabel penelitian serta hipotesis yang akan diuji.
7.
Penentuan Sampel
Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk
memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat
dicapai kalau diperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang
benar-benar mencerminkan populasinya.
Ada empat parameter yang dianggap menentukan representativ suatu
sampel, yaitu :
a.
Variabel populasi
b.
Besar sampel
c.
Teknik penentuan sampel
d.
Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi
8.
Pengumpulan Data
Prosedur pengambilan data berpengaruh terhadap kualitas data, oleh karena
itu harus diikuti secara tertib.
9.
Pengelolaan dan Analisis data
Untuk pengolahan dan analisis data telah dikembangkan teknik-teknik atau
prosedur-prosedur tertentu, yang masing-masing pada umumnya mensyaratkan
hal-hal tertentu. Syarat-syarat itu harus dipenuhi secara baik agar hasil
pengolahan dan analisis itu seperti yang diharapkan.
10. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil itu biasa dibandingkan dengan hipotesis penelitian, didiskusikan atau
dibahas dan akhirnya diberi kesimpulan. Beberapa sumber tidak terbuktinya
hipotesis penelitian itu dapat dicari antara lain dari hasil berikut ini.
a.
Landasan teori
b.
Sampel
c.
Alat pengambilan data
d.
Rancangan penelitian
e.
Perhitungan-perhitungan
f.
Variabel-variabel luaran.
11. Penyusunan Laporan
Secara garis besar, sistematika laporan itu dapat berupa sebagai berikut
ini.
A.
Bagian Awal, berisi :
1.
Halaman judul
2.
Halaman pendahuluan
3.
Halaman daftar isi
4.
Halaman daftar tabel
5.
Halaman daftar gambar
6.
Halaman daftar lampiran
B.
Bagian Inti, berisi :
1.
Latar belakang masalah
2.
Tujuan penelitian
3.
Penelahaan kepustakaan, termasuk perumusan hipotesis
4.
Hipotesis
5.
Metodologi
6.
Hasil
7.
Interpretasi / diskusi, kesimpulan dan saran-saran.
C.
Bagian Akhir, berisi :
1.
Daftar pustaka
2.
Lampiran-lampiran
BAB 3 : PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
ORIENTASI
Dalam penelitian perilaku,
perilaku individu diteorikan merupakan pengejawantahan atribut-atribut
psikologi yang tidak mempunyai eksistensi riil, karena itu hanya dapat direkam
atau ditukar secara tidak langsung. Atribut-atribut psikologi itu dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1)
Atribut-atribut kognitif
2)
Atribut-atribut non-kognitif
Kedua macam atribut itu memerlukan instrumen pengambilan data yang berbeda
satu sama lain.
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN
INSTRUMEN
1.
Pengembangan Spesifikasi Instrumen
Hal-hal yang perlu dimuat dalam spesifikasi
instrumen adalah :
a.
Wilayah yang akan direkam
b.
Dasar konseptual atau dasar teoritis yang akan dipakai sebagai landasan
c.
Subjek yang akan diambil datanya
d.
Tujuan pengambilan data
e.
Materi instrumen
f.
Tipe butir pertanyaan atau pernyataan
g.
Jumlah butir pertanyaan atau pernyataan
h.
Kriteria seleksi butir pertanyaan atau pernyataan yang dianggap baik.
2.
Penulisan Butir-butir Pertanyaan atau Pernyataan
Instrumen pengumpulan data yang sering dipakai
untuk atribut kognitif adalah tes pilihan ganda, dengan lima kemungkinan
jawaban. Untuk atribut non-kognitif, instrumen yang paling terkenal adalah
skala model likert.
3.
Telaah dan Revisi Butir-butir Pertanyaan dan Pernyataan
Aspek-aspek utama yang perlu dicermati dalam
menelaah dan revisi butir-butir pertanyaan atau pernyataan adalah :
a.
Kesesuaian dengan spesifikasi
b.
Kesesuaian dengan landasan teoritis
c.
Kesesuaian dengan format dilihat dari sudut ilmu pengukuran
d.
Ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek
yang memberikan respon.
4.
Perakitan Butir-butir Pertanyaan atau Pernyataan ke dalam Perangkat
Instrumen
Dalam perakitan ini sekaligus dirumuskan petunjuk
bagaimana caranya merespon kepada pertanyaan-pertanyaan itu.
5.
Uji – coba Instrumen
Melalui uji coba akan diketahui informasi mengenai
mutu instrumen yang dikembangkan itu. Syarat utama uji coba adalah bahwa
karakteristik subjek uji-coba harus sama dengan karakteristik subjek
penelitian.
6.
Analisis Hasil Uji Coba
a.
Analisis butir pertanyaan
Dalam analisis butir-butir
pertanyaan (untuk atribut kognitif) dicari informasi mengenai hal-hal berikut :
1)
Distribusi respon
2)
Taraf kesukaran
3)
Daya beda
b.
Analisis butir pernyataan
Butir pernyataan yang baik
cirinya adalah 1) semua kemungkinan jawaban terisi, dan 2) distribusinya
bermodus tunggal
7.
Penentuan Perangkat Akhir Instrumen
Untuk butir-butir pertanyaan dipilih butir-butir
yang memenuhi syarat berdasarkan distribusi respons dan yang mempunyai harga t
signifikan. Butir-butir pertanyaan yang baik dan dirakit menjadi perangkat
akhir instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
8.
Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen merujuk kepada konsistensi
hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau
kelompok yang sama dalam waktu berlainan atau kalau instrumen itu digunakan
oleh orang atau kelompok yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu
yang berlainan.
Ada tiga cara untuk mengestimasi reliabilitas
instrumen itu, yaitu :
a.
Metode uji-ulang
b.
Metode bentuk paralel
c.
Metode pengujian satu kali.
9.
Pengujian Validitas Instrumen
Validitas instrumen didefinisikan “sejauh mana
instrumen itu merekam / mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur”.
Ada tiga landasan untuk melihat sejauh mana itu, yaitu :
a.
Didasarkan pada isinya
b.
Didasarkan pada kesesuaiannya dengan constructnya
c.
Didasarkan pada kesesuaiannya dengan kriterianya.
Jadi secara teori ada tiga macam validitas instrumen yaitu : a) validitas
isi, b) validitas construct, c) validitas berdasarkan kriteria.
BAB 4
: BERBAGAI METODE DAN MACAM-MACAM
PENELITIAN
ORIENTASI
Ilmu pengetahuan adalah usaha yang bersifat multidimensional, yang
sekaligus meliputi a) sikap ilmiah, b) metode ilmiah, dan c) kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan runtut.
Dalam perkembangan ilmu, dilihat dari segi metodologi ada beberapa hal yang
perlu dicatat, yaitu :
a.
Adanya kenyataan, bahwa ilmu yang lebih tua mempengaruhi ilmu yang lebih
muda, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
b.
Bahwa pola pemikiran operasionisme (yang mementingkan rumusan operasional)
makin hari makin besar pengaruhnya.
c.
Bahwa kecenderungan ke arah kuantitatif makin hari makin kuat.
d.
Bahwa berkaitan dengan kecenderungan ke arah kuantitatif itu peranan
statistika dalam penelitian juga makin besar.
BEBERAPA METODE DASAR DAN RANCANGAN PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan berbagai metode dan
rancangan penelitian, sesuai dengan tujuan penelitian, sifat masalah yang
dianggap, serta berbagai alternatif yang mungkin digunakan. Ada sembilan macam
penelitian yang dikemukakan di sini, masing-masing dengan tujuan, contoh,
ciri-ciri, serta langkah-langkah pokoknya. Kesembilan macam penelitian itu
beserta tujuannya adalah sebagai berikut :
1.
Penelitian Historis
Penelitian ini bertujuan membuat rekonstruksi masa
lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan
memperoleh kesimpulan.
2.
Penelitian Deskriptif
Bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau daerah tertentu.
3.
Penelitian Perkembangan
Bertujuan menyelidiki pola dan perurutan
pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
4.
Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan
Bertujuan mempelajari secara intensif latar
belakang dan keadaan sekarang (termasuk interaksinya) sesuatu unit sosial.
5.
Penelitian Korelasional
Bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi
pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor
lain berdasarkan koefisien korelasi.
6.
Penelitian Kausal Komparatif
Bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab-akibat dengan cara : berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada
mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
7.
Penelitian Eksperimental-sungguhan
Bertujuan menyelidiki kemungkinan saling hubungan
sebab-akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada
satu atau lebih kelompok eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan
satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan itu.
8.
Penelitian Eksperimental – semu
Bertujuan memperoleh informasi yang merupakan
perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya
dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan
semua variabel yang relevan.
9.
Penelitian Tindakan
Bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan
baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau
dunia aktual yang lain.
BAB 5 : RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL
RANCANGAN-RANCANGAN
PRA-ESKPERIMENTAL
1.
The one-shot case study
Suatu kelompok dikenakan perlakuan tertentu, lalu
setelah itu dilakukan pengukuran terhadap variabel tergantung.
Secara bagan :
Treatment Posttest
|
2.
One group pretest-posttest design :
Sekelompok subjek dikenal perlakuan untuk jangka
waktu tertentu, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan,
dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (T1)
dan pengukuran akhir (T2).
Secara bagan :
Pretest Treatment Posttest
|
3.
The static group comparison : Randomized control group only design
Sejumlah subjek yang diambil dari populasi
tertentu dikelompokkan secara rambang menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai perilaku tertentu
dalam waktu tertentu, lalu kedua kelompok itu dikenai pengukuran yang sama.
Perbedaan yang ada dianggap bersumber pada perlakuan.
Secara bagan :
Pretest
Treatment Posttest
|
RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL-SUNGGUHAN
1.
Randomized control-group pretest-posttest design :
Secara bagan :
Pretest
Treatment Posttest
|
Pengaruh perlakuan diperhitungkan lewat perbedaan
antara T2 – T1 kelompok eksperimen dan T2 – T1
kelompok kontrol. Rancangan di atas itu dapat dibuat lebih lanjut, yang secara
bagan sebagai berikut :
Pretest Treatment Posttest
|
2.
Randomized Solomon four-group design
Secara bagan :
Group
|
Pretest
|
Treatment
|
Post test
|
Difference
|
1 – pretested
2 – pretested
3 – unpretested
4 – unpretested
|
T1
T1
|
X
X
|
T2
T2
T2
T2
|
1D = T1, X, H, M
2D = T1, H, M
3D = X, H, M
4D = H, M
|
3.
Factorial design
Sekalipun diselidiki pengaruh dua variabel atau
lebih terhadap variabel tergantung. Secara bagan dapat digambarkan sebagai
berikut :
|
|
Variabel A
|
|
Variabel B
|
|
A1
|
A2
|
B1
|
|
|
|
B2
|
|
|
Perluasan
rancangan faktorial :
Rancangan yang
digambarkan di atas adalah rancangan 2 x 2, yaitu rancangan faktorial yang
paling sederhana. Rancangan faktorial dapat diperluas, misalnya rancangan 2x3,
3x3, 2x2x2, dan sebagainya.
RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL –
SEMU
Ada 11 rancangan eksperimental-semua yang disebutkan di sini, sebagai
formasi awal.
BAB 6 : PERANAN STATISTIKA DAN KOMPUETR DALAM PENELITIAN
PERANAN STATISTIKA DALAM PENELITIAN
1.
Peranan Statistika dalam Penyusunan Model Teoritis
Gambaran hasil imajinasi ini biasa disebut model teoritis
penelitian itu. Dewasa ini model yang paling banyak digunakan adalah model
matematis, yaitu model yang menggunakan hukum-hukum matematika sebagai
dasarnya. Kelebihan model matematis :
a.
Dapat merumuskan masalah dengan lebih singkat dan padat.
b.
Orang lebih mudah melakukan kuantitatif.
c.
Lebih memudahkan penggunaan teknik analisis statistik dan penggunaan jasa
komputer.
d.
Lebih mudah dalam melihat asumsi-asumsi yang mendasari asumsi penelitian.
2.
Peranan Statistika dalam Perumusan Hipotesis
Perumusan-perumusan hipotesis dalam hipotesis alternatif
dan hipotesis nol adalah konsep dalam statistika. Hipotesis nol dirumuskan atas
dasar teori probabilitas. Karena itu pemahaman terhadap konsep-konsep dasar
mengenai teori ini akan sangat membantu seseorang untuk merumuskan hipotesisnya
secara lebih cermat.
3.
Peranan Statistika dalam Pengembangan Alat Pengambil Data
4.
Peranan Statistika dalam Penyusunan Rancangan Penelitian
5.
Peranan statistika dalam penentuan sampel penelitian
6.
Peranan statistika dalam pengolahan dan analisis data
KARAKTERISTIK KOMPUTER
Komputer adalah suatu perangkat keras yang kompleks yang mampu memproses
kata dan bilangan secara elektronik. Karakteristik komputer :
1.
Kecepatan tinggi
2.
Ingatan luas
3.
Universalitas
4.
Fleksibilitas
5.
Patuh
PERANAN KOMPUTER DALAM PENELITIAN
1.
Peranan komputer dalam mencari sumber studi
2.
Peranan komputer dalam merekam sumber studi
3.
Peranan komputer dalam merekam hasil kajian
4.
Peranan komputer dalam penyusunan paradigma penelitian
5.
Peranan komputer dalam pengembangan alat pengambilan data
6.
Peranan komputer dalam pengujian hipotesis
Dalam kegiatan pengujian hipotesis ini jasa komputer
diperlukan untuk hal-hal berikut ini :
a.
Peranan komputer dalam perekaman data
b.
Peranan komputer dalam konversi data mentah ke data olahan
c.
Peranan komputer dalam menyajikan data deskriptif
d.
Peranan komputer dalam menguji kesesuaian data dengan model teoritisnya
e.
Peranan komputer dalam pengujian hipotesis
7.
Peranan komputer dalam penyusunan laporan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar