Sugeng Rawuh Teng Blog Kula "Dinazad"

Sabtu, 16 Mei 2015

Resume



METODOLOGI PENELITIAN
Penulis : Drs. Sumardi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D.
Jakarta : PT. Remaja Rosda Karya, 2010


IDENTITAS BUKU

Description: F:\img 2_0005.jpg


Judul Buku                  :  Metodologi Penelitian
Pengarang                   :  Sumardi Suryabrata
Tahun Terbit                :  2010.
Kota Terbit                  :  Jakarta
Penerbit                       :  PT. Raja Grafindo Persada
Tebal Halaman            :  166 halaman










DAFTAR ISI

BAB 1  :  PENDAHULUAN  ..........................................................................      1
RELEVANSI METODOLOGI PENELITIAN
BAGI TENAGA PENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI ..........      1           
                 HASRAT INGIN TAHU MANUSIA .............................................      1           
                 DUA PENDEKATAN UNTUK MEMPEROLEH KEBENARAN       
                 TUGAS-TUGAS ILMU DAN PENELITIAN ................................      2           
BAB 2 :   PROSES PENELITIAN : SUATU KERANGKA UMUM .......      3           
                 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN ........................................      3
BAB 3 :   PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA                    10
                 ORIENTASI  ....................................................................................    10
                 LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN ....    10
BAB 4 :  BERBAGAI METODE DAN MACAM-MACAM
                 PENELITIAN..................................................................................    13                       
                 ORIENTASI .....................................................................................    13
                 BEBERAPA METODE DASAR DAN RANCANGAN
                 PENELITIAN....................................................................................    13
BAB 5 :   RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL ..................    15
                 RANCANGAN-RANCANGAN PRA-ESKPERIMENTAL .........    15
                 RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL-
                 SUNGGUHAN .................................................................................    16
                 RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL – SEMU ...    17
BAB 6 :   PERANAN STATISTIKA DAN KOMPUETR DALAM
                 PENELITIAN  ................................................................................    18
                 PERANAN STATISTIKA DALAM PENELITIAN ......................    18
                 KARAKTERISTIK KOMPUTER ...................................................    18
                 PERANAN KOMPUTER DALAM PENELITIAN .......................    19




BAB 1  :  PENDAHULUAN

RELEVANSI METODOLOGI PENELITIAN BAGI TENAGA PENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI
Disamping mampu dan terampil meneliti, tenaga pengajar di perguruan tinggi juga diharapkan dapat menyisipkan metode-metode penelitian dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang yang diajarkan.

HASRAT INGIN TAHU MANUSIA
Secara alamiah manusia mempunyai hasrat ingin tahu dan bertolak dari hasrat ingin tahu ini manusia berusaha mendapatkan pengetahuan yang benar mengenai berbagai hal yang dihadapinya.

DUA PENDEKATAN UNTUK MEMPEROLEH KEBENARAN
1.      Pendekatan Non-Ilmiah
Ada beberapa pendekatan non-ilmiah yang banyak digunakan, yaitu :
a.       Aka Sehat (common sense)
Akal sehat dan ilmu adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu keduanya mengandung persamaan. Menurut Conant yang dikutip Kerlinger, akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagan konsep yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep adalah kata yang menyatakan abstrak yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus.
b.      Prasangka
Dengan akal sehat orang cenderung ke arah pembuatan generalisasi yang terlalu luas, yang lalu merupakan prasangka.
c.       Pendekatan Intuitif
Dalam pendekatan intuitif orang menentukan “pendapat” mengenai sesuatu berdasarkan atas “pengetahuan” yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tak disadari atau yang tidak diperkirakan terlebih dahulu. Dengan intuisi orang memberikan penilaian tanpa didahului sesuatu renungan.
d.      Penemuan Kebutuhan dan Coba-Coba
Penemuan secara kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti, serta tidak melalui langkah-langkah yang sistematik dan terkendali (terkontrol). Penemuan coba-coba diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau pemecahan sesuatu masalah.
e.       Pendapat Otoritas Ilmiah dan Pikiran Kritis
Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau mempunyai pengalaman kerja ilmiah yang cukup banyak. Namun pendapat-pendapat tersebut tidak selamanya benar, akan benar jika premis-premisnya juga benar.
2.      Pendekatan Ilmiah
Dengan pendekatan ilmiah orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.

TUGAS-TUGAS ILMU DAN PENELITIAN
a.       Tugas mencandra atau mengadakan deskripsi (memerikan), bertugas menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipersonalkannya.
b.      Tugas menerangkan (eksplanasi), bertugas menerapkan kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa-peristiwa.
c.       Tugas menyusun teori, bertugas mencari dan merumuskan hukum-hukum atau tata-tata mengenai hubungan antara kondisi yang satu dan kondisi yang lain atau hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.
d.      Tugas prediksi, bertugas membuat prediksi (ramalan), estimasi, dan proyeksi mengenai peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi atau gejala-gejala yang bakal muncul.
e.       Tugas pengendalian, bertugas melakukan tindakan-tindakan guna mengendalikan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala.

BAB 2   
PROSES PENELITIAN : SUATU KERANGKA UMUM


LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah­-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna men­dapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan itu harus serasi dan saling mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan. Ada-pun langkah-langkah penelitian itu pada umumnya adalah sebagai tersebut di bawah ini:
1.      Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah;
2.      Penelaahan kepustakaan;
3.      Penyusunan hipotesis;
4.      Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional vari­abel-variabel;
5.      Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data;
6.      Penyusunan rancangan penelitian;
7.      Penentuan sampel;
8.      Pengumpulan data;
9.      Pengolahan dan analisis data;
10.  Interpretasi hasil analisis;
11.  Penyusunan laporan.
Kesebelas langkah tersebut berturut-turut akan disajikan secara ringkas di sini, dengan menunjukkan hal-hal yang pokok serta praktis.
1.      Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah
Masalah atau permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das Sollen dan das Sein; ada perbedaan antara apa yang seha­rusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlu­kan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan, dan yang sejenis dengan itu.
a.       Identifikasi Masalah
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup banyak, tinggallah si peneliti meng­identifikasikannya, memilihnya, dan merumuskannya. Hal-­hal yang dapat menjadi sumber masalah, terutama adalah:
1)      bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian,
2)      seminar, diskusi, dan lain-lain pertemuan ilmiah,
3)      pernyataan pemegang otoritas,
4)      pengamatan sepintas,
5)      pengalaman pribadi, dan
6)      perasaan intuitif.

b.      Pemilihan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bah­wa masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam usaha mengidentifikasikan atau menemukan masalah penelitian diketemukan lebih dari satu masalah. Dari masalah-masalah tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu mana yang paling layak dan sesuai untuk diteliti. Jika yang diketemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus dipertimbangkan layak dan tidaknya serta sesuai dan tidaknya untuk diteliti. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah sesuatu masalah layak dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua arah, yaitu (1) dari arah masalah­nya, dan (2) dari arah si calon peneliti.
c.       Perumusan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan masalah itu, namun dapat disarankan hal-hal berikut ini:
1)      masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya,
2)      rumusan itu hendaklah padat dan jelas,
3)      rumusan itu hendaklah memberi petunjuk tentang mung­kinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan­pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.

2.      Penelaahan Kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan itu. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan di atas itu orang harus melakukan penelaahan kepusta­kaan. Memang, pada umumnya lebih dari lima puluh persen kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu sum­ber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.
Penyatuan hasil-hasil bacaan se­cara kronologis dan kompilatif saja tidak cukup. Hasil-hasil itu harus diramu berdasarkan suatu garis pemikiran yang konsisten. Garis pemikiran inilah yang melandasi kesimpulan-kesimpulan teoretis yang menjadi dasar hipotesis penelitian.

3.      Perumusan Hi potesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masa­lah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
Bagaimana cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
a)      hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih;
b)      hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan;
c)      hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat;
d)     hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mung­kin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Suatu hal yang sering dipersoalkan dalam hubungan dengan hipotesis ini ialah "Apakah setiap penelitian harus mempunyai hi­potesis?" Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat "ya" dan dapat pula "tidak". Jika penelitian itu adalah penelitian ilmiah seperti yang modelnya disajikan di sini, jawabnya "ya". Dalam penelitian ilmiah komponen-komponen utama yang menuntun langkah-langkah yang dilakukan adalah: Masalah—Hipotesis—Data—Hasil—Analisis—Kesimpulan. Komponen-komponen itu dijalin secara serasi oleh teori tertentu, dan penelitiannya dituntun secara tertib oleh metodologi tertentu.
Ada penelitian-penelitian yang komponennya tidak seperti yang tersebut di atas itu, dan karenanya mungkin dilakukan tanpa hipotesis. Penelitian deskriptif misalnya, tidak bertujuan menguji sesuatu hipotesis, melainkan bertujuan membuat deskripsi mengenai hal yang diteliti. Penelitian eksploratif biasanya bersifat deskriptil. Pada umumnya penelitian eksploratif itu bertujuan untuk mendapatkan data dasar, yang diperlukan sebagai pangkalan untuk penelitian lebih lanjut ataupun sebagai dasar untuk membuat sesuatu keputusan.

4.      Identifikasi, Klasifikasi, dan Pemberian DefinisiVariabel-variabel
a.       Mengidendfikasikan Variabel
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam tulisan ini variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

b.      Mengklasifikasikan Variabel
Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasi­kan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambil data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat jenis, yaitu (a) data nominal, (b) data ordinal, (c) data interval, clan (d) data ratio. Demikianlah pula variabel, kalau dilihat dad segi ini biasa dibedakan dengan cara yang sama.
Secara bagan, saling hubungan tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

Sebab                                       Hubungan                                                    Akibat








 









c.       Merumuskan Definisi Operasional  Variabel-variabel
Penyusunan definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjukkan alat pengambil data mana yang cocok untuk digunakan. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi).

5.      Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data
Alat pengambilan data (instrumen) menentukan kualitas data yang akan dikumpulkan dan kualitas data menentukan kualitas penelitiannya. Karena itu kita harus cermat dalam pengambilan data. Alat pengambilan data itu harus memiliki reliabilitas dan validitas yang memadai.

6.      Penyusunan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian mana yang akan dipilih, ditentukan oleh variabel-variabel penelitian serta hipotesis yang akan diuji.


7.      Penentuan Sampel
Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai kalau diperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.
Ada empat parameter yang dianggap menentukan representativ suatu sampel, yaitu :
a.       Variabel populasi
b.      Besar sampel
c.       Teknik penentuan sampel
d.      Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi

8.      Pengumpulan Data
Prosedur pengambilan data berpengaruh terhadap kualitas data, oleh karena itu harus diikuti secara tertib.

9.      Pengelolaan dan Analisis data
Untuk pengolahan dan analisis data telah dikembangkan teknik-teknik atau prosedur-prosedur tertentu, yang masing-masing pada umumnya mensyaratkan hal-hal tertentu. Syarat-syarat itu harus dipenuhi secara baik agar hasil pengolahan dan analisis itu seperti yang diharapkan.

10.  Interpretasi Hasil Analisis
Hasil itu biasa dibandingkan dengan hipotesis penelitian, didiskusikan atau dibahas dan akhirnya diberi kesimpulan. Beberapa sumber tidak terbuktinya hipotesis penelitian itu dapat dicari antara lain dari hasil berikut ini.
a.       Landasan teori
b.      Sampel
c.       Alat pengambilan data
d.      Rancangan penelitian
e.       Perhitungan-perhitungan
f.       Variabel-variabel luaran.

11.  Penyusunan Laporan
Secara garis besar, sistematika laporan itu dapat berupa sebagai berikut ini.
A.    Bagian Awal, berisi :
1.      Halaman judul
2.      Halaman pendahuluan
3.      Halaman daftar isi
4.      Halaman daftar tabel
5.      Halaman daftar gambar
6.      Halaman daftar lampiran
B.     Bagian Inti, berisi :
1.      Latar belakang masalah
2.      Tujuan penelitian
3.      Penelahaan kepustakaan, termasuk perumusan hipotesis
4.      Hipotesis
5.      Metodologi
6.      Hasil
7.      Interpretasi / diskusi, kesimpulan dan saran-saran.
C.     Bagian Akhir, berisi :
1.      Daftar pustaka
2.      Lampiran-lampiran



BAB 3 : PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

ORIENTASI
Dalam penelitian perilaku, perilaku individu diteorikan merupakan pengejawantahan atribut-atribut psikologi yang tidak mempunyai eksistensi riil, karena itu hanya dapat direkam atau ditukar secara tidak langsung. Atribut-atribut psikologi itu dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1)      Atribut-atribut kognitif
2)      Atribut-atribut non-kognitif
Kedua macam atribut itu memerlukan instrumen pengambilan data yang berbeda satu sama lain.

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN
1.      Pengembangan Spesifikasi Instrumen
Hal-hal yang perlu dimuat dalam spesifikasi instrumen  adalah :
a.       Wilayah yang akan direkam
b.      Dasar konseptual atau dasar teoritis yang akan dipakai sebagai landasan
c.       Subjek yang akan diambil datanya
d.      Tujuan pengambilan data
e.       Materi instrumen
f.       Tipe butir pertanyaan atau pernyataan
g.      Jumlah butir pertanyaan atau pernyataan
h.      Kriteria seleksi butir pertanyaan atau pernyataan yang dianggap baik.
2.      Penulisan Butir-butir Pertanyaan atau Pernyataan
Instrumen pengumpulan data yang sering dipakai untuk atribut kognitif adalah tes pilihan ganda, dengan lima kemungkinan jawaban. Untuk atribut non-kognitif, instrumen yang paling terkenal adalah skala model likert.
3.      Telaah dan Revisi Butir-butir Pertanyaan dan Pernyataan
Aspek-aspek utama yang perlu dicermati dalam menelaah dan revisi butir-butir pertanyaan atau pernyataan adalah :
a.       Kesesuaian dengan spesifikasi
b.      Kesesuaian dengan landasan teoritis
c.       Kesesuaian dengan format dilihat dari sudut ilmu pengukuran
d.      Ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon.
4.      Perakitan Butir-butir Pertanyaan atau Pernyataan ke dalam Perangkat Instrumen
Dalam perakitan ini sekaligus dirumuskan petunjuk bagaimana caranya merespon kepada pertanyaan-pertanyaan itu.
5.      Uji – coba Instrumen
Melalui uji coba akan diketahui informasi mengenai mutu instrumen yang dikembangkan itu. Syarat utama uji coba adalah bahwa karakteristik subjek uji-coba harus sama dengan karakteristik subjek penelitian.
6.      Analisis Hasil Uji Coba
a.       Analisis butir pertanyaan
Dalam analisis butir-butir pertanyaan (untuk atribut kognitif) dicari informasi mengenai hal-hal berikut :
1)      Distribusi respon
2)      Taraf kesukaran
3)      Daya beda
b.      Analisis butir pernyataan
Butir pernyataan yang baik cirinya adalah 1) semua kemungkinan jawaban terisi, dan 2) distribusinya bermodus tunggal
7.      Penentuan Perangkat Akhir Instrumen
Untuk butir-butir pertanyaan dipilih butir-butir yang memenuhi syarat berdasarkan distribusi respons dan yang mempunyai harga t signifikan. Butir-butir pertanyaan yang baik dan dirakit menjadi perangkat akhir instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
8.      Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok yang sama dalam waktu berlainan atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.
Ada tiga cara untuk mengestimasi reliabilitas instrumen itu, yaitu :
a.       Metode uji-ulang
b.      Metode bentuk paralel
c.       Metode pengujian satu kali.
9.      Pengujian Validitas Instrumen
Validitas instrumen didefinisikan “sejauh mana instrumen itu merekam / mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur”. Ada tiga landasan untuk melihat sejauh mana itu, yaitu :
a.       Didasarkan pada isinya
b.      Didasarkan pada kesesuaiannya dengan constructnya
c.       Didasarkan pada kesesuaiannya dengan kriterianya.
Jadi secara teori ada tiga macam validitas instrumen yaitu : a) validitas isi, b) validitas construct, c) validitas berdasarkan kriteria.


BAB 4  :  BERBAGAI METODE DAN MACAM-MACAM PENELITIAN

ORIENTASI
Ilmu pengetahuan adalah usaha yang bersifat multidimensional, yang sekaligus meliputi a) sikap ilmiah, b) metode ilmiah, dan c) kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan runtut.
Dalam perkembangan ilmu, dilihat dari segi metodologi ada beberapa hal yang perlu dicatat, yaitu :
a.       Adanya kenyataan, bahwa ilmu yang lebih tua mempengaruhi ilmu yang lebih muda, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
b.      Bahwa pola pemikiran operasionisme (yang mementingkan rumusan operasional) makin hari makin besar pengaruhnya.
c.       Bahwa kecenderungan ke arah kuantitatif makin hari makin kuat.
d.      Bahwa berkaitan dengan kecenderungan ke arah kuantitatif itu peranan statistika dalam penelitian juga makin besar.

BEBERAPA METODE DASAR DAN RANCANGAN PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan berbagai metode dan rancangan penelitian, sesuai dengan tujuan penelitian, sifat masalah yang dianggap, serta berbagai alternatif yang mungkin digunakan. Ada sembilan macam penelitian yang dikemukakan di sini, masing-masing dengan tujuan, contoh, ciri-ciri, serta langkah-langkah pokoknya. Kesembilan macam penelitian itu beserta tujuannya adalah sebagai berikut :
1.      Penelitian Historis
Penelitian ini bertujuan membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan.
2.      Penelitian Deskriptif
Bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
3.      Penelitian Perkembangan
Bertujuan menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
4.      Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan
Bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan sekarang (termasuk interaksinya) sesuatu unit sosial.
5.      Penelitian Korelasional
Bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
6.      Penelitian Kausal Komparatif
Bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara : berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
7.      Penelitian Eksperimental-sungguhan
Bertujuan menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan itu.
8.      Penelitian Eksperimental – semu
Bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.
9.      Penelitian Tindakan
Bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.


BAB 5 : RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL

RANCANGAN-RANCANGAN PRA-ESKPERIMENTAL
1.      The one-shot case study
Suatu kelompok dikenakan perlakuan tertentu, lalu setelah itu dilakukan pengukuran terhadap variabel tergantung.
Secara bagan :
            Treatment                          Posttest


X                                      T2
 
 


2.      One group pretest-posttest design :
Sekelompok subjek dikenal perlakuan untuk jangka waktu tertentu, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (T1) dan pengukuran akhir (T2).
Secara bagan :
                Pretest                                 Treatment                          Posttest


T1                                                           X                                             T2
 
 


3.      The static group comparison : Randomized control group only design
Sejumlah subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokkan secara rambang menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai perilaku tertentu dalam waktu tertentu, lalu kedua kelompok itu dikenai pengukuran yang sama. Perbedaan yang ada dianggap bersumber pada perlakuan.
Secara bagan :
     Pretest              Treatment              Posttest


       X                          T2
                                    T2
 
 




RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL-SUNGGUHAN
1.      Randomized control-group pretest-posttest design :
Secara bagan :
     Pretest              Treatment              Posttest


    T1                        X                          T2
    T1                                                                  T2
 
 



Pengaruh perlakuan diperhitungkan lewat perbedaan antara T2 – T1 kelompok eksperimen dan T2 – T1 kelompok kontrol. Rancangan di atas itu dapat dibuat lebih lanjut, yang secara bagan sebagai berikut :
      Pretest                       Treatment                Posttest


    T1                        Xa (metode a)                   T2
    T1                            Xb (metode b)                   T2
    T1                                                                              T2

 
 




2.      Randomized Solomon four-group design
Secara bagan :
Group
Pretest
Treatment
Post test
Difference
1 – pretested
2 – pretested
3 – unpretested
4 – unpretested
T1
1
X

X
T2
T2
T2
T2
1D = T1, X, H, M
2D = T1, H, M
3D = X, H, M
4D = H, M

3.      Factorial design
Sekalipun diselidiki pengaruh dua variabel atau lebih terhadap variabel tergantung. Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut :


Variabel A
Variabel B

A1
A2
B1


B2



Perluasan rancangan faktorial :
Rancangan yang digambarkan di atas adalah rancangan 2 x 2, yaitu rancangan faktorial yang paling sederhana. Rancangan faktorial dapat diperluas, misalnya rancangan 2x3, 3x3, 2x2x2, dan sebagainya.

RANCANGAN-RANCANGAN EKSPERIMENTAL – SEMU
Ada 11 rancangan eksperimental-semua yang disebutkan di sini, sebagai formasi awal.


BAB 6 : PERANAN STATISTIKA DAN KOMPUETR DALAM PENELITIAN


PERANAN STATISTIKA DALAM PENELITIAN
1.      Peranan Statistika dalam Penyusunan Model Teoritis
Gambaran hasil imajinasi ini biasa disebut model teoritis penelitian itu. Dewasa ini model yang paling banyak digunakan adalah model matematis, yaitu model yang menggunakan hukum-hukum matematika sebagai dasarnya. Kelebihan model matematis :
a.       Dapat merumuskan masalah dengan lebih singkat dan padat.
b.      Orang lebih mudah melakukan kuantitatif.
c.       Lebih memudahkan penggunaan teknik analisis statistik dan penggunaan jasa komputer.
d.      Lebih mudah dalam melihat asumsi-asumsi yang mendasari asumsi penelitian.
2.      Peranan Statistika dalam Perumusan Hipotesis
Perumusan-perumusan hipotesis dalam hipotesis alternatif dan hipotesis nol adalah konsep dalam statistika. Hipotesis nol dirumuskan atas dasar teori probabilitas. Karena itu pemahaman terhadap konsep-konsep dasar mengenai teori ini akan sangat membantu seseorang untuk merumuskan hipotesisnya secara lebih cermat.
3.      Peranan Statistika dalam Pengembangan Alat Pengambil Data
4.      Peranan Statistika dalam Penyusunan Rancangan Penelitian
5.      Peranan statistika dalam penentuan sampel penelitian
6.      Peranan statistika dalam pengolahan dan analisis data

KARAKTERISTIK KOMPUTER
Komputer adalah suatu perangkat keras yang kompleks yang mampu memproses kata dan bilangan secara elektronik. Karakteristik komputer :
1.      Kecepatan tinggi
2.      Ingatan luas
3.      Universalitas
4.      Fleksibilitas
5.      Patuh

PERANAN KOMPUTER DALAM PENELITIAN
1.      Peranan komputer dalam mencari sumber studi
2.      Peranan komputer dalam merekam sumber studi
3.      Peranan komputer dalam merekam hasil kajian
4.      Peranan komputer dalam penyusunan paradigma penelitian
5.      Peranan komputer dalam pengembangan alat pengambilan data
6.      Peranan komputer dalam pengujian hipotesis
Dalam kegiatan pengujian hipotesis ini jasa komputer diperlukan untuk hal-hal berikut ini :
a.       Peranan komputer dalam perekaman data
b.      Peranan komputer dalam konversi data mentah ke data olahan
c.       Peranan komputer dalam menyajikan data deskriptif
d.      Peranan komputer dalam menguji kesesuaian data dengan model teoritisnya
e.       Peranan komputer dalam pengujian hipotesis
7.      Peranan komputer dalam penyusunan laporan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar