Sugeng Rawuh Teng Blog Kula "Dinazad"

Sabtu, 16 Mei 2015

Resume



“METODOLOGI PENELETIAN : Pendekatan Praktis Kualitatif”
PENULIS : RASIMIN, M.Pd.
YOGYAKARTA : MITRA CENDEKIA, 2011


Description: Description: 3--STIT black-RALAT

Disusun guna memenuhi tugas UTS mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Khaerudin,S.Pd.I,M.Pd

Oleh :

Nama       :  Dinazad
NIM          :  3120040
Kelas        :  4 B  Reguler



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
TAHUN 2014
IDENTITAS BUKU


Description: F:\cover buku.jpg


Judul Buku          :    METODOLOGI PENELITIAN : Pendekatan Praktis Kualitatif
Pengarang            :    Rasimin, M.Pd.
Tahun Terbit        :    2011
Penerbit               :    Mitra Cendekia
Kota Terbit          :    Yogyakarta
ISBN                   :    979-789-336-32
Tebal Halaman    :    192


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL  ............................................................................................. i
IDENTITAS BUKU .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I        ARTI DAN PERANAN PENELITIAN ............................................ 1
                        Pengertian Penelitian ............................................................................ 1
                        Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
                        Kegunaan Hasil Penelitian ................................................................... 2
BAB II       RAGAM PENELITIAN ..................................................................... 4
                        Ragam Penelitian menurut Bidang Ilmu .............................................. 4
                        Ragam Penelitian menurut Pembentukan Ilmu .................................... 4
                        Ragam Penelitian menurut Bentuk Data .............................................. 4
                        Ragam Penelitian menurut Paradigma Keilmuan ................................. 4
                        Ragam Penelitian menurut Strategi ...................................................... 5
                        Ragam Penelitian menurut Lain-lain .................................................... 6
                        Ragam Penelitian dan Syarat Penelitian .............................................. 6
BAB III     EPISTEMOLOGI PENELITIAN ....................................................... 7
                        Asumsi Dasar Epistemologi ................................................................. 7
                        Epistemologi Positivistik ...................................................................... 7
                        Evaluasi Epistemologi Positivistik ....................................................... 8
                        Epistemologi Humanistik ..................................................................... 9
                        Evaluasi Epistemologi Humanistik .................................................... 10
BAB IV     PARADIGMA KUANTITATIF DAN KUALITATIF ................... 11
                   Paradigmatik Poitivisme dan Alamiah ............................................... 11
                   Prosedur Penelitian Kualitatif ............................................................ 11
                   Pemilihan Metodologi Penelitian ....................................................... 12
                   Disain Penelitian Kualitatif ................................................................ 12
                   Metode Kualitatif dalam Pendidikan ................................................ 13
BAB V       METODE PENELITIAN KUALITATIF ........................................ 14
                   Hakekat Penelitian ............................................................................. 14
Perbandingan tataran Filosofis ........................................................... 15
Perbandingan tataran Metodologis .................................................... 15
Pemilihan Metodologi Penelitian ....................................................... 15
Karakteristik Penelitian Kualitatif ..................................................... 16
Penelitian Kualitatif : Sebagai Proses ................................................ 16
Pengumpulan Data Kualitatif ............................................................ 16
Tahap-tahap Penelitian ....................................................................... 17
Obyektivitas, Validitas, dan Reliabilitas ............................................ 17
Analisis dan Interpretasi Data ............................................................ 17
Penyusunan Rencana Penelitian ......................................................... 18
BAB VI     ANALISIS METODE KUALITATIF ............................................. 19
BAB VII    HIPOTESIS DAN INSRUMEN PENELITIAN ............................ 21
Hipotesis Penelitian .......................................................................... 21
Jenis-jenis Hipotesis .......................................................................... 21
Variabel Penelitian ............................................................................ 22
Skala Pengukur Variabel  .................................................................. 22
Definisi Operasional Variabel ........................................................... 23
Instrumen Penelitian ......................................................................... 23
Kuesioner Penelitian ......................................................................... 23
Langkah-langkah Penyusunan Kuesioner ......................................... 24
BAB VIII  PENELITIAN TINDAKAN KELAS .............................................. 25
Hakekat Penelitian Tindakan ............................................................. 25
Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan .................................................... 27
Desain dan Prosedur Penelitian ......................................................... 27
Model-model Penelitian Tindakan  .................................................... 28

BAB IX     PENULISAN KARYA ILMIAH BERBASIS RISET .................... 29
BAB X       PENYUSUNAN LAPORAN PENELTIAN ................................... 31
BAB XI     RANCANGAN PENELITIAN ........................................................ 32

BAB I : ARTI DAN PERANAN PENELITIAN


Pengertian Penelitian
Mustofa (2000:143) mengatakan bahwa penelitian adalah proses yang sistematis untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah baru berdasarkan konsep tertentu dan didukung oleh fakta yang empiris.
Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolahan data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
Penelitian harus didasari oleh berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yaitu pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning).
Menurut Glencol (1989:5) penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena. Proses tersebut, yang sering disebut sebagai metodologi penelitian, mempunyai delapan macam karakteristik, yang harus diketahui, yaitu :
1)      Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan.
2)      Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan.
3)      Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik.
4)      Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola.
5)      Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian yang spesifik.
6)      Penelitian menerima asumsi kritis tertentu.
7)      Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian.
8)      Penelitian adalah, secara alamiahnya, berputar secara siklus atau lebih tepatnya.

Tujuan Penelitian
Tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut.
Pembatasan tujuan penelitian menurut Nazir (2009:26) yaitu :
a.       Eksplorasi
Penelitian eksplorasi (menjelajah) berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak.
b.      Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain.
c.       Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y).
d.      Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih, apakah valid atau tidak, atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua eksplanasi yang saling bersaing.
e.       Aksi
Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu, dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya.

Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian, antara lain berupa teori, disumbangkan ke khazanah ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu yang ada di khazanah tersebut dimanfaatkan oleh para perancang, perencana, pengembang untuk melakukan kegiatan dalam bidang keahliannya.
Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akan mendasari langkah-langkah penelitian yaitu :
a.       Merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya.
b.      Mengajukan hipotesis, mengemukakan jawaban sementara (masih bersifat dugaan) atas pertanyaan yang diajukan sebelumnya.
c.       Verifikasi data, mengumpulkan data secara empiris kemudian mengolah dan menganalisis data untuk menguji kebenaran hipotesis.
d.      Menarik kesimpulan, menentukan jawaban-jawaban definitif atas setiap pertanyaan yang diajukan (menerima atau menolak hipotesis).
Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada karakteristik keilmuan  yaitu :
1)      Rasional : penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penelaran manusia.
2)      Empiris : menggunakan cara – cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan menggunakan panca indra manusia.
3)      Sistematis  : menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.



BAB II  :  RAGAM PENELITIAN


Ragam Penelitian menurut Bidang Ilmu
Secara umum, ilmu-ilmu dapat dibedakan antara ilmu-ilmu dasar dan ilmu-ilmu terapan. Ilmu-ilmu dasar dikembangkan lewat penelitian yang biasa disebut sebagai “penelitian dasar” (basic research) sedangkan penelitian terapan (applied research) menghasilkan ilmu-ilmu terapan.
Bila tidak melihat apakah penelitian dasar atau terapan, maka macam penelitian menurut bidang ilmu dapat dibedakan langsung sesuai macam ilmu. Contoh : penelitian pendidikan, penelitian keteknikan, dll.

Ragam Penelitian menurut Pembentukan Ilmu
Ilmu dapat dibentuk lewat penelitian induktif atau penelitian deduktif. Penelitian induktif adalah peneltian yang menghasilkan teori atau hipotesis, sedangkan penelitan deduktif merupakan penelitian yang menguji (mengetes) teori atau hipotesis.
Secara lebih jelas, penelitian deduktif dilakukan berdasarkan logika deduktif, dan penelitian induktif dilaksanakan berdasarkan penalaran induktif.

Ragam Penelitian menurut Bentuk Data
Penelitian yang datanya berupa data kuantitatif (data berupa angka) disebut penelitian kuantitatif. Penelitian yang mengolah data kualitatif disebut sebagai penelitian kualitatif.

Ragam Penelitian menurut Paradigma Keilmuan
Menurut Muhajir, terdapat tiga macam paradigma keilmuan yang berkaitan dengan penelitian, yaitu : (1) positivisme, (2) rasionalisme, dan (3) fenomenologi. Ketiga macam penelitian ini dapat dibedakan dalam beberapa sudut pandang (a) sumber kebenaran/teori, dan (b) teori yang dihasilkan dari penelitian. Dari sudut pandang sumber kebenaran, paradigma positivisme percaya bahwa kebenaran hanya bersumber dari empiris sensual, yaitu yang dapat ditangkap oleh pancaindra, sedangkan paradigma rasionalisme percaya bahwa sumber kebenaran tidak hanya empiris sensul, tapi juga empiri logik (pikiran : abstraksi, simplifikasi), dan empiri etik (idealisasi realitas). Paradigma fenomenologi menambah semua empiri yang dipercaya sebagai sumber kebenaran oleh rasionalisme dengan satu lagi yaitu empiri transcendental (keyakinan; atau yang berkaitan dengan ke-Tuhanan). Dari pandangan teori yang dihasilkan, penelitian dengan berbasis paradigma positivisme atau rasionalisme, keduanya menghasilkan sumbangan kepada khazanah ilmu nomotetik (prediksi dan hukum-hukum dari generalisasi). Penelitian berbasis fenomenologi tidak berupaya membangun ilmu dari generalisasi, tapi ilmu idiografik (khusus berlaku untuk obyek yang diteliti).

Ragam Penelitian menurut Strategi
Secara lebih sederhana, dapat dikatakan bahwa strategi berkaitan dengan cara kita melakukan pengembangan atau pengujian teori. Berkaitan dengan strategi, ragam penelitian dapat dibedakan menjadi empat, yaitu penelitian :
1)      Penelitian Opini
Penelitian ini mencari pandangan atau persepsi orang-orang terhadap suatu permasalahan.
2)      Penelitian Empiris
Empiris terkait dengan observasi atau kejadian yang dialami sendiri oleh peneliti.
3)      Penelitian Kearsipan
Arsip dapat diartikan sebagai rekaman fakta yang disimpan.
4)      Penelitian Analitis
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara memecah problema menjadi sub-sub problem (atau variabel-variabel) dan dicari karakteristik tiap sub problema dan keterkaitan antar sub-problema.


Ragam Penelitian menurut Lain-lain
1)      Ragam penelitian menurut pendekatan – sumber : Arikunto
a.       Penelitian dengan pendekatan longitudinal (satu obyek penelitian dilihat bergerak sejalan dengan waktu)
b.      Penelitian dengan pendekatan penampang-silang (cross-sectional) yaitu banyak obyek penelitian dilihat pada waktu yang sama.
2)      Ragam penelitian – sumber : Suryabrata
a.       Historis
b.      Deskriptif
c.       Perkembangan
d.      Kasus / lapangan
e.       Korelasional
f.       Eksperimental sugguhan
g.      Eksperimental semu
h.      Kasual – komparatif
i.        Tindakan
3)      Ragam penelitian berkaitan dengan bentuk permasalahan – sumber : Yin.
a.       Ekperimen
b.      Deskripsi / survei
c.       Analisis kearsipan
d.      Historis
e.       Studi kasus

Ragam Penelitian dan Syarat Penelitian
Syarat penelitian :
1)      Sistematik
2)      Obyekif
3)      Rasional




BAB III : EPISTEMOLOGI PENELITIAN


Asumsi Dasar Epistimologi
Dengan mempelajari epistemologi yang merupakan pembahasan tentang bagaimana pengtahuan itu diperoleh, diharapkan peneliti akan mendapatkan gambaran yang lengkap tentang latar belakang perbedaan epistemologi positivstik yang mendasari metode kuantitatif dan epistemologi humanistik yang mendasari metode kualitatif.
Pada dasarnya ada beberapa kegunaan mengapa epistemologi kedua pendekatan itu perlu diperkenalkan : (1) peneliti akan mengetahui kekuatan dan keterbatasan kedua metode dalam menjaring realitas sosial, (2) mengetahui bagaimana metode itu dapat digunakan atau mungkin digabungkan, (3) akan menghindari sikap fanatisme metodologis yang mendewakan satu pendekatan saja, (4) mengetahui segala konsekuensi logis dari pilihan metode yang digunakan.

Epistemologi Positivistik
Dipelopori oleh Aguste Comte. Paradigma positivistik ini pada dasarnya terikat pada ide yang memandang sosiologi sebagai ilmu. Dan salah satu keyakinan yang paling penting dari pandangan ini adanya keyakinan bahwa fenomena sosial pada dasarnya memiliki pola, serta tunduk pada hukum-hukum yang deterministik, sebagaimana hukum-hukum yang mengatur hukum ilmu alam.
Mulyasa (2001: 132) epistemologi positivistik yang lebih dikenal sebagai pendekatan obyekif dalam kajian ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)      Cenderung menganggap manusia bersifat pasif dan perubahan banyak ditentukan oleh faktor luar.
2)      Kebenaran hanya dapat ditemukan jika peneliti mengambil jarak dari obyeknya.
3)      Perilaku manusia adalah nyata, dapat diamati, diukur (kuantifikasi) melalui variabel, indikator yang ditentukan dan sebagainya, dan dapat diramalkan.
4)      Memandang ada keteraturan dalam realitas sosial dan dalam perilaku manusia, meskipun keteraturan itu bersifat probabilistik.
5)      Peneliti memulai dengan suatu kerangka teoritis, merumuskan hipotesis, dan secara logis mereduksi apa atau bagaimana seharusnya jika hasil penelitian jika hipotesa itu benar.
6)      Untuk menguji hipotesis harus mengoperasiokan variabel yang terkandung dalam hipotesis dan mengujinya secara logis dan empiris.
7)      Dalam derajat tertentu perilaku manusia dapat diramalkan, meskipun ramalan tersebut tidak setepat perilaku alam.
8)      Pengetahuan dapat disebut jika penjelasannya dapat diamati oleh setiap orang melalui panca indra.
9)      Perilaku manusia banyak ditentukan oleh struktur sosial yang bersifat ekternal, umum dan memaksa.
10)  Unsur terpenting dalam pendekatan positivistik (obyektif) adalah eksplanasi atau penjelasan.

Evaluasi Epistemologi Positivistik
Kritik yang paling tajam atas paradigma positivistik ini dilancarkan para ahli historisisme. Menurut aliran ini, metode generalisasi yang diambil alih oleh ilmu fisika, sangat menyesatkan. Sebab, metode eksperimen dalam ilmu-ilmu sosial tidak mempunyai arti yang sama dengan eksperimen dalam bidang fisika. Keajegan dalam ilmu sosial lebih bersifat semu, tidak akan diulang seperti dalam ilmu alam, karena masyarakat memang selalu berubah.
Lebih dari itu, dalam ilmu sosial tidak dikenal sesuatupun yang dapat dibandingkan dengan hukum kausal yang dirumuskan secara metematis seperti dalam bidang fisika. Kendati begitu, menurut historisme, ilmu sosial harus mencari penjelasan-penjelasan yang bersifat kausal. Hukum sosial tidak dapat dirumuskan secara matematis. Terlalu banyak keunikan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.


Epistemologi Humanistik
Dalam ilmu sosial, khususnya sosiologi, pada dasarnya ada tiga isu pokok yang mendasari paradigma humanistik ini. Pertama, paradigma ini menerima common sense tentang sifat manusia. Kedua, yakin bahwa pandangan common sense dapat dan harus diberlakukan sebagai premis, dari mana perumusan sosiologi ini berasal. Ketiga, lebih mengetengahkan masalah kemanusiaan, daripada usaha untuk menggunakan preskripsi metodologi, yang bersumber pada ilmu-ilmu alam.
Tokoh epistemologi ini adalah Weber. Sebagaimana diuraikan, Weber menolak kecenderungan epistemologi positivistik yang berpegang pada keterangan sebab-akibat, terutama adanya keterbatasan berlakunya mata rantai sebab akibat itu.
Ciri-ciri epistemologi humanistik (Mulyasa, 2001) adalah :
1)      Menolak paham kesatuan ilmu dan menganggap esensi ilmu sosial berbeda dengan ilmu alam.
2)      Metode verstehen merupakan kunci utama untuk memperoleh pengetahuan dalam ilmu sosial.
3)      Perilaku manusia itu tidak teratur dan tidak berulang, oleh karena itu tidak dapat diukur atau diramalkan secara mekanisme benda mati.
4)      Persoalan makna menjadi sentral pemahaman, untuk mengerti gejala sosial.
5)      Interpretasi atas perilaku manusia tidak bersifat kausal dan tidak dapat dijelaskan melalui hukum yang permanen atas generalisasi umum.
6)      Realitas sosial adalah sesuatu yang cair dan mudah berubah melalui interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
7)      Tindakan manusia yang menentukan struktur dan bukan sebaliknya struktur yang menentukan tindakan manusia.
8)      Struktur sosial sekedar merupakan konstruksi sosial dan dapat dinegosiasikan
9)      Struktur sosial bersifat rentan, tidak permanen, dan artifical.



Evaluasi Epistemologi Humanistik
Popper menolak vershtehen sebagai metode ilmiah, karena tidak menghasilkan hipotesis yang dapat diverifikasi. Vershtehen dianggap hanya memiliki fungsi heuristik. Padahal alam lingkungan dianggap sangat analog dengan pengalama yang diperoleh dari perubahan lingkungan sosial dan sejarah.
Sementara itu kritik yang dilontarkan terhadap pemikiran Weber, umumnya karena dianggap mengabaikan : Pertama, adanya faktor-faktor sosial dari luar sang sosiolog atau peneliti yang menentukan pilihannya dan proses penelitian ilmiah. Kedua, mengabaikan faktor-faktor dan proses sosial yang dari luar orang berpengaruh atas isi dan arah perilaku mereka.
Maka dapat ditarik sebuah manfaat yaitu bukan pendekatan mana yang sebenarnya paling benar, tetapi lebih pada variasi pendekatan yang bisa saling mengisi kekurangan keduanya.
Kesimpulan Kleden, melalui reduksi pemikiran Jurgen Habermas, bahwa ilmu-ilmu empiris analitis (positivistik) mencegah kelompok pendekatan ilmu-ilmu hermeneutuk (humanistik) dari subyektifisme yang ditandai oleh interpretasi yang sewenang-wenang. Sebaliknya, pendekatan ilmu historis hermenutik, mencegah kelompok pendekatan empiris analitis, supaya tidak terjebak dalam determinisme yang membuta.
Dimana pendekatan kualitatif lebih memungkinkan dalam mengabstraksika keunikan tingah laku manusia, sedangkan pendekatan kuantitatif memberikan jasa dalam memperkaya model-model ilmu sosial.



BAB IV  :  PARADIGMA KUANTITATIF DAN KUALITATIF


Paradigmatik Poitivisme dan Alamiah
Lincoln dan Guba membedakan ilmu pengetahuan kedalam dua kelompok, yaitu paradigma positivism dan alamiah. Deddy menyebut bahwa paradigma sebagai suatu ideologi dan praktis suatu komunitas ilmuwan yang menganut suatu pandangan yang sama atas realitas, memiliki seperangkat kriteria yang sama untuk menilai aktivitas penelitian dan menggunakan metode serupa.
Perbedaan aksioma antara paradigma positivisme dan paradigma alamiah. Paradigma positivism secara umum dapat melahirkan suatu metode yang lebih dikenal dengan istilah penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma alamiah melahirkan suatu metode yang lebih dikenal dengan penelitian kualitatif.
Asumsi dasar paradigma alamiah menurut Lincoln dan Guba adalah sebagai berikut :
a.       Asumsi tentang kenyataan
b.      Asumsi tentang penelitian dan subyek
c.       Asumsi tentang hakikat pernyataan tentang kebenaran
Dengan demikian paradigma alamiah mengacu pada dasar pengetahuan idiografik, yaitu yang mengarah kepada pemahaman peristiwa atau kasus-kasus tertentu. Sedangkan disisi lain, paradigma positivisme mengacu pada dasar pengetahuan nomotetik, yaitu yang mengacu kepada pengembangan hukum-hukum umum.

Prosedur Penelitian Kualitatif
Pemilihan penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif. Dalam proses penelitian kualitatif paling tidak ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu : kedudukan teori, metodologi penelitian dan desain penelitian kualitatif.
Menurut Moleong teori adalah aturan yang menjelaskan tentang proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari (1) hubungan-hubungan yang dapat diamati diantara kejadian-kejadian, (2) mekanisme atau struktur yang diduga mendasari hubungan-hubungan demikian, dan (3) hubungan-hubungan yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksudkan untuk data dan yang diamati tanpa adanaya manifestasi hubungan empiris apapun secara langsung. Fungsi teori paling tidak ada empat, yaitu : (1) mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian, (2) menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban, (3) membuat ramalan atas dasar penemuan, (4) menyajikan penjelasan.
Unsur-unsur teori meliputi (a) kategori konseptual dan kawasan konseptualnya, (b) hipotesis atau hubungan generalisasi diantara kategori dan kawasan serta integritas. Kategori adalah unsur konseptual suatu teori sedangkan kawasannya adalah aspek atau unsur suatu kategori. Yang perlu ditekankan dalam penelitia kualitatif, bahwa status hipotesis ialah suatau yang disarankan, bukan sesuatu yang diuji diantara hubungan kategori dan kawasannya.

Pemilihan Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang dipakai adalah multi metodologi. Para peneliti kualitatif dapat menggunakan semiotika, narasi, isi, diskursus, arsip, analisis fonemik, bahkan statistic, menggunakan pendekatan, metode dan teknik-teknik etnometodologi, fenemologi, hermeneutik, dll. Dengan demikian, tidak ada metode atau praktik yang dianggap unggul. Penelitian kualitatif perlu mempertimbangkan validitas data.

Disain Penelitian Kualitatif
Fungsi disain penelitian yaitu digunakan untuk menunjukkan rencana penelitian tentang bagimana melakukan langkah selanjutnya dalam melakukan penelitian. Moleong mengidentifiasikan unsur-unsur disain penelitian naturalistik berikut :
a.       Penentuan fokus penelitian (initial focus for inquiry)
b.      Penyesuaian paradigma dengan fokus penelitian
c.       Penyesuaian paradigma penelitian dengan teori substantif yang dipilih
d.      Penentuan di mana dan dari siapa data akan dikumpulkan
e.       Penentuan fase-fase penelitian secara berurutan
f.       Penentuan instrumen
g.      Perencanaan pengumpulan data
h.      Perencanaan prosedur analisis
i.        Perencanaan logistik
Rencana untuk pemeriksaan keabsahan data
Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi empat teknik. Pertama, kreadibilitas (creability) yaitu kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden seagai informan.
Kedua, transferabilitas (transferability). Kriteria ini digunakan untuk memenuhi kriteria bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks (setting) tertentu dapat ditransfer ke subyek lain yang memiliki tipologi yang sama.
Ketiga, dependailitas (dependaility). Kriteria ini digunakan untuk menilai apakah proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak.
Keempat, konfirmabilita (confirmability). Merupakan kriteria untuk menilai mutu tidaknya hasil penelitian.

Metode Kualitatif dalam Pendidikan
Kalau diperhatikan karya-karya klasik dalam bidang pendidikan, sebagian besar narasinya berisi analisis secara kualitatif. Penggunaan alat analisis kualitatif sangat menonjol dalam penelitian kualitatif dalam pendidikan setelah munculnya aliran Neoklasik, yang dalam analisisnya menekankan sudut optimasi dalam kegiatan pendidikan.



BAB V  :  METODE PENELITIAN KUALITATIF


Hakekat Penelitian
Umumnya diakui terdapat dua paradigma utama dalam metodologi penelitian yakni paradigma positivist (penelitian kuantitatif) dan paradigma naturalistik (penelitian kualitatif).
Positivisme, salah satu hasil pemikiran Auguste Comte yang sangat penting dan berpengaruh adalah tentang tiga tahapan/tingkatan cara berpikir manusia dalam berhadapan dengan alam semesta yaitu :
a.       Tingkatan Teologi (Etat Theologique)
Pada tingkatan ini manusia belum bisa memahami hal-hal yang berkaitan dengan sebab akibat. Segala kejadian adalah akibat ketentuan Tuhan dan manusia hanya dapat berpasrah.
b.      Tingkatan Metafisik (Etat Metaphisique)
Dalam tahap ini manusia mulai menemukan keberanian dan merasa bahwa kekuatan yang dapat menimbulkan bencana dapat dicegah.
c.       Tingkatan Positif (Etat Positive)
Pada tahap ini manusia sudah menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasai alam.
Fenomenologi, Husserl berpendapat bahwa kedasaran bukan bagian dari kenyataan melainkan asal kenyataan, dia menolak bipolarisasi antara kesadaran dan alam, antara subyek dan obyek, kesadaran tidak menemukan obyek-obyek, tapi obyek-obyek diciptakan oleh kesadaran.
Kesadaran merupakan sesuatu yang bersifat intensionalitas (bertujuan), artinya kesadaran tidak dapat dibayangkan tanpa sesuatu yang disadari. Supaya kesadaran timbul perlu diandaikan tiga hal yaitu : ada subyek, ada obyek, dan subyek yang terbuka terhadap obyek-obyek.



Perbandingan tataran Filosofis
Dalam pandangan positivisme dari sudut ontologi meyakini bahwa realitas merupakan suatu yang tunggal dan dapat dipecah-pecah untuk dipelajari/dipahami secara bebas, obyek yang diteliti bisa dieliminasikan dari obyek-obyek lainnya. Sedangkan dalam pandangan fenomenologi kenyataan itu merupakan suatu yang utuh, oleh karena itu obyek harus dilihat dalam suatu konteks natural tidak dalam bentuk yang terfragmentasi.
Dari sudut epistemologi, positivisme mensyaratkan adanya dualisme antara subyek penelitian dengan obyek yang ditelitinya. Sedagkan dalam pandangan fenomenologis subyek dan obyek tidak dapat dipisahkan dan aktif bersama dalam memahami berbagai gejala.
Dari sudut aksiologi, positivisme mensyaratkan agar penelitian itu bebas nilai agar dicapai obyektivitas konsep-konsep dan hukum-hukum sehingga tingkat berlakunya bebas tempat dan waktu. Sedangkan dalam fenomenologi penelitian itu terikat oleh nilai sehingga hasil suatu penelitian harus dilihat sesuai konteks.

Perbandingan tataran Metodologis
Dalam tataran metodologis perbedaan landasan filosofis terrefleksikan dalam perbedaan metode penlitian, dimana positivisme dimanifestasikan dalam metode penelitian kuantitatif sedangkan fenomenologis dimanifestasikan dalam metode penelitian kualitatif.

Pemilihan Metodologi Penelitian
Penelitian kualitatif bersifat multi metodologi (menggunakan banyak metodologi atau gabungan dari beberapa metodologi), akan tetapi seperti halnya penelitian kuantitatif perlu mempertimbangkan validitas data.
Menurut Salim secara umum penelitian kualitatif sebagai suatu proses dari berbagai langkah yang melibatkan peneliti, paradigma teoritis dan interpretatif, strategi penelitian, metode pengumpulan data dan analisis data empiris, maupun pengembangan interpretasi dan pemaparan.

Karakteristik Penelitian Kualitatif
Ciri penelitian kualitatif :
a.       Menggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (enity)
b.      Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
c.       Menggunakan metode kualitatif
d.      Menggunakan analisis data secara induktif.
e.       Lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal dari data.
f.       Mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan angka-angka.
g.      Lebih mementingkan proses daripada hasil
h.      Menghedaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
i.        Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas, dan obyektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.
j.        Menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara)
k.      Menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.

Penelitian Kualitatif : Sebagai Proses
Kegiatan generik dalam penelitian kualitatif selalu menampilkan lima fase tataran yang dimiliki oleh masing-masing pendekatan ; (1) peneliti dan apa yang diteliti sebagai subyek multi-kultural, (2) paradigma teoritis dan interpretatif, (3) strategi penelitian, (4) metode pengumpulan data dan analisis data empiris, dan (5) seni mengintepretasi dan memaparkan hasil penelitian.

Pengumpulan Data Kualitatif
a.       Metode pengamatan
b.      Metode wawancara
c.       Metode dokumenter

Tahap-tahap Penelitian
a.       Tahap Pra-Lapangan
b.      Tahap Pekerjaan Lapanga
c.       Tahap Analisis Data

Obyektivitas, Validitas, dan Reliabilitas
a.       Pengertian konsep-konsep terkait
Obyektivitas yaitu suatu sifat yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk menciptakan obyektivitas itu, penelitian harus menggunakan perangkat yang tepat guna (valid). Maksudnya adalah alat yang tepat dan tajam di dalam mengukur sesuatu yang ditelitinya. Penggunaan konsep reliabilitas, digunakan untuk melihat seberapa besar kebenaran yang ditemukan dalam penelitian.
b.      Peran Obyektivitas, Validitas dan Reliabilitas Bagi Penelitian Kualitatif
Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari kebenaran. Untuk mendapatkan kebenaran tersebut diperlukan serangkaian langkah (obyektivitas, validitas dan reliabilitas) yang dapat menuntun peneliti untuk menghasilkan sesuatu yang tidak menyimpang dari keadaan yang sebenarnya dari sasaran penelitian.

Analisis dan Interpretasi Data
a.       Pengertian Komponen Analisis dan Interpretasi Data
Dalam arti sempit, analisis data diartikan sebagai kegiatan pengolahan data, yang terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi data. Tabulasi data dinyatakan sebagai proses pemanduan atau penyatupaduan sejumlah data dan informasi yang diperoleh peneliti dari setiap sasaran penelitian, menjadi satu kesatuan daftar, sehingga data yang diperoleh menjadi mudah dibaca atau dianalisis.
Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian data yang telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat, namun lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di dalam data yang telah disajikan.
b.      Tahap dan Proses Analisis dan Interpretasi Data
Tiga komponen penting dalam tahap dan proses analisis dan interpretasi data : (1) reduksi, (2) penyajian, dan (3) kesimpulan/verifikasi. Sedangkan tahap dan proses selengkapnya meliputi : (1) pengolahan data, yang terdiri dari kategorisasi dan reduksi data, (2) penyajian data, (3) interpretasi data, dan (4) penarikan kesimpulan.

Penyusunan Rencana Penelitian
a.       Pengertian dan Komponen Rencana Penelitian
Penyusunan rencana penelitian dimaksudkan sebagai upaya menentukan arah, fokus dan tujuan penelitian.
b.      Fungsi Rencana Terhadap Jenis Penelitian Terpilih
Penyusunan rencana penelitian mengenal norma-norma tertentu yang perlu ditaati agar : a) kualitas ilmiahnya tercapai, khususnya sebagaimana tercermin dalam tujuan penelitian yang direncanakan, b) harapan mendapat persetujuan dari sponsor atau instansi bersangkutan terpenuhi, c) tidak terjadi pemborosan energi, dan d) tidak terjadi kesalahan dan penyalahgunaan anggaran.




BAB VI  :  ANALISIS METODE KULITATIF


Hakekat Analisis
Moleong menekankan bahwa proses analisi data kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi.
Abstraksi merupakan usaha yang dilakukan untuk membuat rangkuman inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap di dalamnya. Kemudian langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satua-satuan kemudian dikategorikan. Tahap terakhir adalah pemeriksaan keabsaha data.

Penelitian Kualitatif dan Kegunaannya.
            Beberapa hal yang melatarbelakangi mengapa penelitian kualitatif perlu dilakukan. Pertama, realitas sosial berlapis ganda yaitu bersifat obyktif dan subyekif. Kedua, akibat banyaknya fenomena sosial atau tingkah laku manusia yang bersifat unik, maka metode verstehen merupakan kunci utama untuk memperoleh pengetahuan dalam ilmu sosial.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Kualitatif
Kelebihan metode kualitatif
a.       Dimungkinkan lahirnya teori sosial baru
b.      Dengan penelitian kualitatif masalah realitas subyektif seperti masalah-masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem nilai, agama atau masalah kebudayaan pada umumnya akan dapat diungkapkan.
Kelemahan :
a.       Dengan tiadanya prinsip keterwakilan dalam pengambilan sampel, jelas secara metodologis tidak memiliki hak untuk menggeneralisasikan hasil temuannya.
b.      Sebagai penelitian yang bergerak dalam dunia realitas yang subyektif tidak memiliki parameter yang dapat diukur secara obyektif, sebagaimana dalam penelitian kuantitatif.

Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Pengumpulan data melalui pengamatan terlibat, wawancara, melalui interview yang mendalam, observasi atau partisipasi.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Moloeng, untuk menguji dan memastikan temuan ada beberapa langkah yang harus ditempuh :
a.       Memeriksa kerepresentatifan
b.      Pemeriksaan pengaruh penelitian dari kebiasaan.
c.       Melalui triangulasi, yang intinya mencari tahu tentang kesahihan dan keterandalan data
d.      Memberi bobot pada bukti melalui umpan balik sebelum kesimpulan dibuat.
e.       Membuat pertentangan atau perbandingan.
f.       Memeriksa makna segala sesutu yang di luar dalam rangka memperdalam kesimpulan awal
g.      Membuat replikasi temuan
h.      Mencari penjelasan tandingan.
Ada empat kriteria yang digunakan untuk mengukur keabsahan : derajat kepercayaan (credibility); kedua, keteralihan (transferability); kebergatungan (dependability); dan kepastian (confirmability).

Ciri-ciri Metodologi Kualitatif
a.       Memiliki latar belakang yang alami
b.      Bersifat deskriptif
c.       Lebih memperhatikan proses daripada hasil
d.      Cenderung menganalisa datanya secara induktif.

BAB VII  :  HIPOTESIS DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data terkumpul.
Menurut asal katanya hipotesis berasal dari dua kata, yaitu hypo yang berarti lemah atau dibawah dan thesa yang berarti kebenaran atau jawaban. Secara sederhana hipotesis adalah merupakan jawaban yang masih lemah, atau dapat diartikan suatu kebenaran yang masih dibawah dengan kata lain kebenarannya masih perlu dilakukan pengujian.
Menurut cara memperolehnya hipotesis dapat diperoleh melalui beberapa sumber, yaitu (1) pengalaman dalam klinik, (2) teori, dan (3) review literatur. Beberapa hal yang menjadi ciri hipotesis : 1) hipotesis dalam bentuk pernyataan, 2) hipotesis dibuat berdasarkan kerangka konsep penelitian, 3) hipotesis merupakan hubungan dua variabel atau lebih, 4) hipotesis harus dapat dibuktikan secara empirik. Kegunaan hipotesis : 1) sebagai tuntunan arah penelitian, 2) identifikasi variabel independen dan dependen yang akn digunakan, 3) menentukan desain penelitian, 4) menentukan uji statistik yang akan digunakan.

Jenis-jenis Hipotesis
a.       Hipotesis nihil / Ho adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan  / perbedaan antara satu variabel dengan variabel lain, atau tidak adanya pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y.
b.      Hipotesis alternatif / Ha para ahli penelitian sering memberi nama dengan istilah hipotesis kerja. Hipotesis ini menyatakan ada hubungan / perbedaan antara satu variabel dengan variabel lain.
Danin memberikan penekanan terhadap berbagai bentuk dalam melakukan uji hipotesis, yaitu :
a.       One tail / satu sisi, bila hipotesis alternatif menyatakan ada hubungan searah atau berlawanan, ata salah satuvariabel lebih tinggi / besar daripada variabel lainnya.
b.      Two tail / dua sisi, bila hipotesis alternatif hanya menyatakan ada hubungan atau ada perbedaan tanpa menyebutkan arahnya hubungan atau perbedaan.

Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh anggota kelompok tersebut.
Jenis variabel berdasarkan angkanya :
a.       Variabel diskrit adalah variabel yang terdiri atas bagian-bagian atau kategori-kategori yang dapat dipisahkan dengan tegas, misal : pendidikan.
b.      Variabel kontinyu adalah variabel yang tidak dapat dibatasi dengan tegas menurut kategori-kategori, misal berat badan, tinggi badan.
Jenis variabel berdasarkan urutan waktunya :
a.       Variabel pendahuluan adalah varibel yang penampilannya mendahului variabel bebas dan berhubungan dengan variabel terikat.
b.      Variabl bebas adalah variabel yang variasi nilainya dapat mempengaruhi variabel tersebut.
c.       Variabel antara, variabel penghubung adalah variabel yang terletak antara variabel bebas dan variabel terikat.
d.      Variabel terikat adalah variabel yang variasi nilainya diakibatkan oleh satu atau lebih variabel bebas.

Skala Pengukur Variabel
Pengukuran adalah penunjukkan angka-angka pada suatu variabel. Syarat dalam melakukan pengukuran :
1)      Isomorfisme, yaitu ukuran harus sedekat mungkin dengan benda / kajian yang diukur.
2)      Exhaustive, yaitu pengukuran harus meliputi seluruh kemungkinan yang ada
3)      Mutually exclusive, yaitu pengukuran tidak boleh tumpang tindih.
Hasil pegukuran dapat dibagi dalam  4 skala yaitu skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Yang termasuk dalam skala nominal adalah (1) merupakan tingkat pengukuran yang paling sederhana untuk klasifikasi data, (2) tidak ada asumsi jarak atau urutan antara angka-angka, (3) dasar penggolongannya mutualy exclusive dan exhautive, (4) kode angka tak menunjukkan rendah ke tinggi atau sebaliknya.
Sedangkan skala ordinal adalah (1) merupakan tingkatan pengukuran yang mempunyai urutan dari rendah ke tinggi, (2) kode atau angka sekedar menunjukkan urutan bukan nilai.
Skala interval adalah (1) merupakan tingkat pengukuran urutan dari rendah ke tinggi, (2) memberikan informasi tentang interval antara satu kode/angka dengan yang lain.
Skala rasio adalah (1) merupakan tingkat pengukuran urutan dari rendah ke tinggi, (2) memberikan informasi tentang nilai sebenarnya objek yang diukur, (3) menggambarkan interval antara kode/angka dengan nilai 0.

Definisi Operasional Variabel
Adalah batasan dan cara pengukuran variabel yang akan diteliti.

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Kriteria instrumen yang baik :
a.       Valid, adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu alat ukur.
b.      Reliabel, adalah keajekan (konsistensi) alat pengumpulan data/instrumen dalam mengukur apa saja yang diukur.

Kuesioner Penelitian
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik dan digunakan untuk memperoleh suatu data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Persyaratan dari kuesioner penelitian : (1) mencakup tujuan penelitin, (2) mudah ditanyakan, (3) mudah dijawab, (4) data yang diperoleh mudah diolah.
Terdapat beberapa jenis kuesioner, diantaranya (1) kuesioner untuk keperluan administrasi, (2) kuesioner untuk observasi, (3) kuesioner untuk wawancara.
Langkah-langkah Penyusunan Kuesioner
a.       Mengidentifikasi variabel-variabel dalam rumusan judul penelitian
b.      Menjabarkan variabel tersebut menjadi sub variabel (indikator)
c.       Membuat deskripsi dari setiap indikator
d.      Merumuskan setiap deskripsi dari setiap indikator menjadi butir-butir pertanyaan.
e.       Melengkapi kuesioner dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar.
Persyaratan dalam menyusun butir-butir pertanyaan :
a.       Pertanyaan jelas
b.      Pertanyaan hendaknya membantu ingatan responden.
c.       Memberikan pertanyaan penyaring
d.      Pertanyaan sesederhana mungkin
Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, yakni :
1)      Jenis pertanyaan
Yang dapat menggali tiga hal yaitu pertanyaan mengenai fakta, pertanyaan mengenai pendapat dan sikap, dan pertanyaan informatif.
2)      Bentuk Pertanyaan
Ada dua yaitu bentuk pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.
3)      Isi Pertanyaan
Hendaknya sesuai dengan tujuan penelitian
4)      Urutan Pertanyaan
Urutan pertanyaan dimulai dari : pengantar / introduksi, pertanyaan pemanasan, pertanyaan demografi, dan pertanyaan pokok.








BAB VIII  :  PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Hakekat Penelitian Tindakan
a.       Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian dan tindakan. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencerminkan suatu objek dengan menggunakan cara-cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
b.      Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
1)      Problem yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti dalam kehidupan profesi sehari-hari.
2)      Peneliti memberikan perlakuan atau treatmen berupa tindakan yang terencana untuk memecahkan masalah bersama orang lain.
3)      Rencana penelitian selalu dalam bentuk siklus atau daur jangka panjang.
4)      Adanya langkah berpikir refkeltif dan evaluasi sendiri.
5)      Para peneliti merasakan hasil dari tindakan penelitian tersebut
6)      Para peneliti dapat merasakan hasil treatment dari penelitian tersebut
7)      Pemeran aktif adalah peneliti.
c.       Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dengan Penelitian Lain
1)      Penelitian tindakan lebih bertujuan untuk memperbaiki keadaan, kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk generalisasi atau hanya sah di tempat mana penelitian dilakukan dan berbasis praktis, sedangkan penelitian formal lainnya bertujuan menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum.
2)      Penelitian tindakan ditujukan untuk mencari pemecahan praktis terhadap permasalahan lokal, sedangkan penelitian lainnya ditujukan untuk menemukan pengetahuan ilmiah yang bersifat universal.
3)      Penelitian tindakan fleksibel dalam menerapkan metodologi penelitian ilmiah sedangkan penelitian lain sangat ketat dalam menggunakan metodologi ilmiah untuk memperoleh pengetahuan.
4)      Pelaku dalam penelitian tindakan adalah peneliti sendiri, sedangkan penelitian lain adalah orang lain sebagai pemberi informasi.
5)      Penelitian tindakan tidak harus menggunakan statistik karena bersifat penelitian kualitatif, sedangkan penelitian lain memerlukan analisis statistik yang baik.
6)      Penelitian tindakan tidak mensyaratkan hipotesis, sedangkan penelitian lain hipotesis harus jelas
7)      Penelitian tindakan berfungsi memperbaiki keadaan secara langsung sedangkan penelitian lain menguji teori.
8)      Penelitian tindakan tidak terlalu berlandaskan teori, sedangkan penelitian lain berlandaskan pada teori yang sudah ada.
9)      Sampel dalam penelitian tindakan tidak harus representatif, sedangkan penelitian lain sampel harus representatif.
10)  Fokus penelitian tindakan ada pada perubahan dan diri adalah fokus perubahan.
d.      Tujuan Penelitian Tindakan
1)      Guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam suatu lembaga.
2)      Kembangkan rencana tindakan guna tingkatkan apa yang telah dilakukan sekarang
3)      Terwujudnya proses penelitian yang memiliki manfaat untuk peneliti dan responden
4)      Memperoleh keterangan yang obyektif dalam rangka membenarkan kegiatan yang telah dibuat
5)      Untuk memberikan keterangan yang dapat digunakan sebagai dasar kegiatan dan tindakan yang akan datang
6)      Untuk menstimulasi pekerja-pekerja pelaksanaan program ke arah yang lebih dinamis
7)      Untuk membuat perubahan-perubahan suatu keadaan
8)      Mengembangkan sistem pengelolaan teknologi yang diterapkan.

Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan
a.       Prinsip kegiatan nyata dalam situasi rutin
b.      Adanya kesadaran untuk memperbaiki diri
c.       Berpijak pada analisis SWOT
d.      Upaya empirik dan sistematik
e.       Ikuti SMART dalam perencanaan
f.       Penelitian tindakan yang dilakukan harus dapat menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan memang berbeda dengan yang sebelumnya
g.      Terpusat pada proses, bukan semata-mata hasil

Desain dan Prosedur Penelitian
a.       Proses dasar penelitian tindakan
1)      Penyusunan rencana
2)      Tindakan
3)      Observasi
4)      Refleksi
b.      Jenis-jenis Penelitian Tindakan
1)      Penelitian tindakan diagnostik
Penelitian ini dirancang untuk menentukan ke arah tindakan.
2)      Penelitian tindakan partisipan
Dalam penelitian ini memiliki gagasan bahwa orang yang akan melakukan tindakan harus juga terlibat dalam proses penelitian awal.
3)      Penelitian tindakan empiris
Gagasan dari penelitian ini adalah melakukan sesuatu dan membukukan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi.
4)      Penelitian tindakan eksperimental
Jenis penelitian ini memiliki nilai potensial terbesar untuk kemajuan pengetahuan ilmiah karena dalam keadaan yang menguntungkan memberikan ujicoba yang mantap tentang situasi tertentu.
c.       Teknik Pemantauan dalam Penelitian Tindakan
Teknik yang digunakan : catatan anekdot, catatan lapangan, deskripsi perilaku, analisis dokumen, catatan harian, log, portofolio, angket, wawancara, dll

Model-model Penelitian Tindakan
a.       Model Kurt Lewin
Konsep ininya adalah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat tahap atau langkah yang harus runtut yaitu : perencanaan, aksi atau tindakan, observasi, dan refleksi.
b.      Model Kemmis dan Mc Taggart
Hampir sama seperti model kurt lewin. Tetapi dalam model ini setelah refleksi akan dilakukan revisi atau perbaikan.
c.       Model Jhon Eliot
Setiap siklus dimungkinkan terdiri dari lebih dari dua aksi. Setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar
d.      Model Dave Ebbutt
Model ini mengadaptasi dari ketiga model penelitian tindakan sebelumnya tetapi menambahkan dengan perkembangan yang baru untuk menggambarkan suatu proses refleksi (action-reflection)
e.       Model Hopkins
Meliputi : perencanaan tindakan, target, tugas dan kriteria keberhasilan.
f.       Model Mc Kernon
Penelitian ini lebih jelas diaplikasikan dalam tujuh tahap kasus penelitian tindakan kelass yaitu : analisis situasi, rumusan dan klarifikasi permasalahan, hipotesis tindakan, perencanaan tindakan, perencanaan tindakan dengan monitoringnya, evaluasi hasil tindakan, dan refleksi dan pengambilan keputusan untuk pengembangan.



BAB IX  :  PENULISAN KARYA ILMIAH BERBASIS RISET

Elemen-elemen pokok karya ilmiah yang berbasis hasil penelitian :
1.      Topik atau Judul
Kriteria pemilihan judul :
a.       Dalam judul laporan sebaiknya sudah menggambarkan apa yang telah diteliti.
b.      Judul yang dipilih hendaknya memiliki signifikansi sebagai karya ilmiah : baik dilihat dari segi kebutuhan akademis maupun dari segi praktis.
2.      Latar Belakang
Isi pokok latar belakang adalah membangun argumen : mengapa penelitian itu penting untuk dilakukan.
3.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada dasarnya merupakan rincian pertanyaan penelitian yang telah dituangkan dalam latarbelakang.
4.      Tujuan Penelitian
Delapan tipe tujuan penelitian, yaitu :
a.       To Explore (penjajagan) : tujuannya berusaha untuk pengembangan awal, mencari gambaran kasar atau mencari pemahaman tentang fenomena soial (keagamaan) yang belum diketahui sebelumnya.
b.      To Describe : tujuannya untuk menggambarkan realitas sosial secara apa adanya atau melakukan pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, termasuk kejadian-kejadian sosial yang ada.
c.       To Explain : untuk menjelaskan hubungan kausal fenomena sosial dengan menggunakan pengujian hipotesa
d.      To Understand : untuk memahami fenomena sosial secara mendalam
e.       To Predict : untuk melakukan ramalan kejadian tertentu dimasa mendatang.
f.       To Change : untuk melakukan intervensi sosial.
g.      To Evaluate : untuk memonitor program intervensi sosial atau menilai progam apakah dapat membantu memecahkan masalah dan membuat kebajikan.
h.      To Asses social impact : untuk mengidentifikasi kemungkinan konsekuensi/dampak sosial-kebudayaan dari pelaksanaan proyek, perubahan teknologi atau kebijakan tindakan pada struktur sosial, proses sosial dan sebagainya.
5.      Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian sebenarnya lebih diperuntukkan untuk menjawab kebutuhan yang lebih pragmatik daripada kebutuhan akademik.
6.      Studi Literatur
Studi literatur pada dasarnya merupakan anjangsana ilmiah yang memperlihatkan keluasan pengetahuan peneliti terhadap materi yang akan dibahas.
7.      Kerangka Teori
Digunakan sebagai alat untuk membantu menggambarkan, memahami, menganalisa atau memprediksi data yang telah diperoleh.
8.      Hipotesis
Menurut Young, peranan hipotesa dalam penelitian ilmu sosial dapat diperinci sebagai berikut : 1) memberikan tujuan yang tegas bagi penelitian; 2) membantu dalam menentukan arah yang ditempuh dalam penelitian; 3) menghindarkan suatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan.
9.      Metodologi
10.  Teknik pengumpulan data
11.  Analisis data
12.  Kesimpulan
13.  Lampiran
14.  Kepustakaan



BAB X  :  PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN


Tujuan utama dari penulisan laporan penelitian adalah memberitahukan pembaca tetang masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang telah ditemukan dan kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian tersebut.
Elemen-elemen pokok pada isi laporan penelitian :
1.      Judul Laporan
2.      Kata Pengantar
3.      Daftar isi
4.      Pendahuluan
Secara umum isi pendahuluan :
a) latar belakang,
b) perumusan masalah,
c) tujuan penelitian,
d) kegunaan,
e) kerangka teori,
f) hipotesa,
g) teknik pengambilan sampel,
h) teknik pengambilan data,
i) analisis data.
5.      Tubuh laporan
6.      Kesimpulan
7.      Lampiran
8.      Kepustakaan



BAB XI  :  RANCANGAN PENELITIAN


Perbedaan yang cukup jelas antara proposal penelitian dan rancangan penelitian. Bahasan mengenai proposal penelitian secara umum hanya memuat masalah pokok-pokok pikiran secara sederhana, sedangkan dalam rancangan penelitian seluruh elemen-elemen pokok dalam penelitian harus ada dimuat secara keseluruhan dan diuraikan secara jelas dan detail. Elemen-elemen rancangan penelitian, yaitu :
1.      Judul Penelitian
2.      Latar Belakang Masalah
3.      Perumusan Masalah
4.      Tujuan Penelitian
5.      Kegunaan Penelitian
6.      Tinjauan Pustaka / Kerangka Teori
7.      Masalah Hipotesa
8.      Masalah Sampel
9.      Masalah Instrumen
10.  Masalah Pemilihan Lokasi
11.  Analisis Data

Tidak ada komentar:

Posting Komentar