Sugeng Rawuh Teng Blog Kula "Dinazad"

Sabtu, 16 Mei 2015

Resume



“DASAR-DASAR METODOLOGI
Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan”
Penulis : Drs.Ibnu Hadjar,M.Ed
PT RadjaGrafindo Persada, Jakarta:1999



IDENTITAS BUKU


Judul Buku                  :  Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam
   Pendidikan
Penulis                         :  Drs. Ibnu Hadjar, M.Ed.
Tahun Terbit                :  1999
Penerbit                       :  PT Raja Grafindo Persada
Kota Terbit                  :  Jakarta
Tebal Halaman            :  418



DAFTAR ISI


BAB I        KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN .................. 1
                   Kajian Penelitian Pendidikan .......................................................... 1                 Masalah Penelitian      3                   ......................................................................................................... Ulasan Kepustakaan dan Replikasi                    4
                   Dasar-Dasar Desain dan Etika Penelitian ....................................... 5

BAB II       DESAIN DAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF ... 7
                   Subyek Penelitian ............................................................................ 7
                   Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 8
                   Analisis Data ................................................................................... 10
                   Penelitian Deskriptif, Korelasional, Diferensial dan Sigi ................ 11
                   Penelitian Eksperimen dan Ex Post Facto ...................................... 12

BAB III     PERENCANAAN DAN PELAPORAN PENELITIAN ......... 14
                   Proposal Penelitian .......................................................................... 14
                   Laporan Penelitian .......................................................................... 15












BAB I
KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN

Kajian Penelitian Pendidikan
Buku-buku tentang Metode Penelitian sudah banyak dibahas oleh para ahli dan pembahasannya cukup informatif, bahkan komprehensif. Namun buku-buku tersebut kebanyakan ditulis untuk pembaca umum dalam semua Ilmu Sosial. Lagi pula, tidak memberikan panduan praktis aplikatif sehingga para mahasiswa mengalami kesulitan untuk menerapkan teori-teori penelitian. Kecuali itu uraian tentang teknik dan metode pun tidak disertai dengan contoh-contoh kongret dari hasil laporan penelitian.
Buku ini dimaksudkan sebagai sumbangan sekaligus menjadi acuan bagi para mahasiswa dan peneliti pemula, khususnya di bidang metodologi penelitian yang digunakan dalam pendidikan.
Di dalam buku ini dijelaskan bahwa, dalam rangka memahami masalah yang dihadapi, tenaga kependidikan memerlukan pengetahuan kependidikan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya : pengalaman pribadi, pendapat ahli, tradisi, intuisi, penalaran, nilai serta penelitian. Masing-masing sumber mempunyai  kelebihan dan kelemahan. Namun demikian, di antara sumber-sumber tersebut yang paling dapat diandalkan adalah penelitian karena didasarkan pada kenyataan. Kegiatan penelitian kependidikan yang semakin berkembang telah memperkaya khazanah ilmu pendidikan dengan adanya rangkaian pendidikan yang selalu berkesinambungan.
            Penelitian adalah suatu proses yang sistematis dan analisis yang logis terhadap data untuk suatu tujuan tertentu. Sedang metode merupakan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Adapun ciri-ciri penelitian dalam bidang adalah obyektif, tepat/persis, verifikatif, eksplanatif, empiris, logis dan probabilistis.
Dalam penelitian, obyektif mengacu pada prosedur pengumpulan data dan interpretasinya, di mana hanya ada satu arti atau tafsiran yang dapatdiambil atau dibuat. Tepat atau persis disini adalah penggunaan kata secara teknis yang memberi makna secara pasti  sehingga tidak membingungkan atau  memungkinkan untuk ditafsirkan secara lain oleh orang yang berbeda. Verifikatif berarti bahwa hasil suatu penelitian dapat dikonfirmasikan atau direvisi dengan penelitian yang lain, dengan cara yang sesuai dengan tujuan penelitian yang pertama. Eksplanatif, artinya menerangkan atau dapat juga diartikan menyederhanakan fenomena yang kompleks menjadi penjelasan yang sederhana. Empiris berarti didasarkan pada pengalaman praktis atau nyata, bukan pada pemikiran semata. Dalam penelitian memerlukan penalaran logis, yaitu suatu proses berpikir, dengan menggunakan aturan logika. Penelitian hanya menawarkan pengetahuan yang probabilistis bukan kepastian atau bahkan kepastian yang relatif.
Secara umum, proses penelitian dapat digambarkan dalam suatu model yang mempunyai langkah-langkah :
1.      Penentuan masalah secara umum,
2.      Ulasan kepustakaan atau studi awal,
3.      Penentuan fokus masalah,
4.      Pemilihan desain,
5.      Pengumpulan data,
6.      Analisis data, dan
7.      Penarikan kesimpulan.
Hal yang paling sulit dalam melakukan penelitian adalah bahwa kegiatan tersebut memerlukan penalaran dan berpikir secara analitis. Ada dua aspek yang penting dalam proses berpikir, validitas internal dan validitas eksternal. Validitas ini ditunjukkan oleh argumen yang mempunyi empat tingkatan : a) yang didasarkan pada pendapat, b) didasarkan pada metode dan teknik, c) didasarkan pada replikasi, dan d) didasarkan pada kombinas antara ketiganya.
Penelitian pendidikan merupakan penelitian interdisipliner dan banyak menggunakan metode yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, psikologi, filsafat, manajemen, dan sejarah, sesuai dengan fokus kajiannya. Dan meskipun penelitian merupakan cara paling andal untuk memperoleh pengetahuan, penelitian pendidikan mempunyai beberapa kelemahan/keterbatasan yang dapat menghambat perolehan hasil yang memiliki validitas tinggi, diantaranya adalah masalah etika, kelembagaan, kompleksitas masalah, dan metodologi.
Berdasarkan kegunaannya (fungsi), penelitian dapat dibedakan menjadi :
1.      Murni/dasar (untuk meningkatkan pengetahuan)
2.      Terapan (untuk mengembangkan pengetahuan praktek)
3.      Evaluasi (untuk dimanfaatkan dalam praktek tertentu)
Masing-masing mempunyai kecenderungan yang berbeda dalam topik, tujuan, tingkat wacana atau generalisasi, dan manfaat yang diharapkan.
Sedangkan berdasarkan pendekatannya, penelitian dibedakan menjadi dua : kualitatif dan kuantitatif. Keduanya berbeda dalam metafisik yang melandasinya, tujuan yang ingin dicapainya, desain yang digunakan, penyajian hasil, dan peran peneliti.

Masalah Penelitian
Kegiatan penelitian selalu difokuskan pada masalah, yakni suatu pernyataan yang memerlukan pembahasan, pemecahan, informasi yang menyiratkan adanya kemungkinan pengumpulan dan analisis data secara empiris. Masalah penelitian harus dinyatakan secara jelas dan spesifik.
Masalah penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu, observasi terhadap praktek, deduksi dari teori kepustakaan hasil penelitian, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis, dan pengalaman pribadi.
Masalah harus mempunyai kriteria : baru, bermanfaat, menarik dan menantang secara intektual, sesuai dengan keahlian peneliti, tersedia data dan metode,tersedia alat khusus bila diperlukan, penyandang dana dan kerjasama administratif, tersedia biaya, waktu yang cukup, dan tidak membahayakan.
Obyek penelitian pendidikan dapat mencakup berbagai topik yang sangat luas yang berkenaan dengan praktek, penerapan pengetahuan bidang lain, dan pengembangan metodologi.
Penalaran induktif yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dilakukan dalam tiga langkah, yaitu : penentuan konstrak, penjabaran ke dalam konsep dengan memilih variabel, dan pemilihan amatan (observasi) yang dapat dihubungkan dengan variabel.

Ulasan Kepustakaan dan Replikasi
Ulasan kepustakaan sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena memberikan landasan rasional mengapa penelitian yang diangkat perlu diteliti dalam kaitannya dengan pengetahuan kependidikan yang lebih luas. Ulasan kepustakaan berfungsi untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan penelitian sebelumnya dan menempatkan sumbangan pengetahuan dari penelitian yang sedang dilaksanakan dalam kerangka penemuan-penemuan tersebut. Fungsi lain ulasan kepustakaan bagi penelitian yang bersangkutan (yang sedang dilakukan) adalah untuk menentukan dan membatasi masalah, meletakkan pada perspektif sejarah, menghindari replikasi yang tidak disengaja dan dak perlu, memilih metode yang tepat, menghubungkan penemuan dengan pengetahuan yang ada, dan ulasan penelitian lebih lanjut.
Kepustakaan terkait adalah bahan-bahan yang secara nyata relevan dengan permasalahan penelitian. Sumber ulasan kepustakaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : primer (berisi hasil penelitian atau tulisan yang merupakan karya asli peneliti atau teoritisi yang orisinil), sekunder (berisi hasil penelitian atau tulisan yang dipublikasikan oleh penulis yang tidak secara langsung melakukan penelitian atau bukan penemu teori), dan preliminer (bahan-bahan rujukan yang dimaksudkan untuk membantu pembaca menemukan sumber primer dan sekunder).
Pembuatan ulasan kepustakaan biasanya mengikuti langkah-langkah berikut :
a.       Analisis terhadap masalah,
b.      Mencari dan membaca sumber kedua,
c.       Memilih sumber preliminer yang sesuai,
d.      Membaca sumber primer dan membuat catatan,
e.       Mengorganisasikan catatan, dan
f.       Menulis ulasan.
Tujuan utama ulasan kepustakaan adalah untuk membuat landasan pengetahuan bagi penelitian yang sedang dilakukan sehingga dapat mencerminkan pemahaman peneliti tentang teori yang diujinya. Ulasan kepustakaan biasanya disajikan dalam tiga bagian, yaitu : pendahuluan (pengenalan tujuan dan cakupan), ulasan kritis (evaluasi kritis terhadap pengetahuan yang ada), dan kesimpulan (rangkuman dari bagian kedua dan kaitannya dengan masalah penelitian). Hasil ulasan kepustakaan perlu dievaluasi dengan menggunakan kriteria tentang pemilihan sumber, kritik kepustakaan, dan rangkuman serta penafsiran.
Replikasi adalah penelitian yang dilakukan dengan sadar sebagai duplikasi atau pengulangan terhadap penelitian yang pernah dilakukan dengan maksud untuk menguji validitas dan reliabilitas temuannya. Ada tiga macam replikasi yang bisa dilakukan, yaitu : literal (kecuali sampel, aspek lain dari penelitian sama dengan penelitian yang orisinil), operasional (sebagian prosedur yang penting sama dengan penelitian yang orisinil), konstruktif (seluruh prosedur dan metode berbeda dari penelitian yang orisinil).

Dasar-Dasar Desain Dan Etika Penelitian
Desain penelitian mengacu pada rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris. Desain menentukan validitas hasil penelitian, baik secara eksternal maupun internal. Validitas eksternal mengacu pada kemampuan generalisasi hasil penelitian untuk diterapkan pada kelompok atau setting yang lebih luas. Validitas eksternal ini mencakup tiga hal, yaitu : validitas populasi (seberapa jauh hasilnya dapat digeneralisasikan pada kelompok yang lebih luas/populasi), validitas ekologi (seberapa jauh hasilnya dapat digeneralisasikan pada kondisi diluar penelitian),dan validitas konstrak (seberapa jauh hasilnya dapat digeneralisasikan untuk memahami fenomena kompleks yang lebih luas dari konsep yang digunakan dalam penelitian).Validitas internal mengacu pada seberapa jauh apa yang diamati, diukur, dan dianalisis sesuai dengan kenyataan. Sumber yang dapat mengancam validitas internal adalah mortalitas, kematangan subyek, regresi statistik, testing, seleksi kelompok, dan instrumentasi.
Desain penelitian kuantitatif dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu : deskriptif (mendeskrisikan kenyataan yang telah terjadi), eksperimental (menguji pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain dengan menggunakan manipulasi), dan ex post facto (menguji kemungkinan adanya pengaruh suatu variabel pada yang lain yang tidak dapat dilakukan manipulasi oleh peneliti).
Ada tiga macam desain deskriptif, yaitu : sederhana (mendeskripsikan variabel secara terpisah), korelasional (mendeskripsikan hubungan antarvariabel), dan diferensial (mendeskripsikan perbedaan kenyataan antar kelompok).
Ada empat macam desain eksperimental, yaitu : sejati (pengelompokan dan manipulasi perlakuan dilakukan oleh peneliti, semu (manipulasi perlakuan dilakukan oleh peneliti, sedang pengelompokan subyek sudah ada lebih dulu), subyek tunggal (satu kelompok menerima dua macam perlakuan yang dimanipulasi secara berturut-turut), perlakuan tunggal (dua kelompok subyek menerima satu macam perlakuan yang dimanipulasi).
Etika penelitian mengacu pada keyakinan tentang apa yang benar atau salah, yang baik atau buruk, yang menjadi pedoman perilaku yang harus diikuti oleh peneliti dan kaitannya dengan pelaksanaan penelitian.
Kode etik penelitian biasanya dibuat oleh organisasi peneliti bidang tertentu yang diberlakukan untuk anggotanya. Dalam pendidikan, kode etik yang biasa digunakan adalah yang diberlakukan oleh APA (American Psychological Association). Disamping itu, masing-masing perguruan tinggi menentukan etika penelitian yang diberlakukan untuk aktivitas akademiknya.
Pokok-pokok etika dalam pendidikan meliputi tiga hal utama yaitu : tanggung jawab peneliti (terhadap standar etika dan nilai-nilai ilmiah serta kemanusiaan), kewajiban terhadap pemasok sumber (terhadap lembaga dan wali), kewajiban terhadap subyek (kejujuran, kesedihan, perlindungan, kerahasiaan identitas, dan informasi hasil), dan kewajiban terhadap masyarakat (melaporkan secara jujur dan obyektif).
BAB II
DESAIN DAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Subyek Penelitian
Subyek adalah individu yang dilibatkan dalam penelitian dari mana data diperoleh. Populasi adalah kelompok besar yang terdiri dari individu-individu di mana hasil penelitian akan diberlakukan. Sampel merupakan kelompok subyek yang dipilih dari populasi.
Dalam penelitian populasi, semua individu dijadikan subyek. Dalam penelitian sampel hanya sebagian individu yang dijadikan subyek penelitian. Sampel diperlukan, di antaranya, untuk tujuan efisiensi. Sampel yang dipilih dengan cara yang benar akan memungkinkan generalisasi hasilnya pada populasi dengan tingkat kesalahan yang kecil.
Sampel tersedia dipilih dengan cara memanfaatkan sebagian individu dari populasi yang bisa ditemui, tanpa proses pemilihan. Sampel ini tidak dapat mencerminkan populasi secara akurat karena bias. Sampling probabilitas berusaha memilih sampel dari populasi dengan cara tertentu sehingga kemungkinan pemilihan setiap anggota populasi dapat  diketahui. Hal ini akan memungkinkan generalisasi hasilnya pada populasi dengan akurat. Sampling probabilitas ini dapat dilakukan dengan acak sederhana, sistematis, bertingkat, dan klaster.
Dalam sampling acak sederhana semua individu dalam populasi mempunyai kemungkinan kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai subyek. Pemilihan sampel dapat dilakukan dengan undian, angka acak, atau komputer.
Sampling sistematis dilakukan, pertama-tama, dengan memilih salah-satu individu dan seterusnya dilakukan secara sistematis dengan menggunakan deret hitung untuk memilih nomor individu.
Sampling bertingkat digunakan bila individu dalam populasi terkelompokkan dalam kelas-kelas yang mempunyai ciri khusus. Jumlah sampel yang dipilih daris setiap kelas dapat proporsional atau nonproporsional dalam kaitannya dengan populasi.
Sampling klaster memilih kelompok untuk mewakili populasi dan melibatkan seluruh individu yang ada dalam kelompok tersebut sabagai subyek.
Sampel sukarela dipilih dengan cara menawarkan kepada individu dalam populasi untuk bersedia menjadi subyek secara sukarela. Sampel ini bisa dalam mencerminkan populasi.
Jumlah sampel sebaiknyasebesar mungkin, tanpa batasan angka tertentu, tetapi ditetapkan dengan mempertimbangkan jenis penelitian, hipotesis, ketersediaan dana, nilai pentingnya penelitian, jumlah variabel, teknik pengumpulan data, akurasi hasil yang diharapkan, besarnya populasi, dan karakteristik populasi.
Besarnya sampel untuk penelitian korelasi dapat dihitung dengan menggunakan bantuan tabel perkiraan yang didasarkan pada nilai koefisien korelasi. Sedang besarnya sampel untuk penelitian komparatif atau diferensial dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (1997). Kedua cara ini memerlukan penelitian pilot.

Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kuantitatif memusatkan perhatiannya pada variabel yang menjadi objek pengamatan atau fenomena yang diteliti. Variabel merupakan karakteristik yang melekat pada unit yang diamati dan mempunyai variasi. Variasi karakteristik variabel tersebut dilambangkan dengan angka yang digunakan secara sistematis. Proses pemberian angka pada karakteristik variabel disebut pengukuran.
Data adalah kumpulan hasil pengukuran terhadap variabel yang berisi informasi tentang karakteristik variabel. Berdasarkan proses pengukurannya, variabel dibedakan menjadi tiga yaitu :
1.      Deskriptif (karakteristiknya dapat diamati atau diukur secara langsung),
2.      Inferensial (karakteristiknya hanya dapat diukur secara tidak langsung melalui perilaku yang dianggap dpat mencerminkan karakteristik tersebut), dan
3.      Evaluasi (sebagaimana inferensial tapi disertai dengan penelitian).
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau mendapatkan informasi tentang karakteristik variabel yang melekat pada unit pengamatan dengan cara yang sistematis dan obyektif. Instrumen yang baik harus memenuhi kriteria reliabilitas (mengukur secara ajeg) dan validitas (benar-benar mengukur apa yang diukur). Reliabilitas instrumen dapat diuji dengan tes stabilitas, ekuivalensi, dan konsistensi internal (dilakukan dengan teknik belah tengah, Kuder-Richadson, dan alfa Cronbach). Validitas instrumen dapat diuji dengan menguji kemampuan prediktifnya, validitas isi, dan validitas konstrak.
Pengumpulan data kuantitatif dapat dilakukan dengan teknik tes, angket, wawancara terstandar, observasi terstruktur, dan unobtrusive. Penggunaannya tergantung pada tujuan penelitian dan jenis datanya. Bila subyek harus memberikan respon, maka masing-masing butir instrumen harus jelas, hanya berisi satu pokok pikiran, berisi hal yang relevan dengan subyek, menggunakan bentuk positif, dirumuskan secara sederhana, ditujukan pada subyek yang berkompeten.
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan dan mengandung jawaban yang benar atau salah. Jenis tes diantaranya adalah normatif, terstandar, kemampuan dasar, dan pencapaian. Aspek afektif pada umumnya diukur dengan self report, dimana subyek menunjukan dirinya benar-benar memiliki atau tidak memiliki karakteristik sebagaimana yang disajikan dalam butir-butir instrumen.
Angket dapat dibuat dalam bentuk
a.       Terbuka atau tertutup,
b.      Bentuk skala (Thurstone, Likert, perbedaan semantik),
c.       Daftar cek, dan
d.      Rangking.
Wawancara terstandar dapat dilakukan secara terstruktur, semi terstruktur atau terbuka. Observasi terstruktur dilakukan dengan menggunakan pedoman yang berisi tentang karakteristik apa yang harus diamati dan bagaimana pengukurannya. Ada lima cara perekaman dalam observasi yaitu : selang waktu, hitungan frekuensi, interval, berlanjut, dan sampling waktu.
Pengukuran unobtrusif menghasilkan data yang tidak dipengaruhi oleh kesadaran subyek bahwa ia diteliti. Teknik ini dapat dilakukan dengan mengobservasi atau mengamati peninggalan yang bersifat fisik, arsip, catatan pribadi, observasi sederhana. Kelemahan teknik ini adalah terbatasnya informasi yang dapat diperoleh.

Analisis Data
Setelah data terkumpul, tugas utama peneliti adalah mengolahnya agar memungkinkan untuk analisis. Penelitian kuantitatif  memanipulasi angka-angka untuk mendapatkan informasi tentang hasil penelitian.
Statistik merupakan metode untuk mengorganisasikan dan menganalisis data-data kuantitatif yang dikumpulkan melalui pengukuran. Ada dua macam statistik, yaitu deskriptif, yang digunakan untuk meringkas atau mendeskripsikan data yang dikumpulkan melalui sampel, dan inferensial, yang digunakan untuk memahami kenyataan yang ada dalam populasi berdasarkan informasi yang diperoleh melalui sampel. Statistik  selalu berkaitan dengan data tentang variabel.
Data statistik ada empat macam : nominal, ordinal, interval, dan rasio. Masing-masing meanmempunyai sifat yang berbeda sehingga memerlukan perlakuan yang berbeda pula.
Ukuran tendensi sentral merupakan nilai tunggal yang menggambarkan seluruh skor sampel. Ada tiga macam yang banyak digunakan : mean (nilai rata-rata dari seluruh sampel), median (nilai tengah yang membagi sampel menjadi dua), mode (nilai yang paling banyak muncul diantara yang diperoleh sampel).
Untuk mengetahui penyebaran nilai, ada beberapa teknik statisttik yang dapat digunakan : range/rentang (jarak antara nilai yang tertinggi dan terendah), standar deviasi (memberikan gambaran tentang homogenitas skor sampel), varian (menggambarkan variabilitas nilai variabel tunggal), dan kovarian (menggambarkan variabilitas nilai variabel yang berinteraksi).



Penelitian Deskriptif, Korelasional, Diferensial dan Sigi
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang telah terjadi dan memperlakukan variabel secara univariat, terlepas dari variabel lain. Penelitian ini sering kali jadi pijakan untuk penelitian lebih lanjut. Diantara jenis penelitian deskriptif yang berusaha menyelidiki perubahan suatu fenomena yang terjadi pada subyek adalah penelitian perkembangan yang dapat dilakukan secara longitudinal atau silang seksional.
Penelitian korelasional mempelajari keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lain dengan cara menentukan tingkat hubungan di antara variabel-variabel tersebut.penelitian ini dapat melibatkan beberapa variabel, baik secara sendiri-sendiri maupun simultan. Penelitian korelasional tidak bisa digunakan untuk menguji hubungan kausal, tapi semata-mata hubungan. Dalam penelitian korelasional diasumsikan bahwa hubungan antara variabel bersifat dua arah, semata-mata hubungan. Variabel tersebut diukur dalam waktu yang bersamaan. Tingkat hubungan dinyatakan dengan angka yang merentang dari -1.0 sampai +1,0 yang disebut koefisien korelasi.
Penelitian prediktif menyelidiki tingkat hubungan dua variabel,dimana salah satu diantaranya, kenyataannya atau diasumsikan, muncul lebih dulu dari yang lain sehingga  variabel yang kedua.
Korelasi multivariat melibatkan hubungan antara lebih dari dua variabel secara simultan. Diantara metode analisis yang digunakan adalah regresi ganda, variabel dependennya hanya satu, dan korelasi kanonik, yang melibatkan setidaknya dua variabel dependen secara simultan. Korelasi multivariat memungkinkan untuk menyelidiki sumbangan suatu variabel terhadap variansi variabel lain, baik secara terlepas maupun simultan.
Penelitian sigi menyelidiki populasi dengan mendasarkan pada data yang dikumpulkan dari sampel. Sigi dapat menggunakan deskriptif maupun korelasional, bahkan komparasi atau eksplanasi. Penelitian diferensial atau komparatif menyelidiki perbedaan suatu observasi antar kelompok atau antar observasi dari kelompok yang sama. Penelitian diferensial dapat dilakukan dengan jalur tunggal, melihat pengaruh variabel independen secara sendiri, atau ganda melihat pengaruh suatu variabel independen dengan mempertimbangkan variabel yang lain secara interaktif.

Penelitian Eksperimen dan Ex Post Facto
Penelitian eksperimen memanipulasi kondisi dan mengelompokkan subyek secara acak atau untuk menyelidiki pengaruh variasi kondisi tersebut terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, ia digunakan untuk menyeldiki hubungan sebab akibat. Penekanan penelitian eksperimen adalah perbandingan perubahan pada variabel dependen sebagai akibat adanya 
Ada enam ciri utama penelitian eksperimen :
1.      Ekuvalensi statistik dari subyek dalam kelompok yang berbeda,
2.      Adanya perbandingan antar dua kelompok atau lebih,
3.      Adanya manipulasi perlakuan,
4.      Adanya pengukuran untuk masing-masing variabel dependen,
5.      Penggunaan statistik inferensial,
6.      Adanya desain yang dapat mengontrol secara ketat variabel asing independen.
Kontrol yang ketat terhadap variabel asing dalam penelitian eksperimen dapat meningkatkan valditas internal hasil. Akan tetapi, kontrol yang ketat tersebut dapat mengurangi validitas eksternalnya sehingga mengurangi manfaatnya untuk diaplikasikan pada populasi yang luas. Perencanaan penelitian eksperimen perlu menciptakan kelompok eksperimental dan kelompok pembandig atau kontrol, memanipulasi faktor kelompok untuk menerima perlakuan, dan mengukur pengaruh perlakuan terhadap perilaku (variabel dependen).
Penafsiran hasil penelitian eksperimen dilakukan dengan cara menyingkirkan hipotesis tandinngan yang mungkin muncul. Dalam penelitian eksperimen sejati peneliti dapat mengontrol sebagian besar variabel asing yang menjadi ancaman validitas internalnya, meskipun sebagian yang lain mungkin sulit dikontrol. Penelitian eksperimen semu dari eksperimen sejati dalam hal pengelompokkan subyek. Meskipun hasilnya tidak “sekuat” eksperimen sejati, penelitian ini sering kali silakukan karena banyak kondisi kependidikan yang tidak memungkinkan terlaksananya eksperimen sejati.
Penelitian eksperimen subyek tunggal merupakan teknik untuk membuat inferensi yang kuat tentang pengaruh perlakuan terhadap satu kelompok atau individu. Penelitian eksperimen perlakuan tunggal menekankan pada pengujian perbedaan pengaruh suatu perlakuan terhadap kelompok subyek yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda.
Dalam penelitian ex post facto, tidak ada intervensi perlakuan dari peneliti karena kondisi yang menjadi fokus sudah muncul lebih dulu. Oleh karena itu, hasilnya hanya untuk mengidentifikasi kemungkinan, bukan keyakinan, adanya hubungan kausal. Namun demikian, banyak hal yang tidak mungkin dilakukan eksperimen dapat diteliti dengan desain ini.



















BAB III
PERENCANAAN DAN PELAPORAN PENELITIAN

Proposal Penelitian
Proposal merupakan alat untuk mengkomunikasikan rencana penelitian kepada pihak lain sehingga perlu dibuat kalau penelitian yang direncanakan melibatkan pihak lain. Proposal berisi tentang apa yang akan dicari jawabannya dalam penelitian serta bagaimana atau apa yang akan dilakukan peneliti untuk jawaban tersebut. Dua hal yang harus dipertimbangkan dalam penulisan proposal adalah (a) isi harus ditulis dengan jelas dan mudah dipahami, (b) penampilan fisik (misalnya) yang menarik.
Proposal setidaknya harus berisi informasi yang penting bagi penelitian yang diusulkan. Diantara informasi tersebut adalah :
a.       Pernyataan masalah yang harus didukung dengan teori,
b.      Desain penelitian yang akan digunakan dalm pelaksanaan,
c.       Relevansi dan signifikansi penemuan.
Format proposal dibuat sesuai dengan ketentuan lembaga atau pihak yang akan dilibatkan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengkomunikasikan isinya. Salah satu proposal yang dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif pendidikan berisi :
1.      Judul,
2.      Pernyataan masalah,
3.      Rasional,
4.      Desain,
5.      Keterbatasan,
6.      Daftar pustaka,
7.      Lampiran
Setelah proposal selesai ditulis, perlu dilakukan evaluasi terhadap permasalahan dan metodologi. Evaluasi dapat dilakukan oleh peneliti sendiri atau orang lain.

Laporan Penelitian
Laporan penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengkomunikasikan hasil penelitian kepada pihak lain. Laporan harus berisi tentang apa yang diteliti, dasar pemikiran yang melandasinya, apa yang dilakukan oleh peneliti dalam menjawab permasalahan, serta hasil temuan yang diperoleh.
Ada tiga faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pembuatan laporan penelitian, yaitu : (a) tujuan pembuatan laporan, (b) jenis penelitian, (c) bentuk laporan. Dalam pembuatan laporan, peneliti harus menggunakan kata yang tepat, menghindari ketidakjalasan kalimat, menyajikan ide secara urut, menggunakan ungkapan yang ekonomis dan halus, mempertimbangkan pembaca laporan.
Laporan dapat disusun dalam bentuk buku maupun artikel untuk yang berbeda. Laporan dalam bentuk buku biasanya berisi uraian yang detail tentang berbagai aspek penelitian yang telah dilakukan. Salah satu format laporan dalam bentuk buku setidaknya berisi bagian pengantar, bagian tubuh dan bagian akhir. Bagian pengantar mengenalkan pembaca tent penelitian, yang biasanya berupa halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel dan atau diagram. Bagian tubuh merupakan bagian yang terpenting karena berisi apa yang diteliti, bagaimana pelaksanaan penelitian, serta hasil yang diperoleh. Bagian ini ditulis dalam beberapa bab yang menggambarkan proses penelitian. Bagian akhir berisi kelengkapan yang dianggap perlu untuk memahami lebih lanjut isi bagian tubuh.
Laporan penelitian yang telah selesai dibuat harus dievaluasi, terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan, studi kepustakaan, pernyataan masalah, metodologi, hasil, pembahasan. Laporan penelitian dalam bentuk artikel, karena terbatasnya halaman, biasanya hanya berisi hal yang pokok dan tidak terlalu mendetail. Meskipun singkat, laporan harus dapat memberikan gambaran tentang proses dan hasilnya secara jelas.
 Artike penelitian dalam bidang pendidikan biasanya berisi judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, kepustakaan, dan lampiran (bila dipandang perlu).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar