“DASAR-DASAR
METODOLOGI
Penelitian
Kwantitatif Dalam Pendidikan”
Penulis : Drs.Ibnu Hadjar,M.Ed
PT RadjaGrafindo Persada,
Jakarta:1999
IDENTITAS
BUKU
Judul Buku : Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif
dalam
Pendidikan
Penulis : Drs. Ibnu Hadjar, M.Ed.
Tahun Terbit : 1999
Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Halaman :
418
DAFTAR
ISI
BAB
I KONSEP DASAR PENELITIAN
PENDIDIKAN .................. 1
Kajian Penelitian Pendidikan .......................................................... 1 Masalah
Penelitian 3 ......................................................................................................... Ulasan
Kepustakaan dan Replikasi 4
Dasar-Dasar Desain dan Etika
Penelitian ....................................... 5
BAB
II DESAIN DAN METODE PENELITIAN
KUANTITATIF ... 7
Subyek Penelitian ............................................................................ 7
Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 8
Analisis Data ................................................................................... 10
Penelitian Deskriptif,
Korelasional, Diferensial dan Sigi ................ 11
Penelitian Eksperimen dan Ex
Post Facto ...................................... 12
BAB
III PERENCANAAN DAN PELAPORAN
PENELITIAN ......... 14
Proposal Penelitian .......................................................................... 14
Laporan Penelitian .......................................................................... 15
BAB
I
KONSEP
DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN
Kajian
Penelitian Pendidikan
Buku-buku tentang
Metode Penelitian sudah banyak dibahas oleh para ahli dan pembahasannya cukup
informatif, bahkan komprehensif. Namun buku-buku tersebut kebanyakan ditulis
untuk pembaca umum dalam semua Ilmu Sosial. Lagi pula, tidak memberikan panduan
praktis aplikatif sehingga para mahasiswa mengalami kesulitan untuk menerapkan
teori-teori penelitian. Kecuali itu uraian tentang teknik dan metode pun tidak
disertai dengan contoh-contoh kongret dari hasil laporan penelitian.
Buku ini dimaksudkan
sebagai sumbangan sekaligus menjadi acuan bagi para mahasiswa dan peneliti
pemula, khususnya di bidang metodologi penelitian yang digunakan dalam
pendidikan.
Di dalam buku ini
dijelaskan bahwa, dalam rangka memahami masalah yang dihadapi, tenaga
kependidikan memerlukan pengetahuan kependidikan. Pengetahuan tersebut dapat
diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya : pengalaman pribadi, pendapat
ahli, tradisi, intuisi, penalaran, nilai serta penelitian. Masing-masing sumber
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Namun
demikian, di antara sumber-sumber tersebut yang paling dapat diandalkan adalah
penelitian karena didasarkan pada kenyataan. Kegiatan penelitian kependidikan
yang semakin berkembang telah memperkaya khazanah ilmu pendidikan dengan adanya
rangkaian pendidikan yang selalu berkesinambungan.
Penelitian adalah suatu proses yang
sistematis dan analisis yang logis terhadap data untuk suatu tujuan tertentu.
Sedang metode merupakan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data. Adapun ciri-ciri penelitian dalam bidang adalah obyektif,
tepat/persis, verifikatif, eksplanatif, empiris, logis dan probabilistis.
Dalam penelitian,
obyektif mengacu pada prosedur pengumpulan data dan interpretasinya, di mana
hanya ada satu arti atau tafsiran yang dapatdiambil atau dibuat. Tepat atau persis
disini adalah penggunaan kata secara teknis yang memberi makna secara
pasti sehingga tidak membingungkan
atau memungkinkan untuk ditafsirkan
secara lain oleh orang yang berbeda. Verifikatif berarti bahwa hasil suatu
penelitian dapat dikonfirmasikan atau direvisi dengan penelitian yang lain,
dengan cara yang sesuai dengan tujuan penelitian yang pertama. Eksplanatif,
artinya menerangkan atau dapat juga diartikan menyederhanakan fenomena yang
kompleks menjadi penjelasan yang sederhana. Empiris berarti didasarkan pada
pengalaman praktis atau nyata, bukan pada pemikiran semata. Dalam penelitian
memerlukan penalaran logis, yaitu suatu proses berpikir, dengan menggunakan
aturan logika. Penelitian hanya menawarkan pengetahuan yang probabilistis bukan
kepastian atau bahkan kepastian yang relatif.
Secara umum, proses
penelitian dapat digambarkan dalam suatu model yang mempunyai langkah-langkah :
1.
Penentuan
masalah secara umum,
2.
Ulasan
kepustakaan atau studi awal,
3.
Penentuan fokus
masalah,
4.
Pemilihan
desain,
5.
Pengumpulan
data,
6.
Analisis data,
dan
7.
Penarikan
kesimpulan.
Hal yang paling sulit
dalam melakukan penelitian adalah bahwa kegiatan tersebut memerlukan penalaran
dan berpikir secara analitis. Ada dua aspek yang penting dalam proses berpikir,
validitas internal dan validitas eksternal. Validitas ini ditunjukkan oleh
argumen yang mempunyi empat tingkatan : a) yang didasarkan pada pendapat, b)
didasarkan pada metode dan teknik, c) didasarkan pada replikasi, dan d)
didasarkan pada kombinas antara ketiganya.
Penelitian pendidikan
merupakan penelitian interdisipliner dan banyak menggunakan metode yang berasal
dari berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, psikologi, filsafat, manajemen,
dan sejarah, sesuai dengan fokus kajiannya. Dan meskipun penelitian merupakan
cara paling andal untuk memperoleh pengetahuan, penelitian pendidikan mempunyai
beberapa kelemahan/keterbatasan yang dapat menghambat perolehan hasil yang
memiliki validitas tinggi, diantaranya adalah masalah etika, kelembagaan,
kompleksitas masalah, dan metodologi.
Berdasarkan kegunaannya
(fungsi), penelitian dapat dibedakan menjadi :
1.
Murni/dasar
(untuk meningkatkan pengetahuan)
2.
Terapan (untuk
mengembangkan pengetahuan praktek)
3.
Evaluasi (untuk
dimanfaatkan dalam praktek tertentu)
Masing-masing mempunyai kecenderungan
yang berbeda dalam topik, tujuan, tingkat wacana atau generalisasi, dan manfaat
yang diharapkan.
Sedangkan berdasarkan
pendekatannya, penelitian dibedakan menjadi dua : kualitatif dan kuantitatif.
Keduanya berbeda dalam metafisik yang melandasinya, tujuan yang ingin
dicapainya, desain yang digunakan, penyajian hasil, dan peran peneliti.
Masalah
Penelitian
Kegiatan penelitian
selalu difokuskan pada masalah, yakni suatu pernyataan yang memerlukan
pembahasan, pemecahan, informasi yang menyiratkan adanya kemungkinan
pengumpulan dan analisis data secara empiris. Masalah penelitian harus
dinyatakan secara jelas dan spesifik.
Masalah penelitian
dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu, observasi terhadap praktek, deduksi
dari teori kepustakaan hasil penelitian, masalah sosial yang sedang terjadi,
situasi praktis, dan pengalaman pribadi.
Masalah harus mempunyai
kriteria : baru, bermanfaat, menarik dan menantang secara intektual, sesuai
dengan keahlian peneliti, tersedia data dan metode,tersedia alat khusus bila
diperlukan, penyandang dana dan kerjasama administratif, tersedia biaya, waktu
yang cukup, dan tidak membahayakan.
Obyek penelitian
pendidikan dapat mencakup berbagai topik yang sangat luas yang berkenaan dengan
praktek, penerapan pengetahuan bidang lain, dan pengembangan metodologi.
Penalaran induktif yang
digunakan dalam penelitian kuantitatif dilakukan dalam tiga langkah, yaitu :
penentuan konstrak, penjabaran ke dalam konsep dengan memilih variabel, dan
pemilihan amatan (observasi) yang
dapat dihubungkan dengan variabel.
Ulasan
Kepustakaan dan Replikasi
Ulasan kepustakaan
sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena memberikan landasan rasional
mengapa penelitian yang diangkat perlu diteliti dalam kaitannya dengan
pengetahuan kependidikan yang lebih luas. Ulasan kepustakaan berfungsi untuk
mengorganisasikan penemuan-penemuan penelitian sebelumnya dan menempatkan
sumbangan pengetahuan dari penelitian yang sedang dilaksanakan dalam kerangka
penemuan-penemuan tersebut. Fungsi lain ulasan kepustakaan bagi penelitian yang
bersangkutan (yang sedang dilakukan) adalah untuk menentukan dan membatasi
masalah, meletakkan pada perspektif sejarah, menghindari replikasi yang tidak
disengaja dan dak perlu, memilih metode yang tepat, menghubungkan penemuan
dengan pengetahuan yang ada, dan ulasan penelitian lebih lanjut.
Kepustakaan terkait
adalah bahan-bahan yang secara nyata relevan dengan permasalahan penelitian.
Sumber ulasan kepustakaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : primer (berisi
hasil penelitian atau tulisan yang merupakan karya asli peneliti atau teoritisi
yang orisinil), sekunder (berisi hasil penelitian atau tulisan yang
dipublikasikan oleh penulis yang tidak secara langsung melakukan penelitian
atau bukan penemu teori), dan preliminer (bahan-bahan rujukan yang dimaksudkan
untuk membantu pembaca menemukan sumber primer dan sekunder).
Pembuatan ulasan
kepustakaan biasanya mengikuti langkah-langkah berikut :
a.
Analisis
terhadap masalah,
b.
Mencari dan
membaca sumber kedua,
c.
Memilih sumber
preliminer yang sesuai,
d.
Membaca sumber
primer dan membuat catatan,
e.
Mengorganisasikan
catatan, dan
f.
Menulis ulasan.
Tujuan utama ulasan
kepustakaan adalah untuk membuat landasan pengetahuan bagi penelitian yang
sedang dilakukan sehingga dapat mencerminkan pemahaman peneliti tentang teori
yang diujinya. Ulasan kepustakaan biasanya disajikan dalam tiga bagian, yaitu :
pendahuluan (pengenalan tujuan dan cakupan), ulasan kritis (evaluasi kritis
terhadap pengetahuan yang ada), dan kesimpulan (rangkuman dari bagian kedua dan
kaitannya dengan masalah penelitian). Hasil ulasan kepustakaan perlu dievaluasi
dengan menggunakan kriteria tentang pemilihan sumber, kritik kepustakaan, dan rangkuman
serta penafsiran.
Replikasi adalah
penelitian yang dilakukan dengan sadar sebagai duplikasi atau pengulangan
terhadap penelitian yang pernah dilakukan dengan maksud untuk menguji validitas
dan reliabilitas temuannya. Ada tiga macam replikasi yang bisa dilakukan, yaitu
: literal (kecuali sampel, aspek lain dari penelitian sama dengan penelitian
yang orisinil), operasional (sebagian prosedur yang penting sama dengan
penelitian yang orisinil), konstruktif (seluruh prosedur dan metode berbeda
dari penelitian yang orisinil).
Dasar-Dasar
Desain Dan Etika Penelitian
Desain penelitian mengacu
pada rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh
bukti-bukti empiris. Desain menentukan validitas hasil penelitian, baik secara
eksternal maupun internal. Validitas eksternal mengacu pada kemampuan
generalisasi hasil penelitian untuk diterapkan pada kelompok atau setting yang
lebih luas. Validitas eksternal ini mencakup tiga hal, yaitu : validitas
populasi (seberapa jauh hasilnya dapat digeneralisasikan pada kelompok yang
lebih luas/populasi), validitas ekologi (seberapa jauh hasilnya dapat
digeneralisasikan pada kondisi diluar penelitian),dan validitas konstrak
(seberapa jauh hasilnya dapat digeneralisasikan untuk memahami fenomena
kompleks yang lebih luas dari konsep yang digunakan dalam penelitian).Validitas
internal mengacu pada seberapa jauh apa yang diamati, diukur, dan dianalisis
sesuai dengan kenyataan. Sumber yang dapat mengancam validitas internal adalah
mortalitas, kematangan subyek, regresi statistik, testing, seleksi kelompok,
dan instrumentasi.
Desain penelitian
kuantitatif dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu : deskriptif
(mendeskrisikan kenyataan yang telah terjadi), eksperimental (menguji pengaruh
suatu variabel terhadap variabel yang lain dengan menggunakan manipulasi), dan
ex post facto (menguji kemungkinan adanya pengaruh suatu variabel pada yang
lain yang tidak dapat dilakukan manipulasi oleh peneliti).
Ada tiga macam desain
deskriptif, yaitu : sederhana (mendeskripsikan variabel secara terpisah),
korelasional (mendeskripsikan hubungan antarvariabel), dan diferensial
(mendeskripsikan perbedaan kenyataan antar kelompok).
Ada empat macam desain
eksperimental, yaitu : sejati (pengelompokan dan manipulasi perlakuan dilakukan
oleh peneliti, semu (manipulasi perlakuan dilakukan oleh peneliti, sedang
pengelompokan subyek sudah ada lebih dulu), subyek tunggal (satu kelompok
menerima dua macam perlakuan yang dimanipulasi secara berturut-turut),
perlakuan tunggal (dua kelompok subyek menerima satu macam perlakuan yang
dimanipulasi).
Etika penelitian
mengacu pada keyakinan tentang apa yang benar atau salah, yang baik atau buruk,
yang menjadi pedoman perilaku yang harus diikuti oleh peneliti dan kaitannya
dengan pelaksanaan penelitian.
Kode etik penelitian
biasanya dibuat oleh organisasi peneliti bidang tertentu yang diberlakukan
untuk anggotanya. Dalam pendidikan, kode etik yang biasa digunakan adalah yang
diberlakukan oleh APA (American Psychological Association). Disamping itu,
masing-masing perguruan tinggi menentukan etika penelitian yang diberlakukan
untuk aktivitas akademiknya.
Pokok-pokok etika dalam
pendidikan meliputi tiga hal utama yaitu : tanggung jawab peneliti (terhadap
standar etika dan nilai-nilai ilmiah serta kemanusiaan), kewajiban terhadap
pemasok sumber (terhadap lembaga dan wali), kewajiban terhadap subyek
(kejujuran, kesedihan, perlindungan, kerahasiaan identitas, dan informasi
hasil), dan kewajiban terhadap masyarakat (melaporkan secara jujur dan
obyektif).
BAB
II
DESAIN
DAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF
Subyek
Penelitian
Subyek adalah individu
yang dilibatkan dalam penelitian dari mana data diperoleh. Populasi adalah
kelompok besar yang terdiri dari individu-individu di mana hasil penelitian
akan diberlakukan. Sampel merupakan kelompok subyek yang dipilih dari populasi.
Dalam penelitian populasi,
semua individu dijadikan subyek. Dalam penelitian sampel hanya sebagian
individu yang dijadikan subyek penelitian. Sampel diperlukan, di antaranya,
untuk tujuan efisiensi. Sampel yang dipilih dengan cara yang benar akan
memungkinkan generalisasi hasilnya pada populasi dengan tingkat kesalahan yang
kecil.
Sampel tersedia dipilih
dengan cara memanfaatkan sebagian individu dari populasi yang bisa ditemui,
tanpa proses pemilihan. Sampel ini tidak dapat mencerminkan populasi secara
akurat karena bias. Sampling probabilitas berusaha memilih sampel dari populasi
dengan cara tertentu sehingga kemungkinan pemilihan setiap anggota populasi
dapat diketahui. Hal ini akan
memungkinkan generalisasi hasilnya pada populasi dengan akurat. Sampling
probabilitas ini dapat dilakukan dengan acak sederhana, sistematis, bertingkat,
dan klaster.
Dalam sampling acak
sederhana semua individu dalam populasi mempunyai kemungkinan kesempatan yang
sama untuk terpilih sebagai subyek. Pemilihan sampel dapat dilakukan dengan
undian, angka acak, atau komputer.
Sampling sistematis
dilakukan, pertama-tama, dengan memilih salah-satu individu dan seterusnya
dilakukan secara sistematis dengan menggunakan deret hitung untuk memilih nomor
individu.
Sampling bertingkat
digunakan bila individu dalam populasi terkelompokkan dalam kelas-kelas yang
mempunyai ciri khusus. Jumlah sampel yang dipilih daris setiap kelas dapat
proporsional atau nonproporsional dalam kaitannya dengan populasi.
Sampling klaster
memilih kelompok untuk mewakili populasi dan melibatkan seluruh individu yang
ada dalam kelompok tersebut sabagai subyek.
Sampel sukarela dipilih
dengan cara menawarkan kepada individu dalam populasi untuk bersedia menjadi
subyek secara sukarela. Sampel ini bisa dalam mencerminkan populasi.
Jumlah sampel
sebaiknyasebesar mungkin, tanpa batasan angka tertentu, tetapi ditetapkan
dengan mempertimbangkan jenis penelitian, hipotesis, ketersediaan dana, nilai
pentingnya penelitian, jumlah variabel, teknik pengumpulan data, akurasi hasil
yang diharapkan, besarnya populasi, dan karakteristik populasi.
Besarnya sampel untuk
penelitian korelasi dapat dihitung dengan menggunakan bantuan tabel perkiraan
yang didasarkan pada nilai koefisien korelasi. Sedang besarnya sampel untuk
penelitian komparatif atau diferensial dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagaimana yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (1997). Kedua cara ini
memerlukan penelitian pilot.
Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian kuantitatif
memusatkan perhatiannya pada variabel yang menjadi objek pengamatan atau
fenomena yang diteliti. Variabel merupakan karakteristik yang melekat pada unit
yang diamati dan mempunyai variasi. Variasi karakteristik variabel tersebut
dilambangkan dengan angka yang digunakan secara sistematis. Proses pemberian
angka pada karakteristik variabel disebut pengukuran.
Data adalah kumpulan
hasil pengukuran terhadap variabel yang berisi informasi tentang karakteristik
variabel. Berdasarkan proses pengukurannya, variabel dibedakan menjadi tiga
yaitu :
1.
Deskriptif
(karakteristiknya dapat diamati atau diukur secara langsung),
2.
Inferensial
(karakteristiknya hanya dapat diukur secara tidak langsung melalui perilaku
yang dianggap dpat mencerminkan karakteristik tersebut), dan
3.
Evaluasi
(sebagaimana inferensial tapi disertai dengan penelitian).
Instrumen adalah alat
yang digunakan untuk mengukur atau mendapatkan informasi tentang karakteristik
variabel yang melekat pada unit pengamatan dengan cara yang sistematis dan
obyektif. Instrumen yang baik harus memenuhi kriteria reliabilitas (mengukur
secara ajeg) dan validitas (benar-benar mengukur apa yang diukur). Reliabilitas
instrumen dapat diuji dengan tes stabilitas, ekuivalensi, dan konsistensi
internal (dilakukan dengan teknik belah tengah, Kuder-Richadson, dan alfa
Cronbach). Validitas instrumen dapat diuji dengan menguji kemampuan
prediktifnya, validitas isi, dan validitas konstrak.
Pengumpulan data
kuantitatif dapat dilakukan dengan teknik tes, angket, wawancara terstandar,
observasi terstruktur, dan unobtrusive. Penggunaannya tergantung pada tujuan
penelitian dan jenis datanya. Bila subyek harus memberikan respon, maka
masing-masing butir instrumen harus jelas, hanya berisi satu pokok pikiran,
berisi hal yang relevan dengan subyek, menggunakan bentuk positif, dirumuskan
secara sederhana, ditujukan pada subyek yang berkompeten.
Tes digunakan untuk
mengukur kemampuan dan mengandung jawaban yang benar atau salah. Jenis tes
diantaranya adalah normatif, terstandar, kemampuan dasar, dan pencapaian. Aspek
afektif pada umumnya diukur dengan self report, dimana subyek menunjukan
dirinya benar-benar memiliki atau tidak memiliki karakteristik sebagaimana yang
disajikan dalam butir-butir instrumen.
Angket dapat dibuat dalam bentuk
a.
Terbuka atau
tertutup,
b.
Bentuk skala
(Thurstone, Likert, perbedaan semantik),
c.
Daftar cek, dan
d.
Rangking.
Wawancara terstandar
dapat dilakukan secara terstruktur, semi terstruktur atau terbuka. Observasi
terstruktur dilakukan dengan menggunakan pedoman yang berisi tentang
karakteristik apa yang harus diamati dan bagaimana pengukurannya. Ada lima cara
perekaman dalam observasi yaitu : selang waktu, hitungan frekuensi, interval,
berlanjut, dan sampling waktu.
Pengukuran unobtrusif
menghasilkan data yang tidak dipengaruhi oleh kesadaran subyek bahwa ia
diteliti. Teknik ini dapat dilakukan dengan mengobservasi atau mengamati
peninggalan yang bersifat fisik, arsip, catatan pribadi, observasi sederhana.
Kelemahan teknik ini adalah terbatasnya informasi yang dapat diperoleh.
Analisis
Data
Setelah data terkumpul,
tugas utama peneliti adalah mengolahnya agar memungkinkan untuk analisis.
Penelitian kuantitatif memanipulasi
angka-angka untuk mendapatkan informasi tentang hasil penelitian.
Statistik merupakan
metode untuk mengorganisasikan dan menganalisis data-data kuantitatif yang
dikumpulkan melalui pengukuran. Ada dua macam statistik, yaitu deskriptif, yang
digunakan untuk meringkas atau mendeskripsikan data yang dikumpulkan melalui
sampel, dan inferensial, yang digunakan untuk memahami kenyataan yang ada dalam
populasi berdasarkan informasi yang diperoleh melalui sampel. Statistik selalu berkaitan dengan data tentang
variabel.
Data statistik ada
empat macam : nominal, ordinal, interval, dan rasio. Masing-masing
meanmempunyai sifat yang berbeda sehingga memerlukan perlakuan yang berbeda
pula.
Ukuran tendensi sentral
merupakan nilai tunggal yang menggambarkan seluruh skor sampel. Ada tiga macam
yang banyak digunakan : mean (nilai rata-rata dari seluruh sampel), median
(nilai tengah yang membagi sampel menjadi dua), mode (nilai yang paling banyak
muncul diantara yang diperoleh sampel).
Untuk mengetahui
penyebaran nilai, ada beberapa teknik statisttik yang dapat digunakan :
range/rentang (jarak antara nilai yang tertinggi dan terendah), standar deviasi
(memberikan gambaran tentang homogenitas skor sampel), varian (menggambarkan
variabilitas nilai variabel tunggal), dan kovarian (menggambarkan variabilitas
nilai variabel yang berinteraksi).
Penelitian
Deskriptif, Korelasional, Diferensial dan Sigi
Penelitian deskriptif
bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang telah terjadi dan memperlakukan
variabel secara univariat, terlepas dari variabel lain. Penelitian ini sering
kali jadi pijakan untuk penelitian lebih lanjut. Diantara jenis penelitian
deskriptif yang berusaha menyelidiki perubahan suatu fenomena yang terjadi pada
subyek adalah penelitian perkembangan yang dapat dilakukan secara longitudinal
atau silang seksional.
Penelitian korelasional
mempelajari keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lain dengan cara
menentukan tingkat hubungan di antara variabel-variabel tersebut.penelitian ini
dapat melibatkan beberapa variabel, baik secara sendiri-sendiri maupun
simultan. Penelitian korelasional tidak bisa digunakan untuk menguji hubungan
kausal, tapi semata-mata hubungan. Dalam penelitian korelasional diasumsikan
bahwa hubungan antara variabel bersifat dua arah, semata-mata hubungan.
Variabel tersebut diukur dalam waktu yang bersamaan. Tingkat hubungan
dinyatakan dengan angka yang merentang dari -1.0 sampai +1,0 yang disebut
koefisien korelasi.
Penelitian prediktif
menyelidiki tingkat hubungan dua variabel,dimana salah satu diantaranya,
kenyataannya atau diasumsikan, muncul lebih dulu dari yang lain sehingga variabel yang kedua.
Korelasi multivariat
melibatkan hubungan antara lebih dari dua variabel secara simultan. Diantara
metode analisis yang digunakan adalah regresi ganda, variabel dependennya hanya
satu, dan korelasi kanonik, yang melibatkan setidaknya dua variabel dependen secara
simultan. Korelasi multivariat memungkinkan untuk menyelidiki sumbangan suatu
variabel terhadap variansi variabel lain, baik secara terlepas maupun simultan.
Penelitian sigi
menyelidiki populasi dengan mendasarkan pada data yang dikumpulkan dari sampel.
Sigi dapat menggunakan deskriptif maupun korelasional, bahkan komparasi atau
eksplanasi. Penelitian diferensial atau komparatif menyelidiki perbedaan suatu
observasi antar kelompok atau antar observasi dari kelompok yang sama.
Penelitian diferensial dapat dilakukan dengan jalur tunggal, melihat pengaruh
variabel independen secara sendiri, atau ganda melihat pengaruh suatu variabel
independen dengan mempertimbangkan variabel yang lain secara interaktif.
Penelitian
Eksperimen dan Ex Post Facto
Penelitian eksperimen
memanipulasi kondisi dan mengelompokkan subyek secara acak atau untuk
menyelidiki pengaruh variasi kondisi tersebut terhadap variabel dependen.
Dengan kata lain, ia digunakan untuk menyeldiki hubungan sebab akibat.
Penekanan penelitian eksperimen adalah perbandingan perubahan pada variabel
dependen sebagai akibat adanya
Ada enam ciri utama penelitian
eksperimen :
1.
Ekuvalensi
statistik dari subyek dalam kelompok yang berbeda,
2.
Adanya
perbandingan antar dua kelompok atau lebih,
3.
Adanya
manipulasi perlakuan,
4.
Adanya
pengukuran untuk masing-masing variabel dependen,
5.
Penggunaan
statistik inferensial,
6.
Adanya desain
yang dapat mengontrol secara ketat variabel asing independen.
Kontrol yang ketat
terhadap variabel asing dalam penelitian eksperimen dapat meningkatkan valditas
internal hasil. Akan tetapi, kontrol yang ketat tersebut dapat mengurangi
validitas eksternalnya sehingga mengurangi manfaatnya untuk diaplikasikan pada
populasi yang luas. Perencanaan penelitian eksperimen perlu menciptakan
kelompok eksperimental dan kelompok pembandig atau kontrol, memanipulasi faktor
kelompok untuk menerima perlakuan, dan mengukur pengaruh perlakuan terhadap
perilaku (variabel dependen).
Penafsiran hasil
penelitian eksperimen dilakukan dengan cara menyingkirkan hipotesis tandinngan
yang mungkin muncul. Dalam penelitian eksperimen sejati peneliti dapat
mengontrol sebagian besar variabel asing yang menjadi ancaman validitas
internalnya, meskipun sebagian yang lain mungkin sulit dikontrol. Penelitian
eksperimen semu dari eksperimen sejati dalam hal pengelompokkan subyek. Meskipun
hasilnya tidak “sekuat” eksperimen sejati, penelitian ini sering kali silakukan
karena banyak kondisi kependidikan yang tidak memungkinkan terlaksananya
eksperimen sejati.
Penelitian eksperimen
subyek tunggal merupakan teknik untuk membuat inferensi yang kuat tentang
pengaruh perlakuan terhadap satu kelompok atau individu. Penelitian eksperimen
perlakuan tunggal menekankan pada pengujian perbedaan pengaruh suatu perlakuan
terhadap kelompok subyek yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda.
Dalam penelitian ex
post facto, tidak ada intervensi perlakuan dari peneliti karena kondisi yang
menjadi fokus sudah muncul lebih dulu. Oleh karena itu, hasilnya hanya untuk
mengidentifikasi kemungkinan, bukan keyakinan, adanya hubungan kausal. Namun
demikian, banyak hal yang tidak mungkin dilakukan eksperimen dapat diteliti
dengan desain ini.
BAB
III
PERENCANAAN
DAN PELAPORAN PENELITIAN
Proposal
Penelitian
Proposal merupakan alat
untuk mengkomunikasikan rencana penelitian kepada pihak lain sehingga perlu
dibuat kalau penelitian yang direncanakan melibatkan pihak lain. Proposal
berisi tentang apa yang akan dicari jawabannya dalam penelitian serta bagaimana
atau apa yang akan dilakukan peneliti untuk jawaban tersebut. Dua hal yang
harus dipertimbangkan dalam penulisan proposal adalah (a) isi harus ditulis
dengan jelas dan mudah dipahami, (b) penampilan fisik (misalnya) yang menarik.
Proposal setidaknya
harus berisi informasi yang penting bagi penelitian yang diusulkan. Diantara
informasi tersebut adalah :
a.
Pernyataan
masalah yang harus didukung dengan teori,
b.
Desain
penelitian yang akan digunakan dalm pelaksanaan,
c.
Relevansi dan
signifikansi penemuan.
Format proposal dibuat
sesuai dengan ketentuan lembaga atau pihak yang akan dilibatkan dalam
penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengkomunikasikan isinya.
Salah satu proposal yang dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif
pendidikan berisi :
1.
Judul,
2.
Pernyataan
masalah,
3.
Rasional,
4.
Desain,
5.
Keterbatasan,
6.
Daftar pustaka,
7.
Lampiran
Setelah proposal
selesai ditulis, perlu dilakukan evaluasi terhadap permasalahan dan metodologi.
Evaluasi dapat dilakukan oleh peneliti sendiri atau orang lain.
Laporan
Penelitian
Laporan penelitian
merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengkomunikasikan hasil
penelitian kepada pihak lain. Laporan harus berisi tentang apa yang diteliti,
dasar pemikiran yang melandasinya, apa yang dilakukan oleh peneliti dalam
menjawab permasalahan, serta hasil temuan yang diperoleh.
Ada tiga faktor yang
perlu mendapat perhatian dalam pembuatan laporan penelitian, yaitu : (a) tujuan
pembuatan laporan, (b) jenis penelitian, (c) bentuk laporan. Dalam pembuatan
laporan, peneliti harus menggunakan kata yang tepat, menghindari ketidakjalasan
kalimat, menyajikan ide secara urut, menggunakan ungkapan yang ekonomis dan
halus, mempertimbangkan pembaca laporan.
Laporan dapat disusun
dalam bentuk buku maupun artikel untuk yang berbeda. Laporan dalam bentuk buku
biasanya berisi uraian yang detail tentang berbagai aspek penelitian yang telah
dilakukan. Salah satu format laporan dalam bentuk buku setidaknya berisi bagian
pengantar, bagian tubuh dan bagian akhir. Bagian pengantar mengenalkan pembaca
tent penelitian, yang biasanya berupa halaman judul, abstrak, kata pengantar,
daftar isi, dan daftar tabel dan atau diagram. Bagian tubuh merupakan bagian
yang terpenting karena berisi apa yang diteliti, bagaimana pelaksanaan
penelitian, serta hasil yang diperoleh. Bagian ini ditulis dalam beberapa bab
yang menggambarkan proses penelitian. Bagian akhir berisi kelengkapan yang
dianggap perlu untuk memahami lebih lanjut isi bagian tubuh.
Laporan penelitian yang
telah selesai dibuat harus dievaluasi, terutama mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan permasalahan, studi kepustakaan, pernyataan masalah, metodologi, hasil,
pembahasan. Laporan penelitian dalam bentuk artikel, karena terbatasnya
halaman, biasanya hanya berisi hal yang pokok dan tidak terlalu mendetail. Meskipun
singkat, laporan harus dapat memberikan gambaran tentang proses dan hasilnya
secara jelas.
Artike penelitian dalam bidang pendidikan
biasanya berisi judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi,
kepustakaan, dan lampiran (bila dipandang perlu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar